Jumat, 29 Maret 2013

DAFTAR PESERTA UK 2013 Home / Kab.Indramayu (SMAN 1 INDRAMAYU) sumber LPMP JABAR 21-03-2013


Kab.Indramayu (SMAN 1 INDRAMAYU)

Selasa, 26 Maret 2013

HARGA LOMBOK MERAH NAIK ITU BIASA




agus warsono
HARGA LOMBOK  MERAH NAIK ITU BIASA, ini sudah sejak dulu. Biasanya naik menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Kenaikan harga lombok merah itu disebabkan oleh beberapa masalah yang masih menjadi PR pemerintah saat ini.
   Agaknya setrategi Kementrian Pertanian tentang swasembada pangan belumlah dikatakan mendapat acungan jempol, munkin litbangnya tidak dioptimalkan, padahal jumlah penduduk Indonesia dan daratan Indonesia yang luas masih sebanding untuk pangan sehari-hari. Bayangkan negara Singapura dan Hongkong yang menggantungkan pangannya dari negara lain.
   Namun kenyataan lain, seandainya pemerintah tak mengimpor beras, maka kita kesulitan beras dan beras menjadi mahal, namun juga patut dipikirkan jika tidak mengimpor seperti di awal-awal kemerdekaan bumi Indonesia ini bisa memberi makan penduduk Indonesia meskipun sampai membuat tiwul (nasi ubi) atau burgur (nasi jagung).
   Halnya mengenai lombok, sebagai bahan makanan bumbu penyedap dan keperluan lainnya sebagai sambal
masakan Indonesia sudah menjadi kebutuhan pokok sama seperti bawang dan bu,mbu lainnya. Disuatu daerah mendadak langka saja, maka rakyat akan teriak lombok tidak ada dan harga lombok selangit.
   Peran kementrian pertanian kini menjadi tidak terfokus karena banyaknya dilematika kebutuhan pertanian kita. "Asal Bapak Senang" agaknya masih saja dipakai oleh jajaran kementrian pertanian kita, Buktinya setiap panen slalu didatangkan Mentri atau Presiden tetapi ketika kekurangan air untuk pertanian mereka para petani bergotong-royong memecahkan masalahnya sendiri, bahkan yang terjadi justru air pertanian dijual belikan.
   Permasalahan lain di Indonesia ini adalah permasalahan ketimpangan sosial antara pemilik lahan dan buruh tani. Dimana-mana di setiap desa  di Indonesia terlihat nyata jelas bahwa jumlah buruh tani lebih banyak dari jumlah pemilik lahan. Banyak buruh taninya ketimbang petaninya. Ini menjadi pemikiran kepada para anggota DPR agar membatasi jumlah lahan meilik perorangan dan perusahaan. Pada masa Presiden Soeharto dulu, ada perkebunan inti rakyat yang bertujuan agar rakyat memiliki lahan pertaniannya setelah mengelola dan memebrikan hasilnya  beberapa tahun.
   Kondisi tanah pertanian Indonesia yang  memiliki unsur kandungan tanah sama biasanya dapat ditanam tanaman sejenis. Sebagai contoh misalnya bawang dapat ditanam di Jawa dan juga Sumatera. Begitu pula lombok, tidak hanya dapat ditanam di daerah Brebes, Kab. Tegal , Pemalang namun juga di Jawa Timur dan    Bali dan daerah lainnya bisa ditanami lombok. Ini berarti para petani kita dapat memilih tanaman palawija dan sebagainya yang dirasa menguntungkan. Disinilah peran dinas pertanian/ kementrian yang ada disetiap kabupaten untuk melakukan percobaan-percobaan tanaman pangan sebagai terobosan peningkatan hasil bumi. Sebagai contoh karena kekurangan kedelai maka petani dipaksakan  tanam kedelai di kandungan tanah yang toidak cocok, sehingga laporan fuso dimana-mana, seperti kebijakan Kredit Usaha Tani  untuk tanam kedelai. Jadilah program kredit macet.
   Dari sedikit contoh permasalahan diatas maka timbul mengapa harga lombok menjulang tinggi. Para penentu kebijakan tahunya hanya hasil yang berlimpah dan sungkan mendengarkan petani gagal panen atau mengatasi permasalahan petani. Berita yang banyak hanya panen perdana dan dibumbui politik.
   Sistem monopoli lahan pertanian dan sedikitnya pemilik lahan menjadikan kurang berkembangnya pasar bebas. Seandainya pemilik lahan lombok merah banyak bukan tidak mungkin sekian banyak petani itu dapat menjual produksinya baik skala kecil atau besar ke pasar mana saja, ke siapa saja, ke arah kota mana saja sesuka hati.
   Belakangan dinas-dinas pertanian di kab/kota atau kanwil propinsi sepertinya hanya lembaga kontrol dan pencatatan  pertanian serta perijinan saja, unsur pembinaan kontinu serta serta peningkatan produktifitas semakin jarang dilakukan. Meski penyuluh pertanian ada, namun kewenangan programnya tak diberikan.
Dulu di acara TVRI ada acara Dari Desa ke Desa dengan pembawa acaranya yang terkenal yaitu Sambas, kini yang ada hanya suguhan petani miskin dan sengsara  yang disuguhkan tv swasta.
   Lombok merah sebetulnya bukan tanaman musiman tanaman ini di Brebes menjadi tanaman andalan, namun di luar negeri lombokdapat ditanam di pot atau polybag dan juga berbuah banyak . Lombok naik dan tidak naik itu biasa , kenapa diributkan menjadi isu politik. Dan perlu diketahui pula baha lombok adalah tanaman berbuah cepat, daundan bunga lombok dapat tumbuh bercama mengiringi batang semakin besar.Semakin bercabang semakin banyak buahnya.



