Sabtu, 03 September 2016

Lumbung Puisi Jilid IV



Riswo Mulyadi


Kelelawar Sunyi

kelelawar mengepak sayap membelah senja
berburu sunyi
lalu ke mana kausembunyikan luka dadamu?
sedangkan ia tak pernah lelah menembus sunyi
menungguinya hingga fajar

kelelawar dalam luka
lupakan perih
mengelus lebam di sekujur tubuh
dadanya bergetar menahan gempuran angin malam
sayapnya gemetar
ia kehilangan rumah singgah

kelelawar, sekedar menyangga tubuhnya
agar tetap bisa bergelantung di dahan sepanjang siang
sambil menanti buah ranum di tengah malam
atau sesekali menangkap serangga dengan lidahnya yang kaku

Cilangkap, 3 Agustus 2016




Riswo Mulyadi

Burung Burung

seekor burung melayang di atas bukit
sayapnya melemas
anak bukit melintas di mulut goa
memungut bulu-bulunya
: hari-hari penuh rindu, katanya

anak burung meradang
dadanya terluka
menahan ngilu

aku mengelus dada
kenapa burung tak lagi berumah di atas pohon?


Cilangkap, 9 Agustus 2016




Rg Bagus Warsono

Manuk Tekukur Pagi

Tekukur kuk tekukur kuk
di atas bahujan besar di tengah kuburan
tekukur kuk tekukur kuk
membangunkan batu nisan
tanda
setan setan yang mulai berangkat ke pasar
tekukur ku tekukur kuk
manuk berkawan
hanya satu lantang
menyambut keranda datang
menambah batu nisan
tekukur kuk tekukur kuk
mengingatkan
menghibur mereka yang diam di batu nisan
rg bagus 2015

Rg Bagus Warsono

Sanca Kembang

Kemana sanca kembang di alas loyang
indah berjalan di pinggir sungai
mencari katak mencari burung
mengelabui lawan mengelabui mangsa
sanca kembang
raja aliran sungai
indah tubuh berliku di atas batu
melilit dahan menipu kawan
sudah kenyang tadi siang
perut meremas ayam hutan
rg bagus warsono 2015



Rg Bagus Warsono

Macan Gogog

Ke Muara Cimanuk
1970an dalam ingatan ku
aku digenggam erat ibu berperahu ke Muara Cimanuk
ayah mengayuh perahu sendiri dan kakak berpegang kemudi
melalui hutan bakau dipingiran Cimanuk lebat
lalu kutatap macan gogog memandangku tajam
harimau kecil sebesar kucing besar
2000an dalam perjalanan wisata klasik
aku menggenggam istri
berperahu wisata ke Muara Cimanuk
melalui rumah pinggiran cimanuk
Kutatap anak-anak nelayan memandang hampa
memandang harap
bukan ikan yang ia butuhkan.
Rg Bagus Warsono 2015



Sami’an Adib

Rusa Bawean

Bukan karena bertanduk
ia menolak tunduk
tetapi nalurinya terasah cerdik
menjadi pelari gesit menyibak semak-semak sabana
ketika pemburu belum sempurna menarik busur panahnya

demikian sepenggal kisah keulungan sang primadona
rusa bawean, menu kesukaan para dewa dan kesatria

bukan karena panah pemburu
ratapnya demikian pilu
tetapi panggungnya telah hilang
bersama sabana yang menjelma ladang
serta hutan yang pepohonannya satu demi satu tumbang

demikian akhir riwayat sang penebar pesona, rusa bawean
hidup terkurung mengenyam cemas menganyam kenangan

Jember, 2016






 

Sami’an Adib
Kucing Busok

Hanya semalam aku menginap
di Raas, pulau seberang Sumenep
tapi hati terlanjur takjub
pada satwa bermata hijau gelap
:kucing busok kesayangan para pemandu ratib

padanya aku belajar menafsir makna
tentang waspada  lewat getar lembut kuping tegaknya
tentang wibawa lewat tajam tatapannya saat menaklukkan mangsa
tentang kesetiaan lewat lulut hanya pada tuan pemeliharanya
tentang keindahan lewat lembut bulu polos abu-abunya
tentang kesempurnaan lewat bengkok ujung ekornya
tentang keagungan lewat keanggunan penciptaannya

sungguh suatu mahakarya Sang Pengendali Jagat Semesta

Jember, 2016





Lumbung Puisi Jilid IV




Shon Sweet's
Musnah

Setiap waktu
Hati teriris ngilu
Tertangkap oleh mata
Tentang kekejaman
Binatang berakal

Kelestarian alam
Semakin terancam
Suara nyanyian
Apalagi auman
Beranjak meninggalkan

Dimana kelestarian alamku
Apa hanya legenda hayalan, lagi-lagi kerusakan ulah hewan berakal.

