Minggu, 23 Agustus 2015

Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Provinsi asal/pengusul Ref.
Abdul Halim
1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia
2008 Sumatera Barat
[3][8]

Abdul Haris Nasution
1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 Sumatera Utara
[3][9]

Abdul Kadir
1771 1875 Bangsawan dariMelawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 Kalimantan Barat
[3][10]

Abdul Malik Karim Amrullah
1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011 Sumatera Barat
[11]

Abdul Muis
1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 Sumatera Barat
[c][4][12]

Abdul Rahman Saleh
1909 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh ketikamembawa keperluan mediskarena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
[4][13]

Abdul Wahab Hasbullah
1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiriNadhlatul Ulama
2014 Jawa Timur
[7]

Andi Abdullah Bau Massepe
1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selamaRevolusi Nasional, seorang putra dariAndi Mappanyukki
2005 Sulawesi Selatan
[3][14]

Achmad Subarjo
1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 Jawa Barat
[3][15]

Adam Malik
1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia ketiga
1998 Sumatera Utara
[3][16]

Adnan Kapau Gani
1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukungRevolusi Nasional
2007 Sumatera Barat
[3][17]

Nyi Ageng Serang
1752 1828 Pemimpingerilyawan Jawayang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 Jawa Tengah
[3][18]

Agus Salim
1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang
1961 Sumatera Barat
[4][19]

Agustinus Adisucipto
1916 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh ketikamembawa keperluan mediskarena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
[4][20]

Ahmad Dahlan
1868 1934 Pemimpin IslamJawa, mendirikanMuhammadiyah; suami Siti Walidah
1961 D.I. Yogyakarta
[4][21]

Ahmad Rifa'i
1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 Jawa Tengah
[3][22]

Ahmad Yani
1922 1965 PemimpinAngkatan Darat, terbunuh saatGerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][23]

Alimin
1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokohPartai Komunis Indonesia
1964 Jawa Tengah
[4][24]

Amir Hamzah
1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 Sumatera Utara
[3][25]

Antasari
1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar
1968 Kalimantan Selatan
[4][26]

Arie Frederik Lasut
1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 Sulawesi Utara
[4][27]

Bagindo Azizchan
1910 1947 Walikota Padang, melawan pasukan Belanda saatRevolusi Nasional
2005 Sumatera Barat
[3][28]

Basuki Rahmat
1921 1969 Jenderal, saksi dariSupersemar
1969 Jawa Timur
[4][29]

Teungku Chik di Tiro
1836 1891 Tokoh Islam Acehdan pemimpingerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 Aceh
[4][30]

Cilik Riwut
1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya diKalimantan Tengah
1998 Kalimantan Tengah
[3][31]

Cipto Mangunkusumo
1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno
1964 Jawa Tengah
[4][32]

Cokroaminoto
1883 1934 Politisi, pemimpinSarekat Islam, mentor Sukarno
1961 Jawa Timur
[4][33]

Ernest Douwes Dekker
1879 1950 Jurnalis dan politisiIndo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961 Jawa Timur
[d][4][34]

Dewi Sartika
1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 Jawa Barat
[4][35]

Cut Nyak Dhien
1850 1908 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar
1964 Aceh
[4][36]

Diponegoro
1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkanperang lima tahunmelawan pasukan kolonial Belanda
1973 D.I. Yogyakarta
[4][37]

Djamin Ginting
1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo
2014 Sumatera Utara
[7]

Donald Izacus Panjaitan
1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September
1965 Sumatera Utara
[4][38]

Eddy Martadinata
1921 1966 LaksamanaAngkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 Jawa Barat
[4][39]

Fakhruddin
1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah hajiIndonesia; tokoh Muhammadiyah. 1964 D.I. Yogyakarta
[4][40]

Fatmawati
1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istriSukarno
2000 Bengkulu
[3][41]

Ferdinand Lumbantobing
1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh
1962 Sumatera Utara
[4][42]

Frans Kaisiepo
1921 1979 Nasionalis Papuayang membantu dalam akuisisiPapua
1993 Papua
[3][43]

Gatot Mangkupraja
1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukanPembela Tanah Air
2004 Jawa Barat
[3][44]

Gatot Subroto
1907 1962 Jenderal, deputi ketua staffAngkatan Darat
1962 Jawa Tengah
[4][45]

Halim Perdanakusuma
1922 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh saatRevolusi Nasional
1975 Jawa Timur
[3][46]

Hamengkubuwono I
1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikanYogyakarta
2006 D.I. Yogyakarta
[3][47]

Hamengkubuwono IX
1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesiakedua
1990 D.I. Yogyakarta
[3][48]

Harun Bin Said
1947 1968 MengebomMacDonald Housesaat konfrontasi Indonesia–Malaysia
1968 Jawa Timur
[e][4][49]

Hasan Basri
1923 1984 Prajurit selamaRevolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasiKalimantan di Indonesia
2001 Kalimantan Selatan
[3][50]

Hasanuddin
1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Sulawesi Selatan
[4][51]

Hasyim Asy'ari
1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama
1964 Jawa Timur
[4][52]

Hazairin
1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 Sumatera Barat
[3][53]

Herman Johannes
1912 1992 Insinyur, membuat senjata selamaRevolusi Nasional, membantu pendirianUniversitas Gadjah Mada
2009 Nusa Tenggara Timur
[3][54]

Ida Anak Agung Gde Agung
1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 Bali
[3][55]

Idham Chalid
1921 2010 PemimpinNahdlatul Ulama, politisi
2011 Kalimantan Selatan
[11][56]

Ilyas Yakoub
1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukangerilyawan
1999 Sumatera Barat
[3][57]

Tuanku Imam Bonjol
1772 1864 Tokoh Islam dariSumatera Baratyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri
1973 Sumatera Barat
[4][58]

Radin Inten II
1834 1856 Bangsawan dariLampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 Lampung
[3][59]

Iskandar Muda
1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 Aceh
[f][3][60]

Ismail Marzuki
1914 1958 Komposer yang membuat sejumlahlagu kebangsaan
2004 DKI Jakarta
[3][61]

Iswahyudi
1918 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh saatRevolusi Nasional
1975 Jawa Timur
[3][62]

Iwa Kusumasumantri
1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 Jawa Barat
[3][63]

Izaak Huru Doko
1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirianUniversitas Udayana
2006 Nusa Tenggara Timur
[3][64]

Janatin
1943 1968 MengebomMacDonald Housesaat konfrontasi Indonesia–Malaysia
1968 Jawa Tengah
[g][4][65]

Jatikusumo
1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi
2002 Jawa Tengah
[3][66]

Andi Jemma
1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saarRevolusi Nasional
2002 Sulawesi Selatan
[3][67]

Johannes Abraham Dimara
1916 2000 Pimpinan tentaraPapua yang membantu dalam akuisisi Papua
2010 Papua
[68]

Johannes Leimena
1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinikPuskesmas
2010 Maluku
[68]