panen_cabai_rawit_perdana3
tanaman cabai dalam pot, picture dari berbagai sumber


 

Minggu, 24 Maret 2013

Peranan Komite Sekolah dalam penyelenggaraan Manajemen Berbasis Sekolah



Peranan Komite Sekolah dalam penyelenggaraan  Manajemen Berbasis Sekolah

Oleh : Agus Warsono
Mahasiswa S2 KONSENTRASI Administrasi Pendidikan
STIA YAPPAN JAKARTA

      Management Berbasis Sekolah dapat diartikan pengelolaan sekolah yang  mandiri, yang merupakan pemberian otonom sekolah untuk mengelola sekolah dengan keterbatasannya serta kelebihanya atau dengan kata lain sesuai dengan potensi sekolah itu.

Managenent pendidikan sekolah semula telah diatur dan dikendalikan oleh pusat(sentralistik) , namun banyak menemukan kendala-kendala pada pelaksanaannya  sehingga memerlukan pengelolaan sekolah dengan menyesuaikan kondisi di suatu sekolah itu. Dengan kata lain sekolah melakukan pengelolaan yang berdasar pada kemampuan sekolah itu sendiri (desentralistik).

     Konsep Managemen Berbasis Sekolah (MBS) yang merupakan managemen desentralistik ternyata dirasakan pada saat ini sangat relevan dengan situasi sekolah dimanapun tempat dan keadaannya yang menyangkut  sekolah itu seperti  lingkungan  , siswa, orang tua siswa , potensi  daerah, budaya dan dukungan masyartakat.

Keterlibatan komite sekolah
Keberadaan Komite Sekolah sebenarnya memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sekolah kearah kemajuan. Telah banyak sekolah-sekolah dengan komite sekolah yang mendukung sekolah sehingga sekolah itu maju pesat.Namun tidak jarang juga sekolah yang justru sangat terbatas geraknya disebabkan karena keberadaan komite sekolah justru malah menghambat kemajuan sekolah, karena fungsi komite sekolah yang keliru yakni tidak mendukung ytapi berperan sebagai pengawasan keuangan sekolah.

Stake Holder
Stake Holder diartikan kepedulian diberikan oleh masyarakat masyarakat ( yang berkepentingan) dalam hal ini utuk sekolah. Stake Holder sangat diperlukan oleh sekolah karena itu sekolah perlu menggalang stake holder dari manapun untuk memberikan dorongan kemajuan sekolah. Stake holder mungkin  dari pemerintah, swasta, tokoh masyarakat , kerja sama (kemitraan) sekolah dengan lembaga lain dan sebagainya.Stake holder sangat dibutuhkan oleh sebuah sekolah –sekolah yang membuka kemitraan .

