Kamis, 09 Februari 2017

Dewi Lestari

Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee (lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 41 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.

Sebelum Supernova keluar, tak banyak orang yang tahu kalau Dee telah sering menulis. Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul "Sikat Gigi" pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan berskala kecil untuk kalangan sendiri. Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul "Ekspresi" ke majalah Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul "Rico the Coro" yang dimuat di majalah Mode. Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah.
Novel pertamanya yang sensasional, Supernova Satu : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, dirilis 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan “Supernova Satu” edisi Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.
Supernova pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books. Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.
Sukses dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul "Akar" pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan ke 2 dan seterusnya.
Pada bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiganya, Supernova episode PETIR. Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja, ia memasukkan 4 tokoh baru dalam PETIR. Salah satunya adalah Elektra, tokoh sentral yang ada di novel tersebut.
Lama tidak menghasilkan karya, pada bulan Agustus 2008, Dee merilis novel terbarunya yaitu RECTOVERSO yang merupakan paduan fiksi dan musik. Tema yang diusung adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Recto Verso-pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tetapi sesungguhnya satu kesatuan. Saling melengkapi. Buku RECTOVERSO terdiri dari 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan. Tagline dari buku ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya. Website khusus mengenai ulasan buku RECTOVERSO ada di www.dee-rectoverso.com
Pada Agustus 2009, Dee menerbitkan novel Perahu Kertas. Tahun 2012, Dee kembali mengeluarkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul PARTIKEL dengan tokoh utama Zarah.
Oktober 2014, Dee menerbitkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul GELOMBANG dengan tokoh utama Alfa.

Pada tanggal 26 Februari 2016, novel terakhir serial Supernova dengan judul Inteligensia Embun Pagi (IEP) telah beredar di toko buku di Indonesia, dimana sebelumnya Dee menjualnya dengan sistem pre order IEP bertandatangan yang dilangsungkan selama 19 hari. Akibat yang harus ia tanggung adalah menandatangani ribuan buku IEP pesanan pembaca setianya, atau yang biasa disebut "addeection".

Kamis, 19 Januari 2017

Muara Pendaratan Ikan Karang Song Indramayu.

Ternyata kearifan lokal banyak sekali sebagai bahan tulisan yang tidak pernah habis untuk terus digali. Hanya terkadang kita tak peduli dengan tempat dimana kita tinggal. Lingkungan sekitar sebetulnya memberi tahu agar kita mampu beradaptasi. Orang terkadang memandang sebelah mata sisi kehidupan masyarakat yang keras karena memang harus mempertahankan hidup, kaena kita tidak menyadari andai seperti mereka masyarakat yang berpengharapan tidak pasti tapi mampu mempertahankan hidup.

Kamis, 12 Januari 2017

Ikutilah antologi bersama di Lumbung Puisi Jilid V Penyair Indonesia

   Setelah sukses di antologi jilid IV yang bertema margasatwa, dan mendapat apresiasi berbagai kalangan peminat sastra, kami semua terus berkretif untuk maju seiring zaman. Itulah arti dokumetasi itu
Bagaimana membuat puisi tentang sex tetapi tidak melecehkan perempuan, tidak mengandung sara, tidak vulgar, tidak menggunakan kata-kata jorok, tetapi menghibur, lucu dan enak dibaca, syukur berguna bagi pendidikan remaja. Itulah tema Lumbung Puisi Jilid V yang akan dimulai 1 Januari 2017 sampai 21 April 2017.
Sebuah antologi yang menarik minat baca. Antologi bersama. Penyair-penyair yang mampu membaca zaman. Sebuah buku yang mencatat perkembangan dari setiap perubahan. Dari dinamika kehidupan negeri. Menyuguhkan bacaan segar Karya penyair kita . Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid V dengan tema sex berpola glayengan sakarepmu. Dengan melibatkan penyair-penyair beken Dipengantari Sosiawan Leak dan diulas olehku sendiri. Kirim mulai sekarang dengan dedlinne 6 April  2017 ke
 gus.warsono@gmail.com
agus.warsono@ymail.com
dan berpartisipasi kegiatan 97rb .
Dan Lumbung Puisi Jilid V 2017 yang bertema sex ini dibuka mulai 6 Januri 2017 dengan deadline 6 April 2017 dan diharapkan kelar 21 April 2017 cukup lama untuk merangkai puisi kita.