Juanda Kartawijaya
1911 1963 Politisi Sunda,Perdana Menteri Indonesia terakhir
1963 Jawa Barat
[4][69]

Karel Satsuit Tubun
1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saatGerakan 30 September
1965 Maluku
[4][70]

Kartini
1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa
1964 Jawa Tengah
[4][71]

Ignatius Joseph Kasimo
1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik
2011 D.I. Yogyakarta
[11][72]

Katamso Darmokusumo
1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][73]

I Gusti Ketut Jelantik
Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1993 Bali
[3][74]

I Gusti Ketut Puja
1904 1957 Gubernur Balipertama
2011 Bali
[11][75]

Ki Hajar Dewantara
1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudaraSuryopranoto
1959 D.I. Yogyakarta
[4][76]

Ki Sarmidi Mangunsarkoro
1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 Jawa Tengah
[11][77]

Kiras Bangun
1852 1942 Pemimpingerilyawan Batakyang melawan penjajah Belanda 2005 Sumatera Utara
[3][78]

Kusumah Atmaja
1898 1952 Ketua KehakimanMahkamah AgungPertama
1965 Jawa Barat
[4][79]

La Maddukelleng
1700 1765 Bangsawan dariKesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dariKerajaan Wajo
1998 Sulawesi Selatan
[3][80]

Lambertus Nicodemus Palar
1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saatRevolusi
2013 Sulawesi Utara
[81]

John Lie
1911 1988 Laksamana MudaAngkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional
2009 Sulawesi Utara
[3][82]

Mahmud Badaruddin II
1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 Sumatera Selatan
[3][83]

Mangkunegara I
1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah
1988 Jawa Tengah
[3][84]

Andi Mappanyukki
1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe
2004 Sulawesi Selatan
[3][85]

Maria Walanda Maramis
1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 Sulawesi Utara
[4][86]

Martha Christina Tiahahu
1800 1818 Gerilyawan dariMaluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969 Maluku
[4][87]

Marthen Indey
1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993 Papua
[3][88]

Mas Mansur
1896 1946 Sarjana Islam, pemimpinMuhammadiyah
1964 Jawa Timur
[4][89]

Mas Tirtodarmo Haryono
1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Timur
[4][90]

Maskun Sumadireja
1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 Jawa Barat
[3][91]

Cut Nyak Meutia
1870 1910 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 Aceh
[4][92]

Mohammad Hatta
1902 1980 Aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia Pertama
2012 Sumatera Barat
[h][93][94]

Mohammad Husni Thamrin
1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 DKI Jakarta
[4][95]

Mohammad Natsir
1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesiakelima
2008 Sumatera Barat
[3][96]

Teuku Muhammad Hasan
1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumaterapertama
2006 Aceh
[3][97]

Muhammad Mangundiprojo
1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpinPertempuran Surabaya
2014 Jawa Tengah
[7]

Muhammad Yamin
1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Sumatera Barat
[4][98]

Mustopo
1913 1986 Pemimpin saatPertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 Jawa Timur
[3][99]

Muwardi
1907 1948 Menangani keamanan saatProklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta
1964 Jawa Tengah
[4][100]

Nani Wartabone
1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakanPermesta
2003 Gorontalo
[3][101]

I Gusti Ngurah Rai
1917 1946 Pemimpin militerBali saat Revolusi Nasional
1975 Bali
[3][102]

Nuku Muhammad Amiruddin
1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 Maluku Utara
[3][103]

Noer Alie
1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional
2006 Jawa Barat
[3][104]

Teuku Nyak Arif
1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Acehpertama
1974 Aceh
[105]

Opu Daeng Risaju
1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
2006 Sulawesi Selatan
[3][106]

Oto Iskandar di Nata
1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Jawa Barat
[4][107]

Pajonga Daeng Ngalie
1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan diSulawesi Selatansaat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional
2006 Sulawesi Selatan
[3][108]

Pakubuwono VI
1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 Jawa Tengah
[4][109]

Pakubuwono X
1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentinganPribumi Indonesia
2011 Jawa Tengah
[11][110]

Pattimura
1783 1817 Gerilyawan dariMaluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Maluku
[4][111]

Pierre Tendean
1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 DKI Jakarta
[4][112]

Pong Tiku
1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 Sulawesi Selatan
[3][113]

Raja Ali Haji
1809 kr. 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau
2004 Kepulauan Riau
[3][114]

Raja Haji Fisabilillah
1727 1784 Pejuang dari Riauyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 Riau
[3][115]

Rajiman Wediodiningrat
1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyatpertama
2013 D.I. Yogyakarta
[81]

Ranggong Daeng Romo
1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saatRevolusi Nasional
2001 Sulawesi Selatan
[3][116]

Rasuna Said
1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 Sumatera Barat
[3][117]

Robert Wolter Monginsidi
1925 1949 Gerilyawan diMakassar saatRevolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda
1973 Sulawesi Selatan
[4][118]

Saharjo
1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 Jawa Tengah
[4][119]

Sam Ratulangi
1890 1949 Politisi Minahasadan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 Sulawesi Utara
[4][120]

Samanhudi
1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam
1961 Jawa Tengah
[4][121]

Silas Papare
1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaanPapua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia 1993 Papua
[3][122]

Sisingamangaraja XII
1849 1907 Pemimpin Batakyang melakukan kampanyegerilyawanmelawan pasukan kolonial Belanda 1961 Sumatera Utara
[4][115]

Siswondo Parman
1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][123]

Siti Hartinah
1923 1996 Istri presidenSuharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah
1996 Jawa Tengah
[3][124]

Siti Walidah
1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokohMuhammadiyah, istri Ahmad Dahlan,
1971 D.I. Yogyakarta
[i][4][125]

Slamet Riyadi
1927 1950 Brigadir JeneralAngkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan diSulawesi
2007 Jawa Tengah
[3][126]

Sudirman
1916 1950 Komandan KetuaTentara Nasional Indonesia pada saatRevolusi Nasional.
1964 Jawa Tengah
[j][4][127]

Albertus Sugiyapranata
1896 1963 Uskup Katolik Jawadan nasionalis
1963 Jawa Tengah
[4][128]

Sugiyono Mangunwiyoto
1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 D.I. Yogyakarta
[4][129]

Suharso
1912 1971 Pelopor pengobatanprostesis
1973 Jawa Tengah
[4][130]

Sukarjo Wiryopranoto
1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 Jawa Tengah
[4][131]

Sukarni
1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 Jawa Timur
[7]

Sukarno
1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakanProklamasi Kemerdekaan,Presiden Indonesiapertama
2012 Jawa Timur
[h][93][94]

Sultan Agung
1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC
1975 D.I. Yogyakarta
[3][132]

Andi Sultan Daeng Radja
1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 Sulawesi Selatan
[3][133]

Supeno
1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
1970 Jawa Tengah
[4][134]

Supomo
1903 1958 Menteri KehakimanPertama, membantu penulisanKonstitusi
1965 Jawa Tengah
[4][135]

Suprapto
1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][136]

Supriyadi
1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar
1975 Jawa Timur
[k][3][137]

Suroso
1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 Jawa Timur
[3][138]

Suryo
1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional
1964 Jawa Timur
[4][139]

Suryopranoto
1871 1959 Pengajar dan tokoh hak asasi pekerja, saudara Ki Hajar Dewantara
1959 D.I. Yogyakarta
[4][140]

Sutan Syahrir
1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesiapertama
1966 Sumatera Barat
[4][141]

Soetomo
1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo
1961 Jawa Timur
[l][4][142]

Sutomo
1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalamPertempuran Surabaya
2008 Jawa Timur
[m][3][143]

Sutoyo Siswomiharjo
1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][144]

Syafruddin Prawiranegara
1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama
2011 Banten
[11]

Syarif Kasim II
1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan diSumatera Timur
1998 Riau
[3][134]

Tahi Bonar Simatupang
1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013 Sumatera Utara
[81]

Tuanku Tambusai
1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri
1995 Riau
[3][145]

Tan Malaka
1884 1949 Politisi dan aktivis komunis Minang
1963 Sumatera Barat
[4][146]

Thaha Syaifuddin
1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 Jambi
[3][147]

Tirtayasa
1631 1683 Gerilyawan dariBanten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 Banten
[4][148]

Tirto Adhi Suryo
1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 Jawa Tengah
[3][149]

Teuku Umar
1854 1899 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien
1973 Aceh
[4][150]

Untung Surapati
1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC
1975 Jawa Timur
[3][151]

Urip Sumoharjo
1893 1948 PemimpinAngkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman
1964 Jawa Tengah
[4][152]

Wage Rudolf Supratman
1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya"
1971 DKI Jakarta
[4][153]

Wahid Hasyim
1914 1953 PemimpinNahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 Jawa Timur
[4][154]

Wahidin Sudirohusodo
1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo
1973 D.I. Yogyakarta
[4][155]

Wilhelmus Zakaria Johannes
1895 1952 Pelopor pengobatanradiologi
1968 Nusa Tenggara Timur
[4][156]

Yos Sudarso
1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda
1973 Jawa Tengah
[4][157]

Yusuf Tajul Khalwati
1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakangerilyawanmelawan VOC
1995 Sulawesi Selatan
[3][158]

Zainal Mustafa
1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang
1972 Jawa Barat
[4][159]

Zainul Arifin
1909 1963 Politisi dangerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepadaSukarno
1963 Sumatera Utara
[4][160]


Tentang Membuat Puisi

Taufik Ismail pandai menjual puisi.
Taufik Ismail pandai menjual puisi. Mari kita perhatikan puisi karya Taufik ini yang berjudul Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini. Judul yang tampak gagah dengan penggunaan kata-kata yang tegas 'Adalah, 'Pemilik, 'Sah dan juga penggunaan kata 'Republik pada saat 1966 itu memang lagi ngetrend.
Judul ini seakan membuat kita pernah diberi pertayaan, setidaklnya : masihkah kita diaku sebagai pemilik republik ini, atau : apakah yang punya republik ini orang-orang tertentu saja? , (rg bagus warsono 23-8-2015) yuk kita simak puisinya :
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Karya Taufik Ismail.
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
1966

Kepiawaian Chairil dalam Mencipta
Demikian Chairil menjadi Prajurit Jaga Malam, Chairil tak bicara rokok atau kopi penahan kantuk, tak bicara nyamuk , kelelawar ddan embun dini hari. Chairil pandai menjadi puisi, menjadi dirinya seorang prajurit jaga malam, menusuk pikiran si penjaga malam, dan bersembunyi di hati dalam dada prajurit jaga malam. Chairil memang jempolan. (rg bagus warsono 23-8-15)
berikut puisinya:

PRAJURIT JAGA MALAM
karya Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Jumat, 14 Agustus 2015

Surau Kampung Gelatik

Sajian syair-syair Ramadhan pada 1436 H yang sengaja ditulis sebagai bagian hidup penyair mengisi kegiatan di saat menjalankan ibadah saum Ramadhan. Puisi yang memotret kenyataan Ramadhan di Indonesia dengan penuh makna dan aneka suasana, namun juga harap.
Ingin rasanya memenuhi semua yang ada, namun tak begitu mudah menemukan inspirasi yang dapat menjadikan sebuah buku dalam satu tema tersendiri.
Buku ini pun mendapat warna penyair-penyair pendukung sebagai sorotan dari makna Ramadhan di Indonesia itu. Jadilah sebuah anologi yang dapat dinikmati pembaca di manapun. Sungguhpun demikian kami mengucapkan salam dan penghargaan bagi pembaca atas apresiasi antologi ini. Rasa syukur atas terbitnya antologi ini sebagai hikmah Ramadhan dari penyair berupa lahirnya puisi dengan judul Surau Kampung Gelatik

Dengan demikian telah lahir di Sastra Indonesia sebuah antologi puisi yang ditulis oleh Rg Bagus Warsono dengan 21 penyair lain dalam mengisi ibadah saum Ramadhan 1436 H yang baru lalu. Antologi yang berjudul Surau Kampung Gelatik ini akan turut mewarnai dunia sastra Indonesia yang syarat dengan berbagai antologi dari berbagai penjuru Tanah Air. Kekhasan antologi adalah karena syairnya yang mengangkat tema puasa di berbagai tempat di Indonesia dengan sudut pandang penyair Rg Bagus warsono dan 21 penyair lainnya. Buku yang diterbitkan oleh Sibukumedia Yogyakarta ini tidak untuk dijual belikan tetapi untuk dibaca siapa saja. Beberapa penyair pendukung antologi ini adalah:Rg Bagus Warsono, dkk Daftar Penyair Pendukung Antologi
1. Budhi Setyawan, Bekasi.
2. Bagus Setyoko Purwo , Jakarta
3. Dian Rusdiana, Bekasi.
4. Bambang Widiatmoko, Jakarta.
5. Heru Mugiarso, Semarang.
6. Ayid Suyitno PS, Bekasi.
7. Aloeth Pathi, Margoyoso-Pati.
8. Osratus, Sorong Papua.
9. Andrian Eksa,Boyolali.
10.Syarif hidayatullah, Banjarmasin Timur.
11.Didi Kaha (Usman Didi Khamdani) , Tangerang Selatan.
12.Mahbub Junaedi, Brebes .
13.NURAINI , Solo.
14.Ali Syamsudin Arsi,Banjarbaru.
15.Hasan Bisri BFC , Bogor.
16.Riswo Mulyadi, Banyumas Jawa Tengah.
17.Eddie MNS Soemanto, kelahiran Padang
18.Aris Rahman Yusuf Mojokerto, Jawa Timur.
19.ARIF KHILA, Pati.
20.Nani Tandjung, Jakarta.21.Kurnia Fajar, Wonogiri.