Sekolah terbuka
Sekolah dengan komite sekolah yang terorganisir dengan tugas yang jelas menjadikan sekolah  memiliki ketrasparanan dalam melaksanakan oprasionalnya.Karena itu komite sekolah  merupakan organisasi yang aktif dan memilikitujuan yang jelas.

Sekolah memiliki Kemandirian
Peranan komite dengan terorganisir dapat merupakan kekuatan seuah skolah dimana dalam komite sekolah tersebut mampu memberikan apresiasi yang tinggi pada sekolah tidak sebagai pelengkap sekolah atau merupakan legetimasi kebijakan sekolah sekolah .
Dari Peranan Komite sekolah itu, sekolah memiliki kemandirian. Sekolah dengan kekuatannya dapat berkreativitas memajukan sekolah.

Fleksibilitas Guru
Memalui MBS guru merasa memiliki ketenangan menjalankan tugasnya di sekolah. Guru terfokus pada peningkatan mutu siswa tanpa memikirkan sarana dan prasarana pendukung peningkatan mutu itu


Beberapa factor menentukan mengikat dengan  keberadaan sekolah
Oleh karena pentingnya MBS, maka sekolah dengan keberadaaannya dan factor yang mempengaruhi sekolah itu perlu ditelaah oleh pihak sekolah untuk mengukur dan merencanakan kegiatan MBS sehingga sekolah dapat dimungkinkan utuk memiliki kemandirian. Beberapa factor pengaruh itu antara lain :
1.Lingkungan
2.Kebutuhan
3.Potensi Daerah
4.Sumber daya alam
5.Orang tua siswa
6.Dukungan Pemerintah
7.Dukungan masyarakat (Stake holder) dan Komite Sekolah
   Peran komite Sekolah , seperti yang disebutkan itu, memiliki pengaruh positip bagi kemajuan  bagi sekolah, atau juga justru berpengaruh dan dapat menghambat kemajuan sekolah karena organisasi komite sekolah itu hanya papan nama.

   Komite sekolah di sebuah sekolah sebaiknya merupakan organisasi yang tettata rapi. Sebagai layaknya sebuah organisasi , komite sekolah memiliki tujuan yang jelas. Umpamanya memberikan bantuan dan dukungan pada program sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah itu. Komite tidak saja sebagai wakil orang tua siswa dan berperan memberoikan legetimasi kebijakan sekolah, tetapi juga memberikan solusi apa yang menjadi hambatan  program-program sekolah.

     Peranan komite berarti telah menunjukan implementasi programnya terhadap sekolah yang menjadi mitrakerjanya.Implementasi MBS itu sendiri disesuaikan dengan faktur keadaan di dalam dan sekitar sekolah itu.

     Pada dasarnya MBS merupakan penopang kemajuan sekolah. Dengan Manajemen sekolah mudah-mudahan terjalin harmonisasi penyelenggaraan di suatu sekolah. Dengan piha-pihak seperti Komite, Stake Holder, Dinas terkait, Orang tua siswa , kemitraan dan sebagainya serta  lembaga-lembaga  pendidikan lain. Implementasi dengan menjalin hubungn sosial itu maka dapat ditarik kesimpulan : Guru tenang dalam menjalankan tugas.

Melalui  peranan komite sekolah sebagai bagian dari MBS akan diharapkan guru dapat melakukan kreatifitas yang dimilikinya. Dan tentu saja dari MBS itu mendapatkan dampak positif sekolah kita, serta pada gilirannya keberadaan koite sekolah dalam managemen Berbasis Sekolah menjadikan sebuah seolah lebih berprestasai.


                                                                                  __________________

30 April 2011






SETIAP ORANG MEMILIKI SIFAT BENALU

Kata William Seward Burroughs II, pengarang novel Amerika tahun 1914 dan meninggal akibat serangan jantung pada 1997 lalu,

 “Every man has inside himself a parasitic being who is acting not at all to his advantage: 


(tiap orang memiliki sifat benalu di dalam dirinya yang membuat dirinya bertingkah untuk meraih keuntungan pribadi.”)

