Syarif hidayatullah
Nun yang bercerita tentang mimpi di kaki bukit
Yang berenang bersama jentik-jentik nyamuk
Sedang katak hanya mampu berceloteh kosong
Dengan keangkuhan yang menggelikan
Nun yang bercerita tentang hujan di sela tawa dan senyuman
Sedang kerenyahan matahari di tertawakan oleh lumut yang menghijau
Karatan-karatan tanah yang menguning dengan bangkai-bangkai perusak bumi
Pohon tak lagi tumbuh
Ia melapuk dalam kebiadaban
Alif yang tegak menjulang di dasar nun yang bergenang kubangan
Pulau-pulau semakin dekat dengan nun
Sedang alif semakin sering dirobohkan
Terkoyak kenistaan
Alif yang tersenyum getir dengan nun
Menangis iba bersama hentakan kaki
Langit penghibur lara
Sedang mesin terus meneriakkan keangkuhannya
Ku punya mimpi
Alif yang tumbuh di atas nun
Hingga bersemayam hutan, kampungku
Besok aku ingin mereka bersatu di atas pulau ini
Nun dan Alif kampungku
-di atas pulau terapungNun yang bercerita tentang mimpi di kaki bukit
Yang berenang bersama jentik-jentik nyamuk
Sedang katak hanya mampu berceloteh kosong
Dengan keangkuhan yang menggelikan
Nun yang bercerita tentang hujan di sela tawa dan senyuman
Sedang kerenyahan matahari di tertawakan oleh lumut yang menghijau
Karatan-karatan tanah yang menguning dengan bangkai-bangkai perusak bumi
Pohon tak lagi tumbuh
Ia melapuk dalam kebiadaban
Alif yang tegak menjulang di dasar nun yang bergenang kubangan
Pulau-pulau semakin dekat dengan nun
Sedang alif semakin sering dirobohkan
Terkoyak kenistaan
Alif yang tersenyum getir dengan nun
Menangis iba bersama hentakan kaki
Langit penghibur lara
Sedang mesin terus meneriakkan keangkuhannya
Ku punya mimpi
Alif yang tumbuh di atas nun
Hingga bersemayam hutan, kampungku
Besok aku ingin mereka bersatu di atas pulau ini
Banjarmasin, 16 desember 2013