Jumat, 07 Agustus 2015

Siswa yang telah mengikuti ujian nasional (UN) berhak mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN).

Siswa yang telah mengikuti ujian nasional (UN) berhak mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN).

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud, Nizam, mengatakan berapa pun nilai yang diperoleh, sekolah wajib menyerahkan SHUN kepada siswa.

“Berapa pun nilai UN siswa, SHUN-nya tetap keluar. Sekolah tidak boleh ada alasan untuk menahan SHUN,” katanya seperti dikutip dari laman kemdiknas.go.id, Selasa (7/4/2015).

Selanjutnya, papar Nizam, sekolah bisa mengumumkan kelulusan siswa setelah hasil UN diterima. Hal itu bertujuan agar siswa tetap memenuhi kewajiban untuk mengikuti UN.

Jika siswa tersebut belum memenuhi standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yaitu 55, siswa memiliki pilihan untuk mengulang UN kembali atau tidak.

“Apabila siswa memilih untuk mengulang, maka setelah ujian ulang siswa akan menerima sertifikat hasil perbaikan UN,” katanya.

Nizam menegaskan nilai yang diperoleh peserta UN tidak memengaruhi kelulusan maupun kesempatannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Karena untuk masuk ke perguruan tinggi, ada faktor lain yang menjadi ukuran. UN hanya dilihat sebagai salah satu pertimbangan,” kata dia.

Nizam mencontohkan jika siswa tersebut memiliki nilai rapor sembilan sementara nilai UN-nya empat, maka terdapat indikasi sekolah tersebut obral nilai kepada siswa.

“Jadi nanti, hasil UN akan diserahkan kepada perguruan tinggi bersamaan dengan indeks integritas setiap sekolah. Hasil tersebut akan diserahkan pada 2 Mei. Sedangkan pengumuman kelulusan, akan dilakukan pada 15 Mei,” beber dia.

SKL 55 yang telah ditetapkan BSNP ditujukan bagi enam mata pelajaran yang diujikan. Siswa yang mendapat nilai UN di bawah SKL bisa mengulang UN di tahun 2016 mendatang.

Namun demikian, meskipun nilai UN di bawah SKL, siswa tetap mendapat SHUN dan tidak diwajibkan untuk mengulang.

Pengisian SKHUN

Berdasarkan informasi pada situs Kemdikbud RI bahwasannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengubah sistem penilaian hasil Ujian Nasional 2015.

Perubahan itu terdapat pada Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang akan dibuat lebih informatif dan deskriptif. Dengan begitu diharapkan SKHUN dapat lebih memberikan manfaat bagi siswa sebagai peserta ujian, orang tua, sekolah, maupun pengelola pendidikan di tingkat pusat, maupun daerah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan SKHUN akan menggunakan angka capaian nilai siswa yang sudah mencapai standar kompetensi. "Tidak ada lulus, dan tidak lulus, tapi lebih kepada angka yang sudah mencapai standar kompetensi yang dicapai," ujar Mendikbud, di Jakarta, beberapa waktu lalu.


SKHUN yang diterima siswa dan orang tua akan berbeda dengan SKHUN yang diterima sekolah dan pemerintah daerah. Untuk siswa dan orang tua, isi SKHUN akan berupa nilai tes, diagnostik untuk perbaikan, kategorisasi, dan deskripsi. Sedangkan untuk sekolah dan pemerintah daerah akan mendapatkan SKHUN yang berisi posisi sekolah atau daerah terhadap rerata siswa lain di sekolah lain, baik di daerahnya maupun di tingkat nasional. SKHUN untuk sekolah dan pemerintah daerah juga akan mencantumkan indeks parametrik yang mengukur perilaku siswa saat tes, dan perkembangan hasil dari tahun ke tahun.

Mendikbud juga mengatakan, penyerahan SKHUN kepada siswa maupun orang tua akan berbentuk dua lembar. Nantinya, SKHUN lembar pertama akan memuat nilai tes masing-masing siswa di tiap mata pelajaran yang diujikan. Tidak hanya itu, lembar ini pun akan memuat nilai UN rerata sekolah, nilai rerata UN secara nasional, dan deskripsi nilai siswa. Adapun deskripsi nilai mencakup empat kategorisasi, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

"Sehingga, di sinilah siswa dapat melihat capaian nilai UN, dan dapat membandingkan dengan rerata nilai UN di tingkat sekolah, bahkan di tingkat nasional," jelas Mendikbud. Pada lembar kedua, SKHUN akan memuat deskripsi kompetensi siswa terhadap komponen-kompen mata pelajaran yang diujikan. Maksudnya, deskripsi ini akan memberikan penjelasan dan makna lebih kepada siswa, orang tua, guru tentang angka yang didapat di setiap mata pelajaran UN yang diujikan.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mencontohkan, apabila terdapat siswa kelas XII yang mendapatkan nilai 6,5 dengan deskripsi nilai kategori baik untuk Bahasa Indonesia, dia bisa memahami pengertian level kompetensi baik tersebut. Bahkan siswa, orang tua, maupun pengelola pendidikan dapat menyimpulkan kekurangan dan kelebihan siswa pada komponen mata pelajaran itu.

"Misalkan nilainya 6,5. Anak itu bisa membaca koran, namun belum bisa memaknai bacaan tersebut. Itu masing-masing mata pelajaran akan ada deskripsinya," ujar Nizam.

Mendikbud berharap kehadiran SKHUN yang bukan sekedar angka ini dapat digunakan sekolah sebagai bahan untuk perbandingan antarwilayah dan bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. "Dengan ini, siswa bisa mengetahui apa yang diperlukan dalam proses belajar selanjutnya. Guru pun dapat merencanakan kegiatan mengajar, dan latihan apa yang dapat didukung oleh orang tua di rumah," ujar Mendikbud. 

Concoh Format SKHUN SD

Sungai Cimanuk Kering di Musim Kemarau

Sungai Cimanuk kering
Sungai besar setelah sungai Citarum dan merupakan sungai terpanjang di Jawa barat ini kering dimusim kemarau. Air dari mata air dari pegunungan Papandayan dan gunung Cikurai dari selatan Jawa Barat habis di tengah jalan. Bila terdapat air di anak-anak sungai (cabang-cabang sungai yang membelah sungai) hanyalah air pasang dari laut. Perahu nelayan kursin jenis kursin tak dapat masuk muara. Bila terlanjur berada di jalur sungai pun akan terdampar. Hanyalah perahu perahu kecil saja yang dapat keluar masuk jalur sungai. Pemandangan sungai Cimanuk sementara hanya sampah dan endapan lumpur kering. Bendungan karet tak berfungsi dan nyaris rusak oleh tumpukan sampah. Tampak dari atas bendungan karet di desa Brondong nelayan hanya menunggu air untuk bisa melaut atau masuk ke dalam jalur sungai. Masih perlu tindakan pengerukan dasar sungai agar perekonomian nelayan tidak terhambat. (rg Bagus)

Minggu, 02 Agustus 2015

Pendidikan Masa Pejajahan Dulu Lebih Baik dari Sekarang

Penjajah Belanda memang kejam, bengis, menindas, tak mempedulikan hak asasi, rakus, merampas , memperkosa dsb. Ada satu yang baik ditiru yaitu pola pendidikan pada masa penjajahan sangat baik dicontoh. Program beasiswa tidak setengah-setengah atau asal pura-pura memberi bantuan, tetapi beasiswa diberikan pada siswa yang cerdas dan diberikan kesempatan hingga belajar ke luarnegeri termasuk biaya hidupnya. Pola pendidikan pada masa penjajahan memang bagus, terutama sistem pengajarannya, Jangankan HIS, MULO, atau AMS yang merupakan pendidikan menengah, SR Ongko Loro (setingkat SD-lah) saja sudah pandai aljabar , maka wajar apabila pada saat itu Jendral Oerip Soemihardjo, Kepala Staf TKR kita memberikan syarat terendah yakni yang bisa baca tulis masuk Tamtama, yang SR masuk bintara, dan yang HIS masuk perwira ! Menginjak 70th merdeka aku menyaksikan ternyata bangsa kita sekarang berbalik justru berterima kasih kepada Belanda.

Belanda meningalkan bayak ilmu buat negeri ini, tidak seperti Jepang yang hingga saat ini masih saja ngobok obok duit rakyat kita. Ketika aku masih kecil tahun 70-an, doeloe, tetanggaku Pak Soegeng namanya ia biasa menghitung jarak sesungguhnya peta, mengukur tinggi pohon cemara tampa memanjat, sebuah ilmu yang mungkin harus dimiliki anak SMA/SMK padahal pak Soegeng hanyalah tamat HIS. Kemudian Pak Diro, begitu aku mengenalnya, ia pegawai kesehatan, ijasahnya hanya Sekolah Rakyat (SR) Ongko Loro , tetapi wawasan berfikirnya sunguh luar biasa, setiap pagi ia mendengarkan berita radio bukan dari RRI, tetapi mendengarkan BBC London, dan Suara Nederland atau Dodce Welles. Kemudian tetanggaku lagi namanya Pak Mulyono, ini tahun 70-an, Pak Mulyono beruntung menjadi pejabat di Depatemen PU, galaknya minta ampun, kata pegawai yang muda-muda ijazah Pak Mul hanya SMP (MULO) jaman Belanda, tetapi ia bisa mengatur anak-anak muda yang sudah bergelar insinyur! Walaupun berijasah SMP Pak Mul bisa menghitung teodolit, mengukur kecepatan angin, mengukur ketahanan fisik bangunan, suatu ilmu yang mungkin harus dimiliki oleh para insinyur yang memegang klasifikasi. Sunguh luarbiasa pendidikan jaman Penjajahan itu. Om Slamet adalah pamanku, Ia pernah jadi pegawai rendah di pelabuhan pada jaman Belanda, setelah merdeka Om saya berganti profesi, Walaupun Om saya HIS tidak tamat tetapi ia menguasai 3 bahasa asing Belanda, Inggris dan Jepang ! suatu hal yang jarang saat ini.

Anak-anak SMA sekarang boro-boro pandai bahasa Jepang , Bahasa Inggris saja masih 'pletat - pletot. Ini cerita orang tuaku doeloe ketika masih hidup, ia menceritakan bahwa peran Kepala Sekolah di pemerintahan sungguh luar biasa. Ketika murid-murid HIS tamat sekolah, kepala sekolah bisa merekomendasikan muridnya itu menjadi guru, pegawai kawedanaan, atau pegawai lainnya sesuai dengan bakat dan kemampuan muridnya. Bahkan ada juga yang direkomendasikan menjadi staf adm pabrik gula. Jika dipikir pendidikan kita merosot jauh ketimbang masa penjajahan doeloe. Anak-anak sekarang atau mungkin gurunya takut menghadapi Ujian Nasional. Sesuatu hal yang kalau dijabarkan adalah membuka aib sendiri bahwa murid dan guru tidak berhasil dalam melaksanakan kurikulum pendidikan ! Apalagi kini semarak ijazah palsu, ijazah instan, ijazah aspal, ijazah pesanan, sungguh sangat merosot pendidikan bangsa ini. Kenapa terjadi? karena sekarang jarang guru yang menjadi idola muridnya, tidak menghargai almamater, tidak menghargai guru, dan tidak mengukur kesesuaian pikir dengan ijazahnya ! Ciri orang memegang ijazah palsu adalah ketidaksesuaian ilmu yang dimilikinya dengan pola pikir yang diucapkan . Bukankah kita pernah mendengar ada anggota DPR statemennya ngawur dan kurang ilmiah, atau pernah melihat pejabat ngomongnya kaya 'bocah angon (penggembala) ! (Rg. Bagus Warsono)

Rabu, 15 Juli 2015

Info Kegiatan Sastra: Sanggar Sastra dan Lukis Meronte Jaring Terbitkan Antologi Puisi Ramadhan dalam 4 Hari

Sanggar Sastra dan Lukis Meronte Jaring Indramayu asuhan Rg Bagus warsono di Bulan Suci Ramadhan 1436 Hijriah ini  Terbitkan Antologi Puisi Ramadhan dalam 4 Hari . Kali ini andalah antologi RG Bagus Warsono yang didukung banyak penyair terkenal Indonseia seperti Hasan Bisri BFC,  (Bogor), Aly Arsi, (Banjar Baru), Heru Mugiarso, (Semarang), Osratus , (Papua), Bambang Widyatmoko, (Jakarta), Ayid Suyitno, PS (Bekasi) , Budhi Syetiawan (Bekasi), Riswo Mulyadi, (Cilacap) , Eddy MS Soemanto, (Padang) dan sederet penyair nasional lainnya.
Antologi yang digagas dalan moment Ramadhan ini direkrut dalam 4 hari dari berbagai puisi karya penyair untuk menemani 20 puisi ramadhan karya Rd Bagus warsono. Buku yang akan diberi nama "Surau Kampung Glatik" ini bakal menambah khasanah dunia sastra Indonesia.
Berikut Cuplikan puisi puisi antologi "Surau Kampung Glatik" :

Rg Bagus Warsono

Panjangkan RamadhanMu

Di sebuah lampu merah
silang jalan Waiki
pemuda pemudi membagi makanan kecil
batalkan puasamu di magrib nanti
indah nian dunia di kotaku kecil ini
Di balik bak sampah
jalan pasar Tanjungpura
pengemis tua menghitung receh
semoga besok demikian ini
begitu baik penduduk Indramayu
Di sebuah perumahan
rumah para pejabat negeri
keluar dari komplek itu kaum peminta sedekah
katanya, komplek perumahan dermawan.
Di pertokoan Amad Yani,
Kaleng receh tersedia
tak ada tulisan "pengamen khusus hari jumat"
tak ada lambaian kata maaf menolak
mereka mengulurkan tangan pada pengamen jalanan
Di sebuah rumah
istri marbot masjid RW
setiap hari
makanan, beras, uang ada saja yang memberi suami
katanya panjangkan RamadhanMu !
(rg bagus warsono, 23-6-15)

