Sabtu, 03 Oktober 2015

Puisi dibacakan di hari Batik Nasional



Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Pada tanggal ini, beragam lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik.

Pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO yaitu Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia.

Bertepatan dengan hari Batik itu, Jumat 2 Oktber 2015 Penyair Rg Bagus Warsono membacakan puisi-puisi batik di pusat batik Paoman Indramayu di Pameran Pembangunan Indramayu, berikut puisi-puisinya :
Puisi Batik Dihari Batik Karya Rg Bagus Warsono

 Terangi lampu Mbok tuamu
yang membidik gambar warisan leluhur
dan sediakan teh manis Mbok tuamu
Agar tak lelah oleh panas perapian malam
Lalu sediakan sepotong sirih
untuk Simbok tuamu yang pernah menyelimutimu




 tak ada salah menoreh
karna hati menjadi satu
Canting jari hatimu sendiri
menyatu lembar lembar mori
putih tertiup angin
kau mencetak cerita baru



menelusuri garis yang telah toreh sendiri
menebalkan jalan setapak yang dilaluimu
mewarai diri apa yang dijalani
dan menebalkan warna ciri seni
kau bebas melalui jalanmu
membatik diri





 Bilakah pencinta seni
menjalin hati batikmu sendiri
menambah cantik rupamu gadis
tampan wajahmu pemuda
menambah pesona penampilan Bapak hari ini
dan ibu terlihat merangsang Bapak





 Menunggu kering diangin
menunggu teman selesai
atau kau dahului menikah
padahah aku tak menyuruhmu menunggu
Simbokmu rela melepasmu pergi
asalkan esok kembali lagi
dengan baju batik yang lain





Biarkan malam meleleh kering
asalkan tlah menggores
Biarkan malam mengering dingin
asalkan selembar usai
Atau kau terlalu encer
dan tiupan bisikan hati agar tak lagi tersumbat





 Kenapa menyuruh jatuh cinta
padahal sejak sekolah kau mencintaiku
dengan seragam yang kancingnya lepas
karena senda guraumu lucu
Kenapa kau menyuruh rindu
padahal sejak ku pergi
sms-ku terkirim pada namamu
yang slalu ada dihati
Duhai gadis berbaju batik





 Tlah lama ibu membatik
tapi tak selembar kain disimpan
kapan ibu buatkan baju batik
aku sudah gadis ibu
tinggalkan selembar kain saja
untuk kenang-kenangan






 Ajari aku membatik
agar aku bisa berdadan cantik
Ajari aku membatik
agar aku mewarisi ilmu
Ajari aku membatik
agar aku menjadi seperti ibu




Dia berjalan selebar lipatan kain
Sidomukti dan selendang liris
melangkah ke panggung keroncong simfoni
Putri Solo ataukah gadis Pekalongan
Bukankah gadis Trusmi
ah itu Ibu Indonesia.

Ilustrasi foto dari berbagai sumber.



Kamis, 24 September 2015

Mengenal Macam Tipe Penyair

Bukanlah penyair jika tidak bersyair yakni membuat syair (puisi). Meski demikian penyair Indonesia memiliki tipe personal yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat beberapa penyair Indonesia yang memiliki tipe tersendiri.

1. Eksentrik
Eksentrik adalah tampilan keanehan individu . Bisa pada penampilan berdandan, tingkah laku, dan perbuatan.
Penyair-penyair bertipe ini banyak dijumpai di mana-mana. Eksenriknya kadang lebih ketara sehingga menjadi kesatuan dengan namanya bahkan cirinya malah lebih menonjol. Mari kita lihat penyair kita Saut Situmorang. Menurut Anda apa yang melekat eksentriknya? tentulah tampilan rambutnya yang panjang dikelabang bukan. Penyair berpenampilan nyentrik ini pun melekat juga dengan cara bernandannya. Eksentrik menjadikan sesuatu melekat dengan jiwa seni itu. Misalnya pelukis banyak berpenampilan eksentrik, dan kini penyair pun banyak yang eksentrik. Kita mengenal Sosiawan Leak, Saut Situmorang, Eko Tunas, Isbedy ZS Stiawan, Suratdji Cazoum Bachri mereka tidak saja dikenal namanya tetapi begitu melihat cirinya orang langsung tahu siapa dia.





2. Intelektual/Investigative
Adalah tipe penyair yang berkepribadian intelektual yang slalu ditandai dengan berbagai kemampuan abstrak. Mereka memecahkan masalah tidak tergantung dengan pengamatan pribadinya saja tetapi memcahkan masalah dengan evektif dan efisien dengan diperlukan intelegensi, imajenasi, serta kepekaannya terhadap masalah intelektual dan fisik. Namun mengambil keputusan bisa lama dan bertahap karena harus objektif dan dapat diukur.. Biasanya banyak dari kalangan akademik. Merka adalah penyair top yang banyak karya bukunya tidak saja fiksi tetapi bersifat non fiksi dalam kesusastraan kita. Mereka adalah Penyair Goenawan Muhammad, Jamal D. Rahman II, Maman S Mahayana, KH Mustofa Bisri, dll.






