Minggu, 29 Oktober 2017

Eko Saputra Poceratu dalam Kita Dijajah Lagi

Satu Lagi penyair Ganteng dan cerdas dari Ambon tak ketinggalan menulis untuk Indonesia dalam Kita Dijajah Lagi, sapa lagi kalu bukan Ecko Saputra Poceratu
Eko Saputra Poceratu

Ketika Orang Buta untuk Membaca
Keadilan

Aku duduk di kursi sekolah dan menatap ke
 depan dengan sungguh-sungguh
Untuk  mengerti mengapa kita mesti belajar
Bahwa mengapa kita memikirkan masa
 depan
Sementara negeri kita belum merdeka

Dengan menulis pun belum tentu aku
 mengerti
Dengan membaca belum tentu aku
 memahami
Maka biarlah kami cukup mencari ikan
 untuk dimakan
Dan menanam ubi untuk dijual
Demi membeli seragam
Lalu kembali ke sekolah
Duduk dengan tegang
Menerima ilmu yang kelak dipakai entah
 untuk menjajah siapa
Sedang buku dan pena aku tak punya
Sementara di kota-kota besar orang
 menukar janji dengan tulisan di atas kertas
 putih
Tanah dicuri di atas kertas putih
Sementara politisi menebar dusta untuk
 merebut posisi

Orang belajar membaca huruf dan pandai
namun pada akhirnya tak bisa membaca
 ketidakadilan
guru meniduri murid
dosen meniduri mahasiswa
pejabat meniduri pegawai negeri sipil
dan mereka tak bisa membaca diri sendiri

maka lebih baik aku menjadi anak pantai
yang mampu membelah samudera dengan
 cinta
atau anak gunung yang setia mencintai alam
dengan senyuman serta nyanyian-nyanyian
 sumbang di desa
supaya aku tidak perlu belajar menipu
 dengan kata atau dengan angka
seperti mereka yang duduk di belakang meja
berdiskusi dan merapatkan kening untuk
 seterusnya membalik meja itu juga

ubi jalar lebih bisa mengerti arah
 perjalanannya sendiri
maka lebih baik aku hidup dengan hati yang
 besar
demi mengalahkan nafsu yang sarat
nafsu yang dipakai pembesar untuk
 menikam jantung kami
lalu darahnya dipakai untuk menulis di
 papan sejarah

Awunawai, 30 Agustus 2017


Eko Saputra Poceratu, lahir di Tihulale 2 Mei 1992. Tinggal di Ambon dan melakukan kegiatan sastra di sana dengan beberapa komunitas seni dan para penyair lokal.