19.
Budhi Setyawan

Puasaku

puasaku ini adalah puasanya bumi dan langit
menunggu pesan nirmala bagi semesta
puasaku adalah puasanya jasad dan ruh
menahan dari amuk kasat dan tak kasat mata
adalah rindu tanah saat kemarau
pada hujan untuk mendaur kesuburan
adalah rindu tulang dan darah
pada sepoi kesunyian detak silam
: maka biarlah kesabaran menempuh jalannya
bersama ayat ayat yang dirapalkan musim
kepada pepohonan usia yang menggigil
mencatat daun jatuh hingga sujud penghabisan
: maka biarlah kebijakan menuntun pandang
sukma kepada pencetus rindu semula
yang kuasa menghadirkan jalinan ruang
di segala kisi angan dan penyebutan
Jakarta, 2015



Bagus Setyoko Purwo

Surga Ramadhan

: tercipta untuk mereka yang dikehendaki-Nya
sabar menapaki takdir
kita tempuh keridhoan hidup dengan meneruskan ikhtiar
menyusuri lorong-lorong ramadan
terlihat di setapak perjalanan kita
di situlah surga ramadan
:sabar.ridho.tawakkal – mari kita memohon itu

2014


Dian Rusdiana

Kerinduanku

berabad abad tak bersua
bilakah kudapatkan bouraq agar bisa setakat
memandang teduh wajahmu
bercakap dan kupelajari segala kearifan
kekasih, pohon rindu yang kau tanamkan
kian berkembang kesabaran
berdaun ketulusan
berbuah keridhaan
di kesyahduan ayat ayat kasih
kutumpahkan kerinduan
kumaknai pada tiap denyut nadi
di kedalaman sukma kuresapi syair syair kesejatianmu

2014


Bambang Widiatmoko

TERJEPIT DI SURAU

Sebuah surau terpencil di perkebunan karet
Menjepitku dalam kesendirian dan rasa sunyi
Aku mencarimu dalam rasa gelisah tak tentu arah
Dalam pengembaraan pencarian jati diri
Tapi rasa sunyi demikian menyakitkan hati
Seperti batang pohon karet yang ditoreh tubuhnya
Meski berwarna putih dialah puncak dari segala perih

Sebuah surau terpencil di atas bukit
Telah menahanku untuk berdiam diri
Menunggu Idul Fitri esok sisa embun pagi
Dengan segala keasingan dan bahasa tak kupahami
Bahkan suara burung pun terasa mengganggu
Sepanjang usia menemu lebaran dalam ruang dan waktu
Di tangan tuhan aku selalu mengamini – dialah sejatinya rindu.

2015


HERU MUGIARSO

METAMORFOSIS RAMADAN

Episode praramadan:
ulat bergeriap siap menelan
Apa yang tampak di depan
Nafsu aluamah tertumpah
semen dan besi pun siap dimamah
Episode ramadan:
Kepompong bergelantung
Bergeming dari kalkulasi rugi dan untung
khusuk bertapa dalam riuh dunia
disapa cahaya
Episode pascaramadan:
Indahnya ramarama
berparas jelita
kembali ke jati diri
pribadi fitri
Ramadan, 1436H


Ayid Suyitno PS

DI PAGI YANG BASAH

hanya kebaikan terbayang di mata
tak ada kendala melaksanakannya
jika selama ini telah berjalan lancar
tentu kini harus lebih dipersegar
hati dan jiwa terus melangkah
menuju batas rindu kasih Allah
dalam ikhlas dan berserah
dibalut semangat pantang menyerah
di pagi yang basah
aku menghadapMu ya Allah
Ramadhan, 1436 H

Aloeth Pathi

Kelingan: Saur Pertama
Menjelang Subuh


Rindu ini datang tiba-tiba
ketika suara qiro'ah mengalun dari kaset di sebuah masjid
mengingatkan ku pada Suro kecil di kampung
dan dampar tempat mengaji

Rindu ini datang tiba-tiba
Ketika jemariku menyentuh bibir gelas
lekukan piring, sendok
mengingatkan dapur ibu di masa kecilku dulu
dan meja bambu tempat saur bersama

hari ini aku makan sendirian
hanya nasi putih, sambal, tempe goreng
dan segelas air putih

Tuhan
Terima kasih atas nikmat karunia Mu
Serta rasa syukur bertemu Ramadhan


Sekarjalak, 18 Juni 2015


Osratus

TETES-TETES PROTES, SEPUTIH TASBIH

“Lihatlah,
dengan mata hati yang bersih dari fitnah
Dalam butir-butir putih tasbih,
ada bening telaga takwa yang teraih
Perahu Ramadan,
antarkan kita ke surau suci di tengah telaga dengan
segenap iman. Tanpa pamrih,
rembulan malam turut antarkan kita terawih
Sandal dan sepatu baru,
bawa saja kalau kalian mau.
Dijamin tidak hilang, sampai kita pulang
Bila kita punya rencana
pindahkan surau suci itu ke tengah kampung kita,
mudah saja
Asalkan, sudah siapkah kita menjaganya
dengan melaksanakan
ibadah puasa dan
terawih sebulan penuh di Bulan Ramadan?
Selain itu, solat lima waktu meski bagus
sampai batas usia kita mengelus
Kalau tidak sakit, tidak pula keluar kampung,
selalulah solat di surau suci itu dengan mengusung
rasa beruntung sebesar gunung
Jujur yang tumbuh subur dalam diri, jangan lalu lebur
Rasa peduli, tidak boleh mati
Kerukunan, jagalah dengan baik turun temurun
Jangan mau dirangkul tahayul
Itulah syarat-syarat yang perlu diingat
Rasanya aneh ya, ikhwan dan akhwat!
Biasanya menjaga surau dilakukan bila
jam dinding, kipas angin, pengeras suara
terancam keamanannya
Bagiku, tidak aneh
Yang aneh, (sepertinya) yang merasa aneh
Di Bulan Suci, setan dibelenggu
Keamanan, terjaga sepanjang waktu
Di luar Bulan Suci, tergantung pada kita sendiri.
Makanya, surau suci itu mesti
dijaga dengan sepenuh kejujuran yang ada dalam diri,
agar jam dinding, kipas angin, pengeras suara,
tidak pergi ke mana-mana.”
Sorong, 13 Juli 2015


Andrian Eksa

RAMADHAN PENUH AMPUNAN

marhaban ya ramadhan
kusambut kau dengan kesungguhan
hati bersih nan berseri
sebab kau datang menghampiri

kutahu kau adalah cinta
yang tersebar di alam semesta
meski hanya satu bulan
hadirmu itu penuh imbalan

kami hanyalah umat manusia
yang pandai berbuat sia-sia
tapi hadirmu membawa sadar
bulan ramadhan, ampunan-Nya berpendar