Sabtu, 23 Maret 2013

PENGAKUAN SASTRAWAN BUKAN MENCETAK ANTOLOGI PUISI


catatan kecil : Agus Warsono
DOELOE bukan main senangnya ketika karya sastraku dimuat di salah satu media cetak  regional , kala itu di Indramayu tak ada media cetak yang ada di Cirebon dan Bandung. Kira-kira tahun 80-an. Seakan kebanggaan  besar, bagi pemula seperti saya kala itu yang masih duduk di bangku sekolah guru. Kebanggaan pengakuan dari seorang pengasuh kolom sastra sebuah media kepada seorang sastrawan pemula. Apalagi disekolahku dulu koran mingguan regional itu (PR Edis Cirebon/redaktur budayanya Nurdin M Noor kalau tidak salah ) itu dipasang di majalah dinding sekolah.
   Kejadian semacam itu mungkin dialami oleh sastrawan lain meski bobot dan publikasinya lebih luas. Hal demikian biasa media cetak tersebut  membedakan karya dengan jumlah honorarium yang diberikan. Terlepas dari itu semua pendek kata untuk bisa dimuat di media massa memerlukan karya yang baik disamping seleksi ketat redaktur mengingat banyaknya karya yang datang di meja redaktur budaya.
   Lain doeloe lain sekarang kini tak ada lagi penilaian atau pengantar/catatan redaksi/komentar/esai pendek seorang redaktur budaya mengantarkan karya puisi/cerpen penyair/sastrawan bila pun ada hanya dimedia cetak nasional yang bersar seperti PR, Republika, Kompas, saja. Bila penulis pemula mengirimkan karya ke media ini dijamin berkemungkinan seribu satu.
  Demikian sastrawan dibentuk dari kesungguhan cita rasa terhadap satra dengan talenta tersendiri. Lambat laun datang juga pengakuan orang lain atas karya itu secara bertahan dan mungkin perlahan. Talenta yang diasah akan menghasilkan karya yang bagus. Pada gilirannya pengakuan menimbulkan minat orang lain untuk mempublikasikan atau mendokumentasikan seperti memuat dalam koran majalah atau menerbitkannya dalam  buku dan alat dokumentasi lainnya.
   Perkembangan sastra menunjukan kegembiraan dengan semakin banyaknya karya sastra muncul baik media cetak maupun elektronik. Karya sastra demikian banyak sehingga bukan tidak mungkin akan tumbuh persaingan yang tidak sehat dalam mempublikasikannya.
   Kepiawaian mempublikasikan karya sastra menjadikan sastrawan cepat populair, sebaliknya karya bagus tak pandai mempublikasikan menjadikan teman arsip lapuk yang disimpan di rak butut pula. Namun yang lapuk itu kelak menjadi barang langka yang akan dicari kemudian.
   Sastrawan instan akhirnya muncul bak jamur dimusim hujan, hanya dengan uang kurang dari 2 jt anda akan memeperoleh buku karya anda itu dicetak penerbit lengkap dengan ISBN dan Hak Cipta. Apakah sastrawan ini termasuk sastrawan, jawabnya bisa mungkin. Namun ia akan diadili publik apakah karyanya itu layak atau tidak dinikmati sebagai karya sastra. Meski peluncuran buku sastrawan instan ini dibuat meriah, dengan kata pengantar penyair kondang yang tentu saja dibayar mahal belum menjamin karya itu diakui sebagai karya yang bagus, juga penyairnya belum tentu cepat dinobatkan sebagai penyair, sebab sebab penyair atau sastrawan bukan pengakuan diri tetapi orang lainlah yang memberinya. Jadi tidak asal cetak antologi kemudian disebut sastrawan. (masagus/agus warsono/rg bagus warsono)


 

 