3. Akademik
Adalah tipe penyair yang tak lepas dari jiwa mendidik (guru). Kadang lebih pada tokoh pendidikan. Mereka tak memikirkan sedikitpun akan nama popularitas pribadi tetapi lebih bagaimana orang lain dapat menerima apa yang dilahirkan dari pemikirannya. Penyair ini biasanya dari kalangan guru, namun popularitas lebih pada yang berada di perguruan tinggi atau lembaga penelitian , kita mengenal Soebakdi Soemanto, Ratna Indraswari, atau Helvi Tiana Rossa juga banyak yang lain.




4. Multi Talent Profesional Intertaiment
Tipe ini memang tidak terlalu banyak, tetapi dapat menjadikan inspirator bagi yang lain , sebab bagaimana pun profesional sangat dibutuhkan agar tidak saja meraih popularitas tetapi meraih materi. Mereka ternyata memiliki banyak talenta yang pada tiap-tiap kepiawaiannya dapat bertindak secara profesional tetapi dalam satu kesatuan seni yang dimilikinya. Sebut kita mengenal Ebiet G Ade, Emha Ainun Nadjib, Iwan Fals. Rieke Diah Pitaloka (oneng). Ebiet dan Iwan Fals sebetulnya adalah juga penyair dengan karya bagus yang dipopulairkan lewat talenta lain yang dimilikinya. Tentu saja masih banyak penyair memeiliki Multi Talent ini seperti penyair juga pelukis, penyair juga dalag wayang, atau penyair juga pelawak.





Sabtu, 19 September 2015

Hati hati kuliah Kelas Jauh Jangan-jangan Abal-abal

Berikut klipiing koran kegiatan wisuda abal-abal :

TEMPO.CO, Banten - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menggerebek acara wisuda abal-abal di kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Provinsi Banten, Sabtu, 19 September 2015.

"Mereka melakukan pembelajaran kelas jauh dan setelah ditelusuri ternyata tidak ada pembelajaran. Jadi seperti jual-beli ijazah. Ini pelanggaran," kata Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Supriadi Rustad di kampus UT.

Menurutnya, acara wisuda yang dilakukan Yayasan Aldiana Nusantara itu tanpa izin dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) dan tidak melapor ke pangkalan data pendidikan tinggi.

Wisuda abal-abal tersebut diikuti beberapa perguruan tinggi. Antara lain Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ganesha, serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa.

Yayasan Aldiana Nusantara selama ini melakukan pembelajaran kelas jauh. Ada yang di Sulawesi Selatan, Sopeng, Papua, Ambon, dan Nusa Tenggara Timur.

Dari penelusuran Tim Evaluasi, kelompok ini sudah tiga tahun melakukan pelanggaran. Supriadi menjelaskan peserta wisuda adalah warga yang kurang berpendidikan dan tidak tahu aturan.

"Kami tanya, mereka tidak bisa menjawab dari kampus mana, hanya menunjuk spanduk acara saja,” ujar Supriadi

DANANG FIRMANTO

Baca Puisi Gampang-gampang Susah

(Bagian 1)

Ternyata membaca puisi itu tak semudah sepintas melihat orang baca puisi. Apalagi bagi mereka yang asing di per-puisi-an. Boleh jadi lagak gaya awal bakal dilupakan, ketika puisi dibaca, baca puisi yang asal-asalan bahkan ngawur. Banyak aspek tentang membaca puisi yang khusus bagi pembacaan di depan forum/publik. Bagi yang terbiasa mungkin tidak masalah, mereka hanya memperbaiki dari pengalaman sebelumnya. Sedang bagi yang tak biasa sebaiknya berlatih agar dapat tampil membaca puisi maksimal.
Berkali penulis menonton pembacaan puisi baik dalam lomba maupun berbagai kegiatan sastra yang diselingi pembacaan puisi. Tak sedikit pembaca puisi yang kurang mempersiapkan diri. Jangankan disimak, tidak ditertawakan saja sudah untung. Persiapan diri sangat penting dilakukan bahkan yang sudah memiliki nama besar pun banyak yang melakukan persiapan diri sebelum tampil.
Pahami isi puisi

Begitu puisi dilihat kemudian langsung dibaca, ini perlu kepiawaian, hanya dimilikioleh sedikit pembaca puisi yang demikian. Sebab pemahaman isi sangat diperlukan untuk memperlihatkan maksud puisi. Dibaca barang 1 atau 2 X sangat berarti untuk pemahaman puisi yang akan dibacakan. Bila perlu puisi yang akan dibacakan jauh sebelumnya dipersiapkan sehingga memudahkan ekspresi saat tampil. Boleh jadi karena ekspresi , walah hanya melirik kata di baris puisi mulut pembaca puisi langsung menuntaskan baris puisi karena hafal.
Pemahaman terhadap puisi yang akan dibacakan sangat perlu sebagai 'pesan yang akan disampaikan. Biasanya judul puisi merupakan kepala pesan , namun bukan tidak mungkin judul puisi malah tujuan atau sebaliknya bagi sebuah puisi utuh. Karena itulah sebelum tampil membaca puisi hendaknya memahami maksud tujuan serta pesan penyair puisi tersebut.

Perhatikan artikulasi kata dalam kalimat dan kata-kata Baru.
Kesletot kata bisa mungkin karena kurang pahami kata baru dan artikulasi yang berada dalam baris kata. Jika ini terjadi maka nilainya, bagi juri misalnya, adalah nol atau diskualifikasi. Mengapa? Jelas ini adalah pembacaan yang salah sebab naskah adalah paten dan baku bagi sebuah karya. Apapun isi puisi harus dibacakan sesuai dengan asli tulisannya. Tak ada kata perubahan untuk penyesuaian kata atau penyederhanaan. Kecuali bagi naskah-naskah alih bahasa.
Pembaca puisi yang telah biasa , biasanya sangat memperhatikan kata-kata baru dan kata-kata dengan artikulasi yang dimaksud dalam baris puisi atau bait puisi. Salah penafsiran bukan kebebasan apresiasi tetapi sudah salah terhadap kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kita menghargai cipta seseorang.Apresiasi adalah wujud penghargaan cipta itu.

Baca puisi bukan deklamasi
Disini pengertian perlu diluruskan agar tidak salah kaprah. Baca puisi boleh dengan kebebasan gerak , boleh dengan kebebasan bertingkah, dan boleh dengan kebebasan aksi panggung . Baca puisi juga boleh dengan segala macam kolaborasi seni dan musik. Kebebasan ini namun tetap terjaga dengan makna baca puisi itu. Yakni penyampaian karya sastra berupa puisi yang di sampaikan dengan bentuk lisan tanpa merubah arti pesan dari penyairnya. Jadi laval ucapan pembaca puisi harus jelas terdengar. Mau lirih atau teriak boleh saja tetapi artikulasinya dari ucapan itu benar. Kita perhatikan tokoh penyair yang telah piawai membaca puisi, ketika tengah membaca puisi walau dengan tingkah apa pun tetap suara menjadi nomor satu. Lantang, mendayu-dayu, kemudian lirih sedih dan kemudian menghentak mengagetkan !

Baca puisi bukan deklamasi
Disini pengertian perlu diluruskan agar tidak salah kaprah. Baca puisi boleh dengan kebebasan gerak , boleh dengan kebebasan bertingkah, dan boleh dengan kebebasan aksi panggung . Baca puisi juga boleh dengan segala macam kolaborasi seni dan musik. Kebebasan ini namun tetap terjaga dengan makna baca puisi itu. Yakni penyampaian karya sastra berupa puisi yang di sampaikan dengan bentuk lisan tanpa merubah arti pesan dari penyairnya. Jadi laval ucapan pembaca puisi harus jelas terdengar. Mau lirih atau teriak boleh saja tetapi artikulasinya dari ucapan itu benar. Kita perhatikan tokoh penyair yang telah piawai membaca puisi, ketika tengah membaca puisi walau dengan tingkah apa pun tetap suara menjadi nomor satu. Lantang, mendayu-dayu, kemudian lirih sedih dan kemudian menghentak mengagetkan !

Foto penyair :Lukni Maulana, Dimas Indiana Senja,Nana Sastrawan, dan Muhammad Rois Rinaldi. 

Kamis, 17 September 2015

Puisi tak pernah kemarau.

Puisi tak pernah kemarau.
Temanku di Semarang Wardjito Soeharso, penyair, berusaha terus menghidupi puisi , begitu juga penyair Heru Mugiarso, ia telah memberi gagasan (PMK) seakan menyebar benih puisi. Lain lagi dalam sebuah kesempatan penyair Syarifuddin Arifin Dua senantiasa mengajak yang muda-muda utuk terus memelihara budaya menulis puisi. Sedang penyair intelektual Bambang Widiatmoko ada saja slalu gagasannya setiap tahunnya. Begitu pula Mas Bambang Eka Prasetya begitu rajinnya ia membimbing dan menjalin persahabatan terhadap para pecinta puisi di Tanah Air. Sedangkan Sosiawan Leak terus berkiprah tak henti menginventaris puisi hingga 'PMK V sekarang. Di tempat lainnya di seberang pulau penyair Arsyad Indradi dan Ibramsyah Amandit adalah adalah orang tua yang patut mendapat tauladan karena kepeduliannya membina penyair muda. Sahabatku Wayan Jengki Sunarta, di Bali tak henti berkreatif. Teman-teman di Tangerang barusan selenggarakan silaturahmi penyair nusantara yang dimotori perempuan penyair Rini Intama, dan penyair Trip Umiuki. Nun jauh di sana di kupang penyair Dedari Rsia tengah rajin menghidupkan puisi dalam kemasan tersendiri. Banyak juga penyair yang membikin hujan puisi seperti pemyair Kurniawan Junaedhie. Di Serang Toto S Toto St Radik mungkin tengah akan membuat kejutan berikutnya. Sahabatku Ali Arsy adalah penyair produktif. Sedang sukses Mas Sofyan RH Zaid membuat semangat penyair lainnya. Tentu saja masih banyak penjaga puisi lain, Acep Syahril kini punya koran sendiri agar dapat menampung hujan puisi. Wah pendek kata puisi tak pernah kemarau. Salam sastra Indonesia.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Aksi Ali Arsy Penyair Banjarbaru di Tifa Nusantara II memukau peserta.

(foto rg bagus warsono)
(foto rg bagus warsono)

Aksi penyair Ali Arsy tengah memberikan teknik pembelajaran permainan bahasa Penciptaan Puisi Brsama yang diciptakan olehnya kepada para peserta Tifa Nusantara II di Cikupa Tangerang pada 28 Agustus 2015.