Di sini Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid V 2017
Sebuah kegiatan kecil dalam rangka Dokumentasi Puisi Sastrawan Indonesia Modern.
     Sastrawan Indonesia khusus penyair semakin terdesak dengan perkembangan zaman semakin global. Produk puisi sudah menjadi barang murahan karena produknya yang berlimpah tanpa pelanggan. Di Lumbung Puisi ini biarkan kecil asalkan khas tersendiri.
Dan tema lumbungmu adalah tentang puisi bertema sex untuk pendidikan remaja dan dewasa dengan pola glayengan sakarepmu , lucu , segar , dan syukur dengan ada pesan pendidikan bagi remaja, pesan moral, dan pesan kesehatan.
Dan Lumbung Puisi Jilid V 2017 yang bertema sex ini dibuka mulai 6 Januri 2017 dengan deadline 6 April 2017 dan diharapkan kelar 21 April 2017 cukup lama untuk merangkai puisi kita.
Pengisi Lumbung Puisi Jilid V 2017 ini tentu saja bagi yang suka-suka saja. Silahkan mengirim puisi betema sex tersebut ke gus.warsono@gmail.com maksimal 3 puisi , biodata terkini dan kesediaan siap berpartisipasi memberi dana kegiatan dokumentasi ini minimal 97rb rupiah.


Puisi Contoh :



Cipok
Ibu muda bikin iri leher penjual sayur
tubuh mulus putih lagi
lagi ditutup daster
mang kumis melirik tajam
pada belahan yang mirip batok tengkurab
merah karena dieram
mangga gincu
esok ibu muda bikin ngiler
tubuh mulus seseg lagi
lagi ditutup rambut sebahu
Pak RT mengerut kening
pada gulu yang berkerut montok
hitam kemerahan karena masak
buah duwet jatuh
lusa ibu muda bikin kasemsem
merah hijau di lengan ketiak
berlekton ketat
tak mungkin abang salah alamat
tawon bolu tak memilih lokasi sengat
Ketika pulang kerumah
ada cipok berwana putih
tidak kerudung tidak kain
nempel di kening
apa semalam salah menggigit
kok dicipok malah pusing !
katanya gara-gara ditagih cipokmu
tiga bulan telat bayar !
(rg bagus w 2017)

Mendoan
makin lama semakin keras
apalagi ibu mempermainkan ujung gagangnya
dicelub
gigesek-gesek memutar
tertindih gagangmu
lalu ganti menindih
ibu berpeluh semakin panas
ketika keluar , ibu segera benamkan lagi
kamu makin keras
keringat menetep kau makin kuat
tak tahan lalu melepas
mengangkat dan berbaring bersama
kering keringat menempel dengan gagang digenggam
kau tak kuat lama bermain
kerasmmu hanya sementara
bapak cuma mendoan
'plung lalu dientas. (rg bagus w 2017).

Enaknya mandi bareng
saling tahu milik kita
tak ada rahasia jasmani
saling mengagumi memaklumi.
Ketika kau mendahului. segera kumelepas baju,
ketika kau menyelam, aku benamkan kepala sambil pejamkan mata.
Kau ke tengah aku semakin cepat kakiku mengayuh.
kau terengah engah kecapaian senyum tertawa bersama ke pingir .
Kau memang kuat
kita saling memuji.
Kalau libur kita mandi bareng lagi
di sungai kata kawanku sambil melambaikan bajunya basah.
 ya kataku sambil berlari ingin makan.
(rg bagus warsono 2017 ),

Kamis, 08 Desember 2016

Banyak yang tertarik pada kegiatan sastra bertema alam seperti Temu Kecil Penyair Mancing

Siapa tahu nanti orang Malaysia dan Brunai tertarik kegiatan kecil ini karena pancaran tulisan, Setidaknya menjadi contoh pengembangan pola promosi wisata daerah yang dilakukan penyair. Dan yang hadir di menjadi senang karena menjadi orang pertama yang melakukan.
Sebuah respon positif dari sahabat penyair di luar negeri.

Pertama di Indonesia , Temu Kecil Penyair, Mancing

Pertama di Indonesia
Kegiatan Sastra bertema alam dalam Sejenak Sahabat Penyair Bersama Alam berjudul Penyair Mancing (Time Friends With Nature) di Sanggar Sastra Meronte Jaring Indramayu adalah event sastra penyair Indonesia yang pertama melakukan pendekatan alam dan kehidupan nelayan serta pola promosi wisata daerah yang dilakukan penyair. Meski kegiatan sastra biasa kecil dan terbatas ini, memiliki keunikan tersendiri dimana mempromosikan puisi dan penyairnya kepada masyarakat melalui hasil kegiatan berupa portofolio video yang akan diperkenalkan di youtube. Kegiatan ini juga menyikapi semakin memasyarakatnya penggunaan media internet dengan produk sastra yang turut menyikapi perkembangan.
Penyair Mancing juga adalah bentuk rekreasi produksi sastra dimana dari jelajah wisata alam akan ditarik karya baru yang menyentuh kehidupan nelayan pantura.

Selasa, 29 November 2016

Benua dalam petaku adalah air

Benua dalam petaku adalah air
ombak, badai, riak dan percik air
mandiku adalah angin
dingin, topan, dan beliung angin
aku merasa terhuyung didaratmu kawan
biarlah kami hanya di bibir pantai

Rg Bagus Warsono
Indramayu, Juni 2015


biarkan damai

biarkan damai
dihati nelayan
jangan kau perbaiki perahu rusaknya
kau pindahkan rumah di komplek indah
kau servis mesin karatan
kau ganti bendera kumal
atau kau tawarkan air asinku
biarkan damai
Indramayu, Juni 2015

Penghargaan Sastrawan Utama



Penghargaan Sastrawan Utama
Adalah penghargaan kepada sastrawan yang mengabdikan dirinya pada dunia sastra Indonesia baik dalam bahasa Nasional maupun bahasa Daerah serta pengabdian sastra dalam menjaga kelestarian kearifan lokal yang diberikan oleh Himpunan Masyarakat Gembar Membaca. Penghargan ini diberikan setiap tahun sekali yang diserahkan oleh sastrawan generasi muda sebagai penghormatan dan pernyataan bahwa sastra Indonesia tetap lestari. Menyatakan bahwa kaum muda selalu menghargai suri tauladan sastrawan pendahulunya.

Saat Sahabat Bersama Alam

 Sebuah kegiatan sastra kecil yang diprakarsai penyair Rg Bagus Warsono dalam menyuguhkan karyanya antologi bahari Sekeranjang Ikan. Pertemuan Kecil ini mengundang sahabat penyair Nasional untuk menikmati indahnya muara sungai Cimanuk tepatnya di pelabuhan pendaratan ikan Karang Song. Tentu saja sambil membaca puisi dengan mengambilan latar pemandangan perahu-perahu nelayan yang ditambat di sepanjang sungai Cimanuk.