Candisari, 150816







Sumrahhadi (Munadi Oke)


Raja yang Hampir Punah

Lorengnya begitu indah
Membuatnya hampir punah
Hutannya dijamah
Berganti tumpukan uang jutaan rupiah

Auman dahsyat menggemuruh
Tak lagi mampu getarkan kalbu
Terkubur disudut kelam cerita
Di dongeng orangtua menidurkan anaknya

Taring dan cakar tajam
Tak mencengkeram, malah terbenam dalam
Di bawah deru buldozer
Rimba tak lagi punya raja
Hancur oleh keserakahan dan angkara penebar bencana

Harimau loreng sumatera
Tak lagi sebanyak lorengnya
Perlahan musnah
Hampir menjelma cerita

Painan 12082016




Sumrahhadi (Munadi Oke)

Siapa yang Serakah?

Matahari baru saja terbit
Tapi panasnya mengupas kulit sanca yang tertidur lelap
Sebab rimba tak lagi rimbun
Mahoni dan meranti telah merantau ke kota, menumpang loader penguasa serakah

Kera abuabu yang biasanya lincah, tampak murung berjuntai di pinggir sungai
Tangannya rapat menutup muka, sebab gelar "serakah" nya direbut manusia
Babi hutan baru pulang sedari mencuri singkong di ladang orang
Diatasnya, siamang memekik, memaki dahan tempatnya bergantung yang hanya tinggal tunggul rata dengan tanah

Landak hanya nampak duri menyembul di timbunan longsor, mati.
Semua mengutuk, menyumpah
Di timpali cucak jenggot yang kebingungan mencari sarang
"Sebenarnya siapa yang serakah, orang utan atau orang kota?"

Painan 12082016


 
Sri Subekti Handayani

Si Ponggo atau Kelapa Sawit

Ada dua penting
Tingkatan ekonomi rakyat
atau satwa Langka di Nusantara
Saat riang bergelantungan
Si Ponngo mendengar suara letusan
Doooorrr ....si ponggo tersentak
Ia termangu di salah satu dahan pohon

Ia terkejut dan bingung ...
Temannya bercengkerama hilang tiba tiba
Saat ia melihat kebawah ....
Astaga temannya terkapar di tanah bersimbah darah ....

Si Ponggo turun hampiri temannya
bersimbah darah ....
di guncang dan di bangunkan temannya
Ia tak bergeming ....
Ia tak bernafas ....

Duhai ....berdosahkan si Ponngo
bermain di kebun Kelaoa sawit ???
berapa ton kah kelapa Sawit yang di mskan Si Ponggo ???
Duh....betapa mahalnya kelapa Sawit
dan betapa murahnya harga Nyawa si Ponggo
Orang Utan yang katanya di lindungi ?

Dilindungi oleh siapa ?
toh peluru nyasar masih menembus jantungnya....
Toh hukum bakar Orang Utan masih berlaku
di perkebunsn lrlapa sawit ...
Duuhhh ....si Ponggo termangu sedih
menatap temannya terkulai...
diam ....beku...tak bernafas
Esok siapa teman di Ponngo bermain ??

Bandung. 16-08-2016


Sri Subekti Handayani

Kasih Tak Kenal Rupa

Seekor ayam mengeram
Lima butir telurnya sendiri
dititipi dua butir telur bebek
Cintanya pada telur telur itu
Sungguh murni adanya

Saat telurnya menetas
Dengan penuh cinta induk ayam
Merawat anak anaknya
Ia tak pernah pilih kasih
Merawat anak ayam dan anak bebek

Tak ada anak kandung dan anak angkat
Saat anak bebek ingin berenang
Sang unduk ayam berteriak panik
Takut anaknya hanyut
Begitu dalam cinta sang induk ayam

Hingga tiba musim menyapih
Sang induk ayam tak pernah pilih kasih
Kasih tulus setulus mentari
Berbagi sinarvuntuk dunia
Wahai begitu beningnya cinta
sang induk ayam

Bandung 26-08-2016