"Pagar Kenabian" Buku Terlaris dalam Bazar Buku Tifa Nusantara II

                        (foto rg bagus w)

Bazar dan louching bersama setelah louching buku Tifa Nusantara II hari pertama kegiatan Temu Sastrawan Nusantara ke-2 di Cikopa Tangerang Bekasi 27-29 Agustus 2015 dilaksanakan untuk memberikan apresiasi pada karya peserta Tifa Nusantara II. Buku-buku karya penyair setelah dilouching kemudian dibazarkan bersama. Sekitar 50 judul buku dipajang untuk dan dipasarkan pada kegiatan itu. Turut melauching buku-buku tersebut adalah karya berbagai penyair nusantara.Tercatat beberapa buku sastra faforiet karya penyair terkenal.  Buku Antologi "Pagar Kenabian" Sofyan RH Zaid merupakan buku yang banyak diminati peserta, Tidak hanya dibazarkan tetapi juga buku buku tersebut ada yang didapat dari hadiah dari penulisnya kepada peserta Tifa Nusantara.
Tifa Nusantara adalah kegiatan sastra bertaraf nasional yang diselenggrakan oleh Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang bersama Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan selama 3 hari dari 27 Agustus 2015 hingga 29 Agustus 2015. Kegiatan kali ini adalah kegiatan kedua dari kegiatan serupa yang pernah diselenggarakan  tahun 2013 .

Mengenal Salimi Ahmad Penyair dan Pelukis Indonesia

Penyair dan pelukis Salimi Ahmad saat menghadiri Temu Sastrawan Indonesia, Samping kanan berpeci bersama penyair Wowok Hesti Prabowo. 
(Fotho Rg Bagus Warsono)



Salimi Ahmad, lahir di jakarta, 22 mei 1956, adalah seorang penyair yang namanya tak asing lagi di dunia seni lukis Indonesia . Pelukis ini adalah juga seorang penyair yang diperhitungkan secara nasional. Baginya menulis puisi adalah keseimbangan profesinya, namun ia dapat memetik sekaligus predikat pelukis dan penyair yang berhasil. Menurutnya ia  tak pernah benar-benar bisa melepaskan diri dari menulis puisi, sebab karena menurutnya dengan menulis puisi ia dapat menyeimbangkan rasa gelisah dalam hati dan pikirannya. Demikian ketika berbincang dengan ayokesekolah.com di acara Tifa Nusantara 27-29 Agustus 2015 di Cikupa Tangerang.

Salimi Ahmad meniti pendidikan mulai  SD dan SMP diselesaikan di Jakarta. Dia pernah masuk sekolah seni rupa indonesia (SSRI) di Yogya pada tahun 1973. hanya kurang dari 1 tahun dia pindah kejakarta lagi untuk melanjutkan pendidikannya. ia menyelesaikan SMA pada tahun 1976.

Latar sebagai pelukis dan sekaligus penyair didapat dari ketika tinggal di  Yogyakarta, Bergabung di persada studi klub (PSK) dibawah asuhan Umbu Landu Paranggi, teater asuhan Niki Kosasih. Kemudian di  Jakarta, ia mendirikan Bengkel Sastra Ibukota.  Bersama  Mas Sulebar Sukarman, ia kerap mengikuti berbagai kegiatan pameran lukisan bersama.


Minggu, 23 Agustus 2015

Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Provinsi asal/pengusul Ref.
Abdul Halim
1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia
2008 Sumatera Barat
[3][8]

Abdul Haris Nasution
1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 Sumatera Utara
[3][9]

Abdul Kadir
1771 1875 Bangsawan dariMelawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 Kalimantan Barat
[3][10]

Abdul Malik Karim Amrullah
1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011 Sumatera Barat
[11]

Abdul Muis
1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 Sumatera Barat
[c][4][12]

Abdul Rahman Saleh
1909 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh ketikamembawa keperluan mediskarena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
[4][13]

Abdul Wahab Hasbullah
1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiriNadhlatul Ulama
2014 Jawa Timur
[7]

Andi Abdullah Bau Massepe
1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selamaRevolusi Nasional, seorang putra dariAndi Mappanyukki
2005 Sulawesi Selatan
[3][14]

Achmad Subarjo
1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 Jawa Barat
[3][15]

Adam Malik
1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia ketiga
1998 Sumatera Utara
[3][16]

Adnan Kapau Gani
1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukungRevolusi Nasional
2007 Sumatera Barat
[3][17]

Nyi Ageng Serang
1752 1828 Pemimpingerilyawan Jawayang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 Jawa Tengah
[3][18]

Agus Salim
1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang
1961 Sumatera Barat
[4][19]

Agustinus Adisucipto
1916 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh ketikamembawa keperluan mediskarena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
[4][20]

Ahmad Dahlan
1868 1934 Pemimpin IslamJawa, mendirikanMuhammadiyah; suami Siti Walidah
1961 D.I. Yogyakarta
[4][21]

Ahmad Rifa'i
1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 Jawa Tengah
[3][22]

Ahmad Yani
1922 1965 PemimpinAngkatan Darat, terbunuh saatGerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][23]

Alimin
1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokohPartai Komunis Indonesia
1964 Jawa Tengah
[4][24]

Amir Hamzah
1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 Sumatera Utara
[3][25]