Sabtu, 26 November 2016

Time Friends with nature , Temu kecil penyair Mancing



Sastrawan Tak Pernah Lelah

Demikian sangat padat beraneka kegiatan sastra di akhir 2016 ini, oleh berbagai komunitas sastra di seluruh pelosok Tanah Air. Kegiatan yang sangat bermanfaat bahkan diperlukan dikala negeri tengah dalam pancaroba.
Masyarakat sastra yang tercermin dalam karya-karya mereka mendukung kehidupan aman, demokratis serta semangat reformasi negeri. Tetapi masyarakat sastra Indonesia sadar betul bahwa benturan terhadap reformasi adalah warga negara Indonesia sendiri yang bukan tidak mau untuk reformasi tetapi ada melekat pada hati mereka sesuatu yang ingin agar apa yang dimilikinya sekarang ini tidak lepas begitu saja, seperti kekuasaan, jabatan, fasllitas, serta jaminan yang mereka slalu terima tanpa memberi imbal balik pada negeri ini.
Bahkan banyak orang diluar komunitas sastra mencibir kegiatan-kegiatan sastra sebagai kegiatan yang tak guna. Mentertawakan dan tak peduli. Ini dikarenakan tidak pahamnya wawasan serta jiwa seni dan belum melekatnya rasa nasionalism serta kesadaran bahwa penumbuhan karakter bangsa itu berawal dari membaca dan membaca.
Sentuhan-sentuhan jiwa agar menjalin kehidupan lebih baik melalui karya sastra sepertinya belum mempan untuk masuk dalam jiwa mereka yang seperti batu. Sampai-sampai tokoh-tokoh sastra mencetus dan berbuat terang-terangan tanpa dibalut dengan sindiran dalam karya-karya mereka walau tetap dalam nuansa seni. Antologi Puisi Menolak Korupsi, Memo Wakil Rakyat , Memo Presiden, Memo Anti Terorisme adalah judul yang lebih transparan agar mudah dicerna oleh siapa saja. Judul-judul yang diharapkan akan dapat langsung menyentuh dan meluluhkan hati manusia beku yang masih memiliki jiwa serakah, tamak, rakus, dan raja tega.
Kita (para seniman/sastrawan) tidak boleh putus asa untuk melawan hati manusia-manusia beku yang ingin mempertahankan jiwa kotor (rakus, serakah, tamak, dan raja tega) yang seperti tak menerima reformasi ke arah yang lebih baik negeri ini. Salut atas berbagai sahabat, yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, di seluruh Tanah Air ini di berbagai komunitas , akan tak pernah lelahnya perjuangan demi kehidupan Indonesia yang lebih baik melalui karya dan kegiatan sastra. (rg bagus w-26-11-2016)

Jumat, 25 November 2016

Apa itu Geguritan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Geguritan (berasal dari bahasa Jawa Tengahan, kata dasar: gurit, berarti "tatahan", "coretan") merupakan bentuk puisi yang berkembang di kalangan penutur bahasa Jawa dan Bali.
Geguritan berkembang dari tembang, sehingga dikenal beberapa bentuk geguritan yang berbeda. Dalam bentuk yang awal, geguritan berwujud nyanyian yang memiliki sanjak tertentu[1]. Di Bali berkembang bentuk geguritan semacam ini. Pengertian geguritan di Jawa telah berkembang menjadi sinonim dengan puisi bebas, yaitu puisi yang tidak mengikatkan diri pada aturan metrum, sajak, serta lagu ([2].
Geguritan merupakan salah satu penciri sastra Jawa Modern yang sangat berkembang, diajarkan di sekolah-sekolah dan kerap dilombakan.


1.
Telembuk Pinggir Dalan

Kelangan genah
Dibongkar sebabe gubug liar
Balik durung olih duit
Ngenteni apa gubug wis ambruk
Langganan marek gawa trek
Dadi kenek mendi parane
Balik liwat
Gubuge wis ngadeg
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016


2.
Sega Lengko Laka Godhonge

Waktu zaman semana
Najan dipincuk biting godong klutuk
isine bener
Ambune sedep
Rasane enak lan memaningen
Saiki sega lengko blaratan laka wadahe
Piring sendok umume
Ngalor ngidul rasane
Laka wong nandur gedang
latar ketutup mobil
pekarangan pepet tangga
tegalan digawe petakan umah
bumbu paduan bae
kader kari mangan.
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016



3.
Pari Meteng

Lebar tandur
Pari meteng royo-royo
Sedapur akeh anake
Akeh anak akeh rezekine
Rezeki akeh reriwae
Ana perabot lan sandang yarnen
Ana semprot laka obate
Ana pupuk laka karunge
Duite bae ceg!
Ora let sue kembang pari
Kudu ditiliki
Tikus wereng ngumpet tegalan
Nonggoni Pari meteng .
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016






4.
Telembuk Tua

Telembuk tua nyambi dagang
Sapa weruh ana wong kesasar
Lambe abang pupur medok
Rai kaya berokan
Ngenteni wayah apa
Sing tuku wong tua
Duit ngepas butuh nginung
Rumangsa tua
Wareg dosa
Kelingan zaman semana
Wong lanang kabeh dilelara
Itung-itung pangapura
Ngormati wong tua.
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016


5.


Udan Ngrekicek

Ora mari-mari udan ngrekicek
kepengene memangan
tapi duit ora nduwe
genteng lawas wis pada bocor
swarane tetesan banyu diwadahi kaleng
pletak-pletok madanni sing duwe umah
bonggan dadi wong mlarat
jogan anyeb
wetheng anyeb
pengene memangan
tapi duit ora nduwe
                                                                          

 6.

Rame-rame Ngamen Ngemis ning Jakarta

Udan rendeng
tani wis tandur banyu tuku
pupuk ditawur mendunge kandel
banyu teka winih wayah meteng kebanjiran
pari rebah, gabah gabug
panen enteng timbangane
ditagih banyu
ditagih pupuk
ditagih bibit
ulu-ulu malang kerik
gabah ditimbang masih teles
boro-boro nyaur utang
mangan bedinan dadak luruh
sawah manjing gade
diedol sekalian
lebar
rame-rame ngamen ngemis ning Jakarta.
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016



7.
Kalungan Sarung

Kalungan Sarung
Wong nom kalungan sarung
Nembe teka mayang
Along ora along duit nggegem
Kalungan sarung
Nongkrong ning warung
Rokok dji samsoe ora ucul
Pesam-pesem
Kulit ireng banyu laut
Manis gagah
Nelayan sing along
Celana bolong
Prawan randa akeh sing seneng
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016



8.
Sekolah Isine Patungan

Sekolah Isine Patungan
Jarene guru wis mulya
numpake mangkat mulang rodane papat
umahe gedong rajeg wesi
mulang klambine apik kudunge anyar
sepatune mengkilap disemir
nyatane arep dagang
sekolah dadi toko kriditan
muride pinter tapi keder
kabeh aturan ana regane
patungan tuku buku langka lirenne
Bocah minder
wong tua murid mblenger
saben dina kudu ana
patungan werna-werna
guru saiki ora nduweni rai
rai kandel ilmune ngedabel .
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016


9.
Sawah Manjing Gade

Sawah Manjing Gade
Pari teles ditimbang
Obat nagih
Banyu nagih
Sing dipe ding dalan
Diselip kondangan
Lebar panen gabah wis garing
Garing pelataran
Seliter beras sisa nggo mangan
Lebar panen sawah manjing gade.
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016







10.
Kuwu Rabi Loro

Dudu Kuwu yen durung rabi loro
Pimpinan kudu bisa mbagi
Rumah tangga iku bukti
Bijaksanane pribadi
Kuwune sedesa
Kuwune perkara
Kuwune sapa
Rabi sing endi
Rabi sing dibagi
RgBagus Warsono, 23 Januari 2016









11.

Bubur abang bubur putih ,

Manise bubur abang saka gula klapa diarani gula jawa
Gurihe bubur putih campur parudan klapa
nylameti sadulur kabeh
sedulur papat lima pancer
sing njaga awak badan lunga mendi parane
pojoke bumi, tengahe alas pinggire segara benua liya
paribasa kulit diseset
luruh sejatine seniman
temu kanca bebatiran
dadiya sadulur becik
angger bakale mulya
kesohor becike
weruh kabeh karyane
dadia sastrawan Indonesia kang mumpuni
lan ora adigang adiguna
iku penyair sing dijakuk
rg bagus warsono 15-2-16





12.
Kabeh sadulur

Kabeh sadulur
kesambet oyod waru tengahe alas
ora bisa balik kesasar
kali gedhe akeh sanca welang
papagan sapa sira
wong luruh kayu pang jati
mampira umah gubug pinggir blumbang
aku sadulurmu jarene
wong sing ra'tau weruh nembe ketemu
adoh saka gili
adoh gemebyare lampu
andon mangan lan turu
crita sing kapungkur
bakalan ketekan sadulur
saking awang-awang
ana rupa ana swara
mung gambar lan wacana
ketemu sedulur anyar sing becik
nyapa lan rangkulan karo tulisan
aku sedulurmu
ya saiki mundak tambah rame
ora kudu sekampung
sedulurku akeh sampe sebrang samudra
kabeh sedulur
rg bagus w 30.3.16