Kamis, 21 Maret 2013

SEGA LENGKO KINI TAK BERDAUN PISANG


INDRAMAYU, 21 Maret 2013
Kuliner khas Indramayu, Jawa Barat, Sega Lengko,  kini tak lagi ditemukan orisinal tradisionalnya oleh perubahan perkembangan dan dinamika kehidupan. Makanan yang dulu identik dengan kuliner sarapan pagi indramayu, sega lengko telah berkembang ke arah yang tak populair.
   Diawali dari menu-nya, doeloe sega lengko mengggunakan tahu kulit (tahu yang berbentuk prisma segi tiga
dan berkulit tebal) khas Indramayu. Tahu tak digoreng namun diiris tipis sebagai bumbu bersama sambel goreng dan kecap. Namun kini berkembang dengan diganti tempe maupun tahu potong putih/kuning yang digoreng lebih dulu.
   Sega lengko yang dibeli dari pedagang nasi sarapan di kampung-kampung di Indramayu bukan main nikmatnya sampai-sampai sanak keluarga yang datang ke Indramayu, nasi lengkolah yang menjadi permintaan utama mereka untuk sarapan pagi. Namun bukan main kagetnya kini sega lengko banyak berubah tak seperti dulu. Dari mulai bumbu lengko, sampai pembungkusnya beda. Nasi lengko kini sudah pakai tahu putih yang digoreng, ada mie-gorengnya/bihun atau suatu tempat dijumpai sega lengko dijumpai pakai tempe dan telor pendang, di sutu tempat lagi sega lengko pakai tempe goreng yang dipotong kecil-kecil. Bumbu yang dicampur dengan tauge dan ketimun yang diiris tipis memang masih melekat, namun kecapnya kini sembarang yakni buatan pabrik modern.
   Makan nasi lengko tentu sangat beda aroma jika sega lengko itu dibungkus daun pisang, ada kesan tradisional dan selera makan, kini sega lengko dibungkus pakai kertas-minyak dan kunci pembungkusnya dengan hacter kawat. Jika makan di warung segalengko, maka akan dilayani langsung dipiring tanpa dialasi daun pisang.
   Menurut hj Umamah (80th), veteran perang kemerdekaan pensiunan  legiun veteran Indramayu yang dulu  sebagai penjual nasi lengko ternama di Sindang Indramayu, nasi lengko sulit untuk dijaga keasliannya, diikarenakan bahan baku, dan juga keinginan penjual dan pembeli yang serba ingin praktis. Ketiadaan daun pisang (daun pisang klutuk  pisang biji) adalah kegagalan pemerintah dalam membangun perekonomian keluarga. Dulu setiap pekarangan rumah hampir dijumpai tanaman pisang, namun kini masyarakat enggan menaman pisang di pekarangan rumah. Apalagi  semua desa dipinggiran kota  kini berkembang menjadi kota menjadi semakin sempit pekarangan rumah. Hj Umamah dulu membeli daun pisang dari tetangga yang memiliki tanaman  pisang untuk pembungkus segalengko.
   Nasi lengko khas Indramayu yang dulu dijumpai di pasar Mambo diwaktu sore menjelang malam kini tak kelihatan lagi. Yang tubuh berkembang adalah warung sega jamblang yang merupakan kuliner khas Cirebon. Akankah sega lengko tetap lestari atau berkembang tergantung dari kemauan warga penerus warisan pendahulu itu. Sega lengko kini saja tetap disebut sega lengko walau tak berdaun pisang. (agus Warsono/masagus)


   

Rabu, 20 Maret 2013

BOEKA TEDJA


BOEKA TEDJA ( SETARA SR ONGKO LORO) KIRIMAN RAHADI UGENG SUGIANTO

Senin, 18 Maret 2013

Rp 16 triliun dana abadi pendidikan tersimpan di bank, klipping berita merdeka.com


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengaku memiliki dana abadi sekitar Rp 16 triliun yang ditempatkan di perbankan. Bunga dari dana ini rencananya akan digunakan untuk pembiayaan tiga program pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan, pengelolaan dana dan program ini akan dilakukan oleh sebuah Badan Layanan Umum (BLU) bernama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang akan segera dibentuk. BLU tersebut ditargetkan dapat terbentuk tahun ini.
"Kita itu kan punya dana abadi yang sekarang sudah sekitar Rp 16 triliun," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/3).
Tiga program yang akan diberikan dana ini adalah beasiswa S2 dan S3, riset kebijakan nasional dan bantuan sarana dan prasarana pendidikan saat terjadi bencana. Pemberian beasiswa ini akan diperuntukkan kepada masyarakat umum.
"Beasiswa S2 dan S3 baik di dalam maupun di luar negeri," tuturnya.
(mdk/noe)

Minggu, 17 Maret 2013

MALU PADA BAPAK DARI ANTOLOGI PUISI SI BUNG (IR SOEKARNO) KARYA PENYAIR AGUS WARSONO (Rg BAGUS WARSONO)