Antasari
1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar
1968 Kalimantan Selatan
[4][26]

Arie Frederik Lasut
1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 Sulawesi Utara
[4][27]

Bagindo Azizchan
1910 1947 Walikota Padang, melawan pasukan Belanda saatRevolusi Nasional
2005 Sumatera Barat
[3][28]

Basuki Rahmat
1921 1969 Jenderal, saksi dariSupersemar
1969 Jawa Timur
[4][29]

Teungku Chik di Tiro
1836 1891 Tokoh Islam Acehdan pemimpingerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 Aceh
[4][30]

Cilik Riwut
1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya diKalimantan Tengah
1998 Kalimantan Tengah
[3][31]

Cipto Mangunkusumo
1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno
1964 Jawa Tengah
[4][32]

Cokroaminoto
1883 1934 Politisi, pemimpinSarekat Islam, mentor Sukarno
1961 Jawa Timur
[4][33]

Ernest Douwes Dekker
1879 1950 Jurnalis dan politisiIndo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961 Jawa Timur
[d][4][34]

Dewi Sartika
1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 Jawa Barat
[4][35]

Cut Nyak Dhien
1850 1908 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar
1964 Aceh
[4][36]

Diponegoro
1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkanperang lima tahunmelawan pasukan kolonial Belanda
1973 D.I. Yogyakarta
[4][37]

Djamin Ginting
1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo
2014 Sumatera Utara
[7]

Donald Izacus Panjaitan
1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September
1965 Sumatera Utara
[4][38]

Eddy Martadinata
1921 1966 LaksamanaAngkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 Jawa Barat
[4][39]

Fakhruddin
1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah hajiIndonesia; tokoh Muhammadiyah. 1964 D.I. Yogyakarta
[4][40]

Fatmawati
1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istriSukarno
2000 Bengkulu
[3][41]

Ferdinand Lumbantobing
1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh
1962 Sumatera Utara
[4][42]

Frans Kaisiepo
1921 1979 Nasionalis Papuayang membantu dalam akuisisiPapua
1993 Papua
[3][43]

Gatot Mangkupraja
1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukanPembela Tanah Air
2004 Jawa Barat
[3][44]

Gatot Subroto
1907 1962 Jenderal, deputi ketua staffAngkatan Darat
1962 Jawa Tengah
[4][45]

Halim Perdanakusuma
1922 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh saatRevolusi Nasional
1975 Jawa Timur
[3][46]

Hamengkubuwono I
1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikanYogyakarta
2006 D.I. Yogyakarta
[3][47]

Hamengkubuwono IX
1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesiakedua
1990 D.I. Yogyakarta
[3][48]

Harun Bin Said
1947 1968 MengebomMacDonald Housesaat konfrontasi Indonesia–Malaysia
1968 Jawa Timur
[e][4][49]

Hasan Basri
1923 1984 Prajurit selamaRevolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasiKalimantan di Indonesia
2001 Kalimantan Selatan
[3][50]

Hasanuddin
1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Sulawesi Selatan
[4][51]

Hasyim Asy'ari
1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama
1964 Jawa Timur
[4][52]

Hazairin
1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 Sumatera Barat
[3][53]

Herman Johannes
1912 1992 Insinyur, membuat senjata selamaRevolusi Nasional, membantu pendirianUniversitas Gadjah Mada
2009 Nusa Tenggara Timur
[3][54]

Ida Anak Agung Gde Agung
1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 Bali
[3][55]

Idham Chalid
1921 2010 PemimpinNahdlatul Ulama, politisi
2011 Kalimantan Selatan
[11][56]

Ilyas Yakoub
1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukangerilyawan
1999 Sumatera Barat
[3][57]

Tuanku Imam Bonjol
1772 1864 Tokoh Islam dariSumatera Baratyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri
1973 Sumatera Barat
[4][58]

Radin Inten II
1834 1856 Bangsawan dariLampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 Lampung
[3][59]

Iskandar Muda
1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 Aceh
[f][3][60]

Ismail Marzuki
1914 1958 Komposer yang membuat sejumlahlagu kebangsaan
2004 DKI Jakarta
[3][61]

Iswahyudi
1918 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh saatRevolusi Nasional
1975 Jawa Timur
[3][62]

Iwa Kusumasumantri
1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 Jawa Barat
[3][63]

Izaak Huru Doko
1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirianUniversitas Udayana
2006 Nusa Tenggara Timur
[3][64]

Janatin
1943 1968 MengebomMacDonald Housesaat konfrontasi Indonesia–Malaysia
1968 Jawa Tengah
[g][4][65]

Jatikusumo
1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi
2002 Jawa Tengah
[3][66]

Andi Jemma
1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saarRevolusi Nasional
2002 Sulawesi Selatan
[3][67]

Johannes Abraham Dimara
1916 2000 Pimpinan tentaraPapua yang membantu dalam akuisisi Papua
2010 Papua
[68]

Johannes Leimena
1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinikPuskesmas
2010 Maluku
[68]

Juanda Kartawijaya
1911 1963 Politisi Sunda,Perdana Menteri Indonesia terakhir
1963 Jawa Barat
[4][69]

Karel Satsuit Tubun
1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saatGerakan 30 September
1965 Maluku
[4][70]

Kartini
1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa
1964 Jawa Tengah
[4][71]