13.
Bancakan Dudu Sesajen

Bancakan Dudu Sesajen
Jare Kanjeng Nabi
Syukur iku maknane iman
Ora kudu wah
ora bae mewah
setitik asal maler
akeh mampune sing niat
Nganggo nylameti sing dibangun
puisi sakarepmu
oleh kabeh pujangga
sing gawe lantaran nyipta
aksarane guritan sekarepmu
lumrahe olih kabegjan
kesohor se nusantara
jejaluk slamet kabeh penyair
bancakan melu ngincipi
sega kuning rumbah edan
iwak petek urab godong kacang
tempe seiris tahu setugel
dadar dibagi papat
dipangan bareng sadulur kabeh
tandane syukur alhamdulillah
bacakan dudu sesajen.
rg bagus w 16-2-2015




14.Sambeledan

Sabel edan godong pekarangan
Pace, bendara, weluntas, kerma
Jantunge gedang boled abang
Sambel trasi ceplik parudan klapa
Gula jawa manis sedepe
Tangga kuduman sepincukan
Pegawean wong wadon dolanan
Laka rega enak dipangan.
 RgBagus Warsono, 20 Januari 2016
    








15.Jaragan

Sawah kuninge bareng
Sapa sing nandur sampean sing panen
Sawah sekotak dadi rebutan
Sawah adoh dalane becek
Pari tua laka sing manen
Ora kecebak wong jaragan
Dipanen batur tukaran
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016



16.
Gotong Singa

Wong hajat
Bengi organ esuk gotong singa
Jalukane wong enom
Durung duegawe baka durung nginung anggur
Nanggap organ gotong singa
Diarak sedalan desa
Jogedan karo nginung anggur
Singane mantuk-mantuk kesenengen
Gotong singa budaya liya kanggo ning kita.
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016



17.
Bebek Goreng Pinggir Dalan Wayah Sore


Bebek goreng pingir dalan wayah sore
Nyediakna wong wadon ora masak
Bonggan langka sega uduk
Bonggan langka sega lengko
Dasar kudune mangan enak
Bebek siji ditugel dadi wolu
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016









18.
Ngamen Taperecorder

Langka wong melas wong males
Sira bias nembang
Apa maning lagu dangdut
Sira sing nembang wong lanang seneng
Asal sing kuat gawa taperecorder
Munggah mudun bis pantura
Bagen olih setitik
Dari pada sepi panggungan
Nerusna bakat kang dipendem
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016












19.
isyarat jagat

kucing mlumpat kuta astana
gondol iwak nganti kengser
senapati mrentah nyandak maling
maling ndekem pengawal mlayu
raja gemuyu pesam-pesem
sebab raja ora mangan iwak
lemah panas disiram udan
mambu ampo juadah pasar
suket garing nglalar oyod
latar kebek runtah godong garing
gendeng dadi bersih awu
RgBagus Warsono, 20 Januari 2016


 

21

Wedang Jahe Abang

Wedang jahe abang batur lek-lekan
Diinung kebul-kebul
ngobrol ngalor ngidul
disruput alon-alon
wedang jahe abang majikan kang ngirit
wedangan
jabure gorengan boled utawa mendoan
disruput maning kaboran luwih jero
ora krasa wis tengah wengi
awak tetep anget ora peduli embun wis netes
mata pera majikan seneng
lek-lekan wong tua-tua
kaya tuane jahe abang
pating pengkerut saya akeh
wedang jahe abang diwantu
majikan mung mesam-mesem.
(Dermayu, 10-10-2016)




 
22.

Awan Terang Bengi Udan

Turu ngringkel sarungan
nutupi awak krasa nggigil
kekepan rabi ora adus
kerna awak lagi atis
Bengi udan ora mari-mari
ngadem-adem seisi bumi kang wis panas
ora peduli dalan lan sawah ketutup banyu
esuk tibane udan gerimis
nggrigis sampe ora krasa esuk apa awan
Tibane awan wis terang
sore mendung ning awang-awang
ngenteni wayah bengi.
(Dermayu, 11-10-16)








 
23.


