Sabtu, 21 April 2018

Aloeth Pathi dalam Negeriku berpuisi



Aloeth Pathi
Negeriku berpuisi

Politisi berpuisi
Rakyat berpuisi
Presiden berpuisi
Oposisi berpuisi
Ketika semua berpuisi
Beberapa penyair meng-Amin-i
Sambil memegang erat puisi-puisi itu di dadanya
Karena mereka menulis puisi dengan ketulusan
Karena mereka membaca puisi dengan kejujuran
Karena mereka mencipta puisi dalam keadaa spesial

Ketika semua berpuisi
Beberapa penyair berkumpul di taman kota
Bicara tentang syair mereka
Ada yang mengkritik
Ada yang menghakimi
Ada yang menganggap biasa saja
"Ah itu pencitraa, hanya kamuflase mencari dukungan"

Ketika semua berpuisi
Seorang penyair tersenyum
sambil memeluk erat puisi-puisi itu
Berharap syair itu
menjadi do'a yang terkabulkan
menjadi nasehat menyongsong hari esok
Menjadi pembuktian dari janji- janji
menjadi semangat kebaikan bersama. Semoga
                          Sekarjalak 17 April 2018
Aloeth Pathi
Negeriku Berpuisi II

Mantan pejabat dihari tua ingin ber Syiar kebaikan
Politisi menganggap orasinya adalah syair indah
Pendakwah bersyair mengutip ayat-ayat Tuhan
Petani melihat sawah menguning adalah syair rasa syukur
Lalu
Koruptor latah berpuisi dibalik jeruji
Pegawai nakal berpuisi sehabis mencongkel jendela kantor
Pencuri ayam berpuisi setelah dikeroyok massa
Para PKL berpuisi ketika Satpol PP menggusur lapak jualan

Percayalah !!
Seorang Penyair tak akan menjadi penyihir
Tidak menjadi nyinyir dan kikir
Penyair akan terus bersyair dan bersyiar
                                       Sekarjalak, 17 April 2018
 Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat  Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013), keluarga adalah Segalanya #1 (el Nisa Publisher, Jakarta, 2013), kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra. Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak, Margoyoso-Pati. 085225149959

Raidhatun Ni’mah dalam PERAGU



Raidhatun Ni’mah
PERAGU

Kita ini peragu
Sering bertanya
Tapi tak tahu apa atau siapa

Melempar kosa kata
Yang haus akan rasa
melontarnya jadi api
Yang lelah pada asa
menusuknya jadi beku


Raidhatun Ni’mah , lahir 12 juni 1998 di Kandangan,Banjarmasin,kalimantan selatan.Sekarang tinggal di Asrama 1 puteri UIN Antasari Banjar Masin sebagai mahasantri yang tengah mengenyam bangku kuliah di Universitas Islam Negeri, Banjarmasin Timur,Kalimantan Selatan.

Diah Natalia dalam Langkah Indonesia,



Diah Natalia 

Langkah Indonesia,

Saat palu hakim dipukul
Harga melonjak sepihak

Saat berjalan di trotoar
Anak ada dimuka
Orangtua berlindung diketiak anak
Lebih baik kupilih tidur dari melodrama Mu

Mimpi pun buruk dari tidur-tidur ku
Atau karena tubuh beralas kardus?!

Kulayangkan jemari pada televisi
Wakil-wakil kami mahsyuk
Rapat-rapat mengena rakyat
Rapat yang tak bisa kubaca presentasinya
dan berakhir di ranjang,
Untuk urusan itupun kupilih tidur,
Aku belum baligh tuan,

Belum baligh ternyata kita
Untuk bersendawa kebebasan,

Mengerjap mataku karena debu dari jalan depan
Taklagi bisa tidur,
Kulangkahkan kaki menengok jalan menikung,
Tak tau kemana kaki menjemput ujung,

Kulihat anak-anak bermain
Bertemu salah
Tetapi yang tak salah menjadi salah,
Merdekanya mereka...

Perempuan itu nomor 1 di Indonesia
Lelaki tak ada uang pun ditendang
Pun, ekonomi tetap malang

Lain waktu kataku padaku
Lain tempo aku akan bangun
dan melangkah di kondisi yang tepat

When the demons stop to laughing
And all sin has been washed

Merah-Putih
Tumpah darahku
TsimShaSui-HongKong Maret 2018

Diah Natalia, S.Si., Apt,  lahir di Jakarta, prestasi yang pernah saya raih berjumlah 16 rupa, saya apoteker yang masih berjuang meraih gelar master demi kehidupan yang lebih layak, gemar menulis .