Ignatius Joseph Kasimo
1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik
2011 D.I. Yogyakarta
[11][72]

Katamso Darmokusumo
1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][73]

I Gusti Ketut Jelantik
Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1993 Bali
[3][74]

I Gusti Ketut Puja
1904 1957 Gubernur Balipertama
2011 Bali
[11][75]

Ki Hajar Dewantara
1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudaraSuryopranoto
1959 D.I. Yogyakarta
[4][76]

Ki Sarmidi Mangunsarkoro
1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 Jawa Tengah
[11][77]

Kiras Bangun
1852 1942 Pemimpingerilyawan Batakyang melawan penjajah Belanda 2005 Sumatera Utara
[3][78]

Kusumah Atmaja
1898 1952 Ketua KehakimanMahkamah AgungPertama
1965 Jawa Barat
[4][79]

La Maddukelleng
1700 1765 Bangsawan dariKesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dariKerajaan Wajo
1998 Sulawesi Selatan
[3][80]

Lambertus Nicodemus Palar
1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saatRevolusi
2013 Sulawesi Utara
[81]

John Lie
1911 1988 Laksamana MudaAngkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional
2009 Sulawesi Utara
[3][82]

Mahmud Badaruddin II
1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 Sumatera Selatan
[3][83]

Mangkunegara I
1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah
1988 Jawa Tengah
[3][84]

Andi Mappanyukki
1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe
2004 Sulawesi Selatan
[3][85]

Maria Walanda Maramis
1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 Sulawesi Utara
[4][86]

Martha Christina Tiahahu
1800 1818 Gerilyawan dariMaluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969 Maluku
[4][87]

Marthen Indey
1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993 Papua
[3][88]

Mas Mansur
1896 1946 Sarjana Islam, pemimpinMuhammadiyah
1964 Jawa Timur
[4][89]

Mas Tirtodarmo Haryono
1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Timur
[4][90]

Maskun Sumadireja
1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 Jawa Barat
[3][91]

Cut Nyak Meutia
1870 1910 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 Aceh
[4][92]

Mohammad Hatta
1902 1980 Aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia Pertama
2012 Sumatera Barat
[h][93][94]

Mohammad Husni Thamrin
1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 DKI Jakarta
[4][95]

Mohammad Natsir
1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesiakelima
2008 Sumatera Barat
[3][96]

Teuku Muhammad Hasan
1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumaterapertama
2006 Aceh
[3][97]

Muhammad Mangundiprojo
1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpinPertempuran Surabaya
2014 Jawa Tengah
[7]

Muhammad Yamin
1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Sumatera Barat
[4][98]

Mustopo
1913 1986 Pemimpin saatPertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 Jawa Timur
[3][99]

Muwardi
1907 1948 Menangani keamanan saatProklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta
1964 Jawa Tengah
[4][100]

Nani Wartabone
1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakanPermesta
2003 Gorontalo
[3][101]

I Gusti Ngurah Rai
1917 1946 Pemimpin militerBali saat Revolusi Nasional
1975 Bali
[3][102]

Nuku Muhammad Amiruddin
1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 Maluku Utara
[3][103]

Noer Alie
1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional
2006 Jawa Barat
[3][104]

Teuku Nyak Arif
1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Acehpertama
1974 Aceh
[105]

Opu Daeng Risaju
1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
2006 Sulawesi Selatan
[3][106]

Oto Iskandar di Nata
1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Jawa Barat
[4][107]

Pajonga Daeng Ngalie
1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan diSulawesi Selatansaat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional
2006 Sulawesi Selatan
[3][108]

Pakubuwono VI
1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 Jawa Tengah
[4][109]

Pakubuwono X
1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentinganPribumi Indonesia
2011 Jawa Tengah
[11][110]

Pattimura
1783 1817 Gerilyawan dariMaluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Maluku
[4][111]

Pierre Tendean
1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 DKI Jakarta
[4][112]

Pong Tiku
1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 Sulawesi Selatan
[3][113]

Raja Ali Haji
1809 kr. 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau
2004 Kepulauan Riau
[3][114]

Raja Haji Fisabilillah
1727 1784 Pejuang dari Riauyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 Riau
[3][115]

Rajiman Wediodiningrat
1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyatpertama
2013 D.I. Yogyakarta
[81]

Ranggong Daeng Romo
1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saatRevolusi Nasional
2001 Sulawesi Selatan
[3][116]

Rasuna Said
1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 Sumatera Barat
[3][117]

Robert Wolter Monginsidi
1925 1949 Gerilyawan diMakassar saatRevolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda
1973 Sulawesi Selatan
[4][118]

Saharjo
1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 Jawa Tengah
[4][119]

Sam Ratulangi
1890 1949 Politisi Minahasadan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 Sulawesi Utara
[4][120]

Samanhudi
1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam
1961 Jawa Tengah
[4][121]

Silas Papare
1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaanPapua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia 1993 Papua
[3][122]

Sisingamangaraja XII
1849 1907 Pemimpin Batakyang melakukan kampanyegerilyawanmelawan pasukan kolonial Belanda 1961 Sumatera Utara
[4][115]

Siswondo Parman
1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][123]

Siti Hartinah
1923 1996 Istri presidenSuharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah
1996 Jawa Tengah
[3][124]

