Jumat, 29 Juli 2016

Mohamad Firdaus Melepas Kupu-kupu



Mohamad Firdaus

Melepas Kupu-kupu

telah terwujud segala doamu yang kerap dibenamkan
lewat tetes airmata di bujur malam. waktu di mana kau adukan
seluruh resah sebab betapa pun diri ingin namun kau harus tahan diri
menahan hati, memahami arti bahwa janji pasti terlunasi
dan pukau kini telah ada di tubuhmu serