Sementara penyair2 Indonesia masih tetap eksis dalam tahun politik yang sangat panas. Komunitas-komunitas penyair menampilkan isi yang tak bersinggungan dengan politik di tahun ini.
Komunitas aktif masih terlihat pada komunitas-komunitas nasional lama seperti Puisi Menolak Korupsi (Solo), Warung Apresiasi (Bulungan), TIM, Negeri Poci (Tegal) , Dapur Sastra (Jakarta) Lumbung Puisi ( Indramayu), Yayasan Hari Puisi Bekasi , Tembi Solo, Kindai Sastra (Banjarbaru), Bengkel Sastra Taman Maluku (Semarang), dan lain-lain.
Kegairahan pelaku sastra itu tampaknya juga semu seakan hanya untuk mengisi kegiatan ini dapat dilihat dari pada berita yang ditimbulkan kurang mendapat komentar dari masyarakat pecinta sastra. Meski belum bisa dikatakan bosan, mereka yang kita sebut sebagai pejuang-pejuang sastra itu patut mendapat acungan jempol karena merekalah yang memelihara sastra Indonesia.
Dalam tahun panas ternyata juga melahirkan banyak puisi yang di terbitkan dalam bentuk antologi baik tunggal maupun bersama. Puisi yang terbit dalam antologi-antologi itu belum mendapat sambutan masyarakat. Ini disebabkan juga karena perhatian masyarakat yang mau tidak mau digiring ke dalam wacana politik negeri ini.
Hoax menjadi trend utama negeri, puisi pun banyak yang tercipta bertema melawan hoax, namun juga tetap tak mampu menggelegar sehebat hoax. (Bersamung . Rg Bagus Warsono Kilas Balik Sastra Indonesia 2019)
Komunitas aktif masih terlihat pada komunitas-komunitas nasional lama seperti Puisi Menolak Korupsi (Solo), Warung Apresiasi (Bulungan), TIM, Negeri Poci (Tegal) , Dapur Sastra (Jakarta) Lumbung Puisi ( Indramayu), Yayasan Hari Puisi Bekasi , Tembi Solo, Kindai Sastra (Banjarbaru), Bengkel Sastra Taman Maluku (Semarang), dan lain-lain.
Kegairahan pelaku sastra itu tampaknya juga semu seakan hanya untuk mengisi kegiatan ini dapat dilihat dari pada berita yang ditimbulkan kurang mendapat komentar dari masyarakat pecinta sastra. Meski belum bisa dikatakan bosan, mereka yang kita sebut sebagai pejuang-pejuang sastra itu patut mendapat acungan jempol karena merekalah yang memelihara sastra Indonesia.
Dalam tahun panas ternyata juga melahirkan banyak puisi yang di terbitkan dalam bentuk antologi baik tunggal maupun bersama. Puisi yang terbit dalam antologi-antologi itu belum mendapat sambutan masyarakat. Ini disebabkan juga karena perhatian masyarakat yang mau tidak mau digiring ke dalam wacana politik negeri ini.
g. komunitas
Hoax menjadi trend utama negeri, puisi pun banyak yang tercipta bertema melawan hoax, namun juga tetap tak mampu menggelegar sehebat hoax. (Bersamung . Rg Bagus Warsono Kilas Balik Sastra Indonesia 2019)