Boyolali, Juli 2014


Ayat-Mu di kerlip Malam
-Nuzulu Qur’an

Ada malam denyutku terhenti di pemikiran
Tentang sejarah ribua abad silam, di saat angin hening
Meteor diam, pohon tentram, alam berdamai pada diri sendiri
Tak ada hujan, daun jatuh, seta kebisingan suara langit
Ayat-ayat Tuhan turun ke dada, merasuk ke seluruh sendi kehidupan
Tentang hukum, kenikmatan bahkan ancaman
Berkelana hingga detik ini

Orang-orang melantunkan kitab-Mu Tuhan
Dari Hizaz, Bayati hingga alunan nada yang tak ku mengerti
Dalam terkantuk ku dengar seruanmu
Di kerlip lilin di kelam malam

Ada rindu di suguhi malam
Kepada sang pemilik teguh
Di dalam mesjid megah
Hingga surau hampir roboh
Dari kota yang seolah tak mengenal malam
Sampai jangkrik dan katak bersahutan di ujung dusun
Ayat-Mu ada pada jantung denyut kehidupan

Nuzulul Qur’an
Dalam malam seribu bulan

Didi Kaha

Ramadhan ke-3


di titik ini
aku masih saja merasa sepi
: waktu bagai sebilah pisau tumpul dan berkarat
yang tak mampu juga mengiris dan menyingkirkan
nafsu dan angkara
yang masih kuat melekat
menggelayuti raga dan jiwa
puasaku masih juga hanya menemu
lapar dan dahaga


Mahbub Junaedi

EMBUN DI PADANG MAHSYAR

pagi yang sama, seperti kemarin, matahari masih bangun dari timur
tapi arahku belum pasti, akan kemana memuara
memeluk laut? atau hilang tertelan bumi
sebagaimana alur yang kini terus berpindah
embun, masihkah asyik bergelayut pada daun yang selalu terdengar kumandang dzikir? Selagi belum gugur dan sebongkah nyawa melayang. Kilaumu di musim kemarau sangat kontras dengan kegersangan. Lamat-lamat hilang tertimpa sinar yang menyengat, serupa padang mahsyar menggetar setiap hati yang gentar. kecuali jika amal menjelma segumpal awan menaungi hari-hari yang sangat lama menunggu hisab. Embun, setetespun sangat berarti menyirap dahaga.

ah.. secara perasaan masih pagi,
hembusan angin kering, teringat kerling mimpi semalam
masih dalam setengah sadar dan tidak
digelandang menuju Sirathal Mustaqim
220813


Iin Nuraini

Ramadhan

AYAT 1
Kalender sakral dalam angka :
Sajak kembali suci lewat kata, wajah, warna, juga sampah
Ucap dalam adat kembali bangkitkan ritual sesaat :
“jauhkan anak cucu adam dari sesat”

AYAT 2
Iqro ....
Kami buta aksara Gusti. Jika waktu adalah evolusi mengeja aksara...jangan kirim nabi-nabi di kotak TV

AYAT 3
Manusia-manusia bebal . Sedia karena hadiah. Manusia yang selalu kehilangan. Konyol dalam fiksi asyik. Kelak bakal kiamat. Hingga Tuhan datang dengan hadiah : Ramadhan dengan kemilau bintang-bintang kecil. Lihat mereka, kerlip-kerlip manusia bersujud, pasrah hati. Kelak diberikan padamu yang rindu. Yang tak tergesa-gesa meski bara tak lekas padam

[ Ramadhan_juli 2015 ]



Ali Syamsudin Arsi

SUJUD LUBANG KEMBALI

geriap deru
bulu tangan diam embun
episode demi episode
bermekaran di lingkaran retina mata
sedih menjadi sunyi di sini
sedih menjadi ujung hari
derap demi derap lesap perlahan
senja
sudah terbuka bias warna jingga
halaman catatan
suara-suara dalam rekam perjalanan
bila banyak malam terabaikan
semakin malam semakin malam semakin malam semakin
kembali
/asa, banjarbaru, 12 mei 2015


Hasan Bisri BFC

INGIN KUDEKAP 1000 BULAN

ingin kudekap 100 bulan
tapi selalu saja terlepas
oleh mata pandang gelandangan
yang menyisir tetumpukan sampah
sudah kucoba mengekang kuda nafsu
yang meringkik-aringkik di setiap sudut
jantung waktu
juga ludah kata-kata yang senantiasa mau merucut
dari mulut
dan busung dada yang selalu kuredam
dengan berat godam
maka pada malam yang pekat
aku berharap menjaring bintang-bintang
agar reruntuhan cahayanya meredam
bara hati berkarat
tapi selalu saja luput kutangkap
1000 bulan impian yang diselipkan
pada angka-angka ganjil
di sepuluh malam terakhir
Robbi, kepadaMU aku bisa bangga berkaca
tapi kepada sesama, aku tak berarti apa-apa

Jakarta, 23 Juli 2015


Riswo Mulyadi

MENCARI RAMADLANKU

ramadlanku,
aku mencarimu, sungguh
di mana kau berada?
jika dalam lapar, hausku tak kutemukan
apakah engkau sembunyi di balik sajadah?
tadi malam, aku membolak-balik sajadah
kaki-kakiku melekat sepanjang taraweh
tak kurasakan detak nadimu
lalu di mana kau mukim?
di subuh tadi
kutelisik seluruh ruang sepi hingga ke sisi masjid
mencari denyutmu
belum juga terasa
mungkin, aku mati rasa

atau engkau bersemayam dalam puasaku?
(aku mulai ragu)
apakah aku berpuasa jika seharian menguliti aib saudaraku
apakah laparku ini puasa,
jika seharian aku tertidur memeluk waktu
apakah hausku ini puasa,
jika dari subuh hingga asar tenggorokanku basah oleh gosip-gosip
aku coba sisi lain,
akhir-akhir ini mulai nampak keramaian di jalan-jalan
di pasar dan pertokoan
lalu sesekali pula terdengar suara petasan
apa kau di sana bersama mereka?
aku masih terus mencari
sampai denyutmu terasa di dada nadiku
aku masih saja bertanya
sambil terus memimpikan sorga
atau Idul Fitri, paling tidak

Karanganjog, 27 Ramadlan 1436 H











Sabtu, 27 Juni 2015

Panjangkan RamadhanMu, puisi rg bagus warsono

Panjangkan RamadhanMu

Di sebuah lampu merah
silang jalan Waiki
pemuda pemudi membagi makanan kecil
batalkan puasamu di magrib nanti
indah nian dunia di kotaku kecil ini
Di balik bak sampah
jalan pasar Tanjungpura
pengemis tua menghitung receh
semoga besok demikian ini
begitu baik penduduk Indramayu
Di sebuah perumahan
rumah para pejabat negeri
keluar dari komplek itu kaum peminta sedekah
katanya, komplek perumahan dermawan.
Di pertokoan Amad Yani,
Kaleng receh tersedia
tak ada tulisan "pengamen khusus hari jumat"
tak ada lambaian kata maaf menolak
mereka mengulurkan tangan pada pengamen jalanan
Di sebuah rumah
istri marbot masjid RW
setiap hari
makanan, beras, uang ada saja yang memberi suami
katanya panjangkan RamadhanMu !
(rg bagus warsono, 23-6-15)

Sabtu, 20 Juni 2015

Muhammad Ainun Nadjib

Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei1953; umur 62 tahun) adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami. Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya yang kemudian kalimatnya diadopsi oleh Soeharto berbunyi "Ora dadi presiden ora patheken". Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya.
Emha merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Pendidikan formalnya hanya berakhir di semester 1 Fakultas EkonomiUniversitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Darussalam Gontor setelah melakukan ‘demo’ melawan pimpinan pondok karena sistem pondok yang kurang baik, pada pertengahan tahun ketiga studinya. Kemudian ia pindah ke Yogyakarta dan tamat SMA Muhammadiyah I. Istrinya yang sekarang, Novia Kolopaking, dikenal sebagai seniman film, panggung, serta penyanyi. Sabrang Mowo Damar Panuluh adalah salah satu putranya yang kini tergabung dalam grup band Letto.
Lima tahun ia hidup menggelandang di Malioboro, Yogyakarta antara 1970-1975, belajar sastra kepada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat memengaruhi perjalanan Emha. Masa-masa itu, proses kreatifnya dijalani juga bersama Ebiet G Ade (penyanyi), Eko Tunas (cerpenis/penyair), dan EH. Kartanegara (penulis).
Selain itu ia juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Emha juga pernah terlibat dalam produksi film RAYYA, Cahaya di Atas Cahaya (2011), skenario film ditulis bersama Viva Westi.
Dalam kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikanpolitik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensi rakyat. Di samping aktivitas rutin bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang Bulan, ia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, rata-rata 10 sampai15 kali per bulan bersama Gamelan Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40 sampai 50 acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Kajian-kajian islami yang diselenggarakan oleh Cak Nun antara lain:
Jamaah Maiyah Kenduri Cinta sejak tahun 1990-an yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki. Kenduri Cinta adalah salah satu forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang dikemas sangat terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian lintas gender, yang diadakan di Jakarta setiap satu bulan sekali.
Mocopat Syafaat Yogyakarta
Padhangmbulan Jombang
Gambang Syafaat Semarang
Bangbang Wetan Surabaya
Paparandang Ate Mandar
Maiyah Baradah Sidoarjo
Obro Ilahi Malang, Hongkong dan Bali.
Dalam pertemuan-pertemuan sosial itu ia melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.
Memacu kehidupan multi-kesenian Yogya bersama Halim HD, jaringan kesenian melalui Sanggar Bambu, aktif di Teater Dinasti dan menghasilkan repertoar serta pementasan drama. Beberapa karyanya:
Geger Wong Ngoyak Macan (1989, tentang pemerintahan 'Raja' Soeharto),
Patung Kekasih (1989, tentang pengkultusan),
Keajaiban Lik Par (1980, tentang eksploitasi rakyat oleh berbagai institusi modern),
Mas Dukun (1982, tentang gagalnya lembaga kepemimpinan modern).
Kemudian bersama Teater Salahudin mementaskan Santri-Santri Khidhir (1990, di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun),
Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar),
Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993).
Juga mementaskan Perahu Retak (1992, tentang Indonesia Orba yang digambarkan melalui situasi konflik pra-kerajaan Mataram, sebagai buku diterbitkan oleh Garda Pustaka), di samping Sidang Para Setan, Pak Kanjeng, serta Duta Dari Masa Depan.
Dan yang terbaru adalah pementasan teater Tikungan Iblis yang diadakan di Yogyakarta dan Jakarta bersama Teater Dinasti
Teater Nabi Darurat Rasul AdHoc bersama Teater Perdikan dan Letto yang menggambarkan betapa rusaknya manusia Indonesia sehingga hanya manusia sekelas Nabi yang bisa membenahinya (2012)
Karya Antologi
“M” Frustasi (1976),
Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978),
Sajak-Sajak Cinta (1978),
Nyanyian Gelandangan (1982),
102 Untuk Tuhanku (1983),
Suluk Pesisiran (1989),
Lautan Jilbab (1989),
Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990),lalalaw
Cahaya Maha Cahaya (1991),
Sesobek Buku Harian Indonesia (1993),
Abacadabra (1994),
Syair-syair Asmaul Husna (1994)

Esai dan Buku
Dari Pojok Sejarah (1985),
Sastra yang Membebaskan (1985)
Secangkir Kopi Jon Pakir (1990),
Markesot Bertutur (1993),
Markesot Bertutur Lagi (1994),
Opini Plesetan (1996),
Gerakan Punakawan (1994),
Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996),
Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994),
Slilit Sang Kiai (1991),
Sudrun Gugat (1994),
Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995),
Bola- Bola Kultural (1996),
Budaya Tanding (1995),
Titik Nadir Demokrasi (1995),
Tuhanpun Berpuasa (1996),
Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997),
Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997),
Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997),
2,5 Jam Bersama Soeharto (1998),
Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998),
Kiai Kocar Kacir (1998),
Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (Penerbit Zaituna, 1998),
Keranjang Sampah (1998) Ikrar Husnul Khatimah (1999),
Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000),
Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000),
Menelusuri Titik Keimanan (2001),
Hikmah Puasa 1 & 2 (2001),
Segitiga Cinta (2001),
Kitab Ketentraman (2001),
Trilogi Kumpulan Puisi (2001),
Tahajjud Cinta (2003),
Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun (2003),
Folklore Madura (Agustus 2005, Yogyakarta: Penerbit Progress),
Puasa Itu Puasa (Agustus 2005, Yogyakarta: Penerbit Progress),
Syair-Syair Asmaul Husna (Agustus 2005, Yogyakarta; Penerbit Progress)
Kafir Liberal (Cet. II, April 2006, Yogyakarta: Penerbit Progress),
Kerajaan Indonesia (Agustus 2006, Yogyakarta; Penerbit Progress),
Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006; Penerbit Kompas),
Istriku Seribu (Desember 2006, Yogyakarta; Penerbit Progress),
Orang Maiyah (Januari 2007, Yogyakarta; Penerbit Progress,),
Tidak. Jibril Tidak Pensiun (Juli 2007, Yogyakarta: Penerbit Progress),
Kagum Pada Orang Indonesia (Januari 2008, Yogyakarta; Penerbit Progress),
Dari Pojok Sejarah; Renungan Perjalanan Emha Ainun Nadjib (Mei 2008, Yogyakarta: Penerbit Progress)
DEMOKRASI La Raiba Fih(cet ketiga, Mei 2010, Jakarta: Kompas)

Penghargaan :
Bulan Maret 2011, Emha memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.[1] Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, penghargaan diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa si penerima memiliki jasa besar di bidang kebudayaan yang telah mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.