Siti Walidah
1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokohMuhammadiyah, istri Ahmad Dahlan,
1971 D.I. Yogyakarta
[i][4][125]

Slamet Riyadi
1927 1950 Brigadir JeneralAngkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan diSulawesi
2007 Jawa Tengah
[3][126]

Sudirman
1916 1950 Komandan KetuaTentara Nasional Indonesia pada saatRevolusi Nasional.
1964 Jawa Tengah
[j][4][127]

Albertus Sugiyapranata
1896 1963 Uskup Katolik Jawadan nasionalis
1963 Jawa Tengah
[4][128]

Sugiyono Mangunwiyoto
1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 D.I. Yogyakarta
[4][129]

Suharso
1912 1971 Pelopor pengobatanprostesis
1973 Jawa Tengah
[4][130]

Sukarjo Wiryopranoto
1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 Jawa Tengah
[4][131]

Sukarni
1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 Jawa Timur
[7]

Sukarno
1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakanProklamasi Kemerdekaan,Presiden Indonesiapertama
2012 Jawa Timur
[h][93][94]

Sultan Agung
1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC
1975 D.I. Yogyakarta
[3][132]

Andi Sultan Daeng Radja
1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 Sulawesi Selatan
[3][133]

Supeno
1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
1970 Jawa Tengah
[4][134]

Supomo
1903 1958 Menteri KehakimanPertama, membantu penulisanKonstitusi
1965 Jawa Tengah
[4][135]

Suprapto
1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][136]

Supriyadi
1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar
1975 Jawa Timur
[k][3][137]

Suroso
1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 Jawa Timur
[3][138]

Suryo
1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional
1964 Jawa Timur
[4][139]

Suryopranoto
1871 1959 Pengajar dan tokoh hak asasi pekerja, saudara Ki Hajar Dewantara
1959 D.I. Yogyakarta
[4][140]

Sutan Syahrir
1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesiapertama
1966 Sumatera Barat
[4][141]

Soetomo
1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo
1961 Jawa Timur
[l][4][142]

Sutomo
1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalamPertempuran Surabaya
2008 Jawa Timur
[m][3][143]

Sutoyo Siswomiharjo
1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][144]

Syafruddin Prawiranegara
1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama
2011 Banten
[11]

Syarif Kasim II
1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan diSumatera Timur
1998 Riau
[3][134]

Tahi Bonar Simatupang
1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013 Sumatera Utara
[81]

Tuanku Tambusai
1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri
1995 Riau
[3][145]

Tan Malaka
1884 1949 Politisi dan aktivis komunis Minang
1963 Sumatera Barat
[4][146]

Thaha Syaifuddin
1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 Jambi
[3][147]

Tirtayasa
1631 1683 Gerilyawan dariBanten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 Banten
[4][148]

Tirto Adhi Suryo
1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 Jawa Tengah
[3][149]

Teuku Umar
1854 1899 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien
1973 Aceh
[4][150]

Untung Surapati
1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC
1975 Jawa Timur
[3][151]

Urip Sumoharjo
1893 1948 PemimpinAngkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman
1964 Jawa Tengah
[4][152]

Wage Rudolf Supratman
1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya"
1971 DKI Jakarta
[4][153]

Wahid Hasyim
1914 1953 PemimpinNahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 Jawa Timur
[4][154]

Wahidin Sudirohusodo
1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo
1973 D.I. Yogyakarta
[4][155]

Wilhelmus Zakaria Johannes
1895 1952 Pelopor pengobatanradiologi
1968 Nusa Tenggara Timur
[4][156]

Yos Sudarso
1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda
1973 Jawa Tengah
[4][157]

Yusuf Tajul Khalwati
1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakangerilyawanmelawan VOC
1995 Sulawesi Selatan
[3][158]

Zainal Mustafa
1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang
1972 Jawa Barat
[4][159]

Zainul Arifin
1909 1963 Politisi dangerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepadaSukarno
1963 Sumatera Utara
[4][160]


Tentang Membuat Puisi

Taufik Ismail pandai menjual puisi.
Taufik Ismail pandai menjual puisi. Mari kita perhatikan puisi karya Taufik ini yang berjudul Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini. Judul yang tampak gagah dengan penggunaan kata-kata yang tegas 'Adalah, 'Pemilik, 'Sah dan juga penggunaan kata 'Republik pada saat 1966 itu memang lagi ngetrend.
Judul ini seakan membuat kita pernah diberi pertayaan, setidaklnya : masihkah kita diaku sebagai pemilik republik ini, atau : apakah yang punya republik ini orang-orang tertentu saja? , (rg bagus warsono 23-8-2015) yuk kita simak puisinya :
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Karya Taufik Ismail.
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
1966

Kepiawaian Chairil dalam Mencipta
Demikian Chairil menjadi Prajurit Jaga Malam, Chairil tak bicara rokok atau kopi penahan kantuk, tak bicara nyamuk , kelelawar ddan embun dini hari. Chairil pandai menjadi puisi, menjadi dirinya seorang prajurit jaga malam, menusuk pikiran si penjaga malam, dan bersembunyi di hati dalam dada prajurit jaga malam. Chairil memang jempolan. (rg bagus warsono 23-8-15)
berikut puisinya:

PRAJURIT JAGA MALAM
karya Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Jumat, 14 Agustus 2015