            Ngenes Akeh Utange

Sapa wonge sing dadi pamong ora nduwe utang?
Gajie gedhe tapi ora nampa se-sen
cukup nggo bayar utang
cicilan werna-werna
tapi pancen dudu aku dewek
wong lia uga akeh sing nelangsa
jarene pamong iku katon seneng                                        
padahal mung sawang-sinawang
rumah tangga wong dhewek-dhewek
ngucap syukur wis pirang-pirang
unggal tahun laka perubahan
bonggan dadi pamong
(Dudu Puisi, Rg Bagus W. 9-10-2016)


Tentang Penulis

Rg Bagus Warsono nama lainnya Agus Warsono  atau Bagus Warsono lahir di Tegal, Jawa Tengah, 29 Agustus 1965,  umur 49 tahun adalah sastrawan Indonesia . Menulis sejak bangku sekolah berupa puisi di Pikiran Rakyat Edisi Cirebon, dan sejak tahun 1985 menulis puisi, cerpen, cerpen anak dan artikel di berbagai media massa di antara lain majalah Gentra Pramuka, Bekal Pembina, Mingguan Pelajar, Pikiran Rakyat, Suara Karya, Binakop, Bhinneka Karya Winaya, Suara Guru, dan Suara Daerah. Buku puisinya antara lain Bunyikan Aksara Hatimu 1992 diterbitkan Sibuku Media  2014 {1} ; Jangan Jadi sastrawan , Indhi Publishing 2014 {2}; Jakarta Tak Mau Pindah diterbitkan  Indhie publishing, Jakarta 2014 {3}; Si Bung, Leutikaprio , Yogyakarta 2014 {3}; Surau Kampung Gelatik  diterbitkan  Sibuku Media , Jogyakarta 2015 {1} dan Mas Karebet , Sibuku Media , Yogyakarta 2015 {1}. Selain sebagai penyair, dia mendirikan Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM). Sebagai seorang sastrawan ia dikenal  juga seorang pelukis {4}yang tinggal di sanggar sastra dan lukis Meronte Jaring di Indramayu Jawa Barat Indonesia. Kehidupan pribadi :Setamat SPG melanjutkan ke UTPGSD , kemudian ke STAI Salahudin di Jakarta, dan Mengambil Magister STIA Yappan Jakarta. Sambil menjadi Guru , dia menggeluti profesi sebagai jurnalis sejak tahun (1992), reporter Majalah Gentra Pramuka dan Hamdalah (1999), dan pengamat sinetron. Kini, Rg Bagus Warsono adalah pengasuh sanggar sastra Meronte jaring di Indramayu yang didirikan 2011 dan coordinator Himpunan Masyarakat Gemar membaca sejak tahun 1992. Sejak tahun 2014 dia adalah penggagas antologi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia yang dikelolanya sejak 2013 untuk mendokumentasikan karya-karya penyair terkini dari seluruh Indonesia yang pada Lumbung Pusi sastrawan Indonesia 3 diterbitkan oleh Sibuku Media Jogyakarta, 2015. Aktif sebagai penggagas, kurator, editor, sekaligus ikut membidani terbitnya buku Saksi Ibu Melihat reformasi 2012. Karya Pribadi:Bunyikan Aksara Hatimu ( Sibuku, Jogyakarta 2014),Jangan Jadi sastrawan (Indie Publishing, Jakarta 2014), Jakarta Tak Mau Pindah (Indie Publishing, Jakarta 2014), Si Bung (Leutikaprio , Jogyakarta 2014),Mas Karebet ( Sibuku, Jogyakarta 2015),Surau Kampung Gelatik ( Sibuku, Jogyakarta 2015), Satu Keranjang Ikan (Sibuku, Yogyakarta 2016). Karya bersama :Puisi Menolak Korupsi,Memo untuk Presiden, Puisi Anti Terorisme,Tifa Nusantara 1,Tifa Nusantara 2, Sakarepmu. Kiprah kesenian: Menyelenggarakan berbagai Lomba Baca / cipata Puisi , dan mengasuh remaja belajar sastra di sanggar Meronte Jaring , Indramayu Jawa Barat  , dan menggagas terbitnya dokumentasi puisi sastrawan Indonesia yang diberi nama Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia.Penghargaan :Penulis Cerita Anak Depdikbud 2004