 Malu Pada bapak
Renung malam di ruang
Reka kita orang selamat akan pergantian zaman
Junjung tinggi siapa berkibar
Ganti baju mana pantas dalam gedung kokoh
Mulut puji-puji asalkan tercukupi
Peduli apa sapaan hati
Lupa mengabdi
Tugas kita mereka diam, tapi
Malu teringat bapak
Bahwa kita rakyat yang dikontrak.
Indramayu, 14 Oktober 2000

Kenangan manis Dr.Ir. H Akhmad Soekarno,Proklamator RI , bersama Fatmawati
KENANGAN DI MASA MUDA, SI BUNG BENAR-BENAR SEORANG YANG MEMILIKI KESETIAAN (Agus Warsono)

Semasa muda, dikala cinta membara, dikala hasrat menyala, dikala api cita-cita bergelora merintis kemerdekaan nusantara, Dia punya selera yang tak kalah dengan pemuda sebaya, romantis, mempesona, gairah cinta, menuju gerbang cita-cita yang dipersembahkan untuk bangsa. Dia, Si Bung.(oleh Agus Warsono)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

MOCI ITU SEPERTI KEBIASAAN ORANG EROPA



BOLEH jadi medhang teh poci (sebut moci) sambil ngobrol ngalor ngidul (kini terkenal dengan obrolan ndopok) merupakan kebiasaan orang Belanda tempo doeloe yang ketika itu manjajah Indonesia yang berada di Tegal. Kebiasaan ini biasa dilakukan oleh orang-orang Belanda yang kebanyakan mengurus BUMN-nya Belanda di Indonesia seperti parik tepung tapioka, pabrik teh, pabrik gula, dan pabrik rokok/tembakau. Mereka biasa kalau libur , pagi atau sore hari di hari libur berkumpul ditaman atau serambi rumah sambil menikmati hangatnya teh poci dan gula batu. Kesempatan ini biasa digunakan untuk membicarakan hal-hal lain diluar pekerjaannya. Seperti di negeri-nya di Eropa sana.
    Masyarakat Tegal yang ketika itu menyaksikan membuat kegiatan para majikannya itu ditiru dengan penyesuaian sana-sini. Jika orang-orang Belanda menikmati teh poci dan hangatnya pagi atau sore hari sambil bercengkerama, maka orang pribumi membuat acaranya selepas dari kerja atau hari libur. Kemudian mereka tidak berada di taman atau serambi rumah pejabat Belanda, tetapi di warung-warung moci sambil ngobrol ini itu.
    Ternyata ini menjadi budaya orang Tegal hingga kini. Moci itu seperti kebiasaan orang Eropa. Adapun isi obrolan tentu tidak tau apa itu ndopok/goroh atau obrolan serius, yang penting tempat untuk santai sambil menikmati teh poci dan gula batu.
    

MENGENANG CHAIRIL ANWAR



CHAIRIL ANWAR 1922-1949








Chairil Anwar
Lahir (Medan, 26 Julai 1922). Dia dibesarkan dalam keluarga yang cukup berantakan. Kedua ibu bapanya bercerai, dan ayahnya berkahwin lagi. Selepas perceraian itu, saat habis SMA, Chairil mengikut ibunya ke Jakarta.
Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh BaruahLimapuluh KotaSumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. [1] Dia masih punya pertalian keluarga denganSutan SjahrirPerdana Menteri pertama Indonesia.[2] Chairil menguasai bahasa Inggrisbahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. RilkeW.H. AudenArchibald MacLeish,H. MarsmanJ. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung memengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.
Semasa kecil di Medan, Chairil sangat rapat dengan neneknya. Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup Chairil. Dalam hidupnya yang amat jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat neneknya meninggal dunia. Chairil melukiskan kedukaan itu dalam sajak yang luar biasa pedih:
Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta

Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastera setelah pemuatan tulisannya di "Majalah Nisan" pada tahun 1942, pada saat itu dia baru berusia dua puluh tahun. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian.[3]. Chairil ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.[4] Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945.[5][6]
Karya tulis yang diterbitkan
Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck
Terjemahan ke bahasa asing
Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa InggrisJerman dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah:
  • "Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960)
  • "Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962)
  • Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963)
  • "Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
  • The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
  • The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
  • Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
  • The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

Akhir hidup
Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC[7] Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.

Kumpulan Puisi Chairil Anwar

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946
DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)