Surau Kampung Gelatik

Sajian syair-syair Ramadhan pada 1436 H yang sengaja ditulis sebagai bagian hidup penyair mengisi kegiatan di saat menjalankan ibadah saum Ramadhan. Puisi yang memotret kenyataan Ramadhan di Indonesia dengan penuh makna dan aneka suasana, namun juga harap.
Ingin rasanya memenuhi semua yang ada, namun tak begitu mudah menemukan inspirasi yang dapat menjadikan sebuah buku dalam satu tema tersendiri.
Buku ini pun mendapat warna penyair-penyair pendukung sebagai sorotan dari makna Ramadhan di Indonesia itu. Jadilah sebuah anologi yang dapat dinikmati pembaca di manapun. Sungguhpun demikian kami mengucapkan salam dan penghargaan bagi pembaca atas apresiasi antologi ini. Rasa syukur atas terbitnya antologi ini sebagai hikmah Ramadhan dari penyair berupa lahirnya puisi dengan judul Surau Kampung Gelatik

Dengan demikian telah lahir di Sastra Indonesia sebuah antologi puisi yang ditulis oleh Rg Bagus Warsono dengan 21 penyair lain dalam mengisi ibadah saum Ramadhan 1436 H yang baru lalu. Antologi yang berjudul Surau Kampung Gelatik ini akan turut mewarnai dunia sastra Indonesia yang syarat dengan berbagai antologi dari berbagai penjuru Tanah Air. Kekhasan antologi adalah karena syairnya yang mengangkat tema puasa di berbagai tempat di Indonesia dengan sudut pandang penyair Rg Bagus warsono dan 21 penyair lainnya. Buku yang diterbitkan oleh Sibukumedia Yogyakarta ini tidak untuk dijual belikan tetapi untuk dibaca siapa saja. Beberapa penyair pendukung antologi ini adalah:Rg Bagus Warsono, dkk Daftar Penyair Pendukung Antologi
1. Budhi Setyawan, Bekasi.
2. Bagus Setyoko Purwo , Jakarta
3. Dian Rusdiana, Bekasi.
4. Bambang Widiatmoko, Jakarta.
5. Heru Mugiarso, Semarang.
6. Ayid Suyitno PS, Bekasi.
7. Aloeth Pathi, Margoyoso-Pati.
8. Osratus, Sorong Papua.
9. Andrian Eksa,Boyolali.
10.Syarif hidayatullah, Banjarmasin Timur.
11.Didi Kaha (Usman Didi Khamdani) , Tangerang Selatan.
12.Mahbub Junaedi, Brebes .
13.NURAINI , Solo.
14.Ali Syamsudin Arsi,Banjarbaru.
15.Hasan Bisri BFC , Bogor.
16.Riswo Mulyadi, Banyumas Jawa Tengah.
17.Eddie MNS Soemanto, kelahiran Padang
18.Aris Rahman Yusuf Mojokerto, Jawa Timur.
19.ARIF KHILA, Pati.
20.Nani Tandjung, Jakarta.21.Kurnia Fajar, Wonogiri.

Jumat, 07 Agustus 2015

Siswa yang telah mengikuti ujian nasional (UN) berhak mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN).

Siswa yang telah mengikuti ujian nasional (UN) berhak mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN).

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud, Nizam, mengatakan berapa pun nilai yang diperoleh, sekolah wajib menyerahkan SHUN kepada siswa.

“Berapa pun nilai UN siswa, SHUN-nya tetap keluar. Sekolah tidak boleh ada alasan untuk menahan SHUN,” katanya seperti dikutip dari laman kemdiknas.go.id, Selasa (7/4/2015).

Selanjutnya, papar Nizam, sekolah bisa mengumumkan kelulusan siswa setelah hasil UN diterima. Hal itu bertujuan agar siswa tetap memenuhi kewajiban untuk mengikuti UN.

Jika siswa tersebut belum memenuhi standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yaitu 55, siswa memiliki pilihan untuk mengulang UN kembali atau tidak.

“Apabila siswa memilih untuk mengulang, maka setelah ujian ulang siswa akan menerima sertifikat hasil perbaikan UN,” katanya.

Nizam menegaskan nilai yang diperoleh peserta UN tidak memengaruhi kelulusan maupun kesempatannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Karena untuk masuk ke perguruan tinggi, ada faktor lain yang menjadi ukuran. UN hanya dilihat sebagai salah satu pertimbangan,” kata dia.

Nizam mencontohkan jika siswa tersebut memiliki nilai rapor sembilan sementara nilai UN-nya empat, maka terdapat indikasi sekolah tersebut obral nilai kepada siswa.

“Jadi nanti, hasil UN akan diserahkan kepada perguruan tinggi bersamaan dengan indeks integritas setiap sekolah. Hasil tersebut akan diserahkan pada 2 Mei. Sedangkan pengumuman kelulusan, akan dilakukan pada 15 Mei,” beber dia.

SKL 55 yang telah ditetapkan BSNP ditujukan bagi enam mata pelajaran yang diujikan. Siswa yang mendapat nilai UN di bawah SKL bisa mengulang UN di tahun 2016 mendatang.

Namun demikian, meskipun nilai UN di bawah SKL, siswa tetap mendapat SHUN dan tidak diwajibkan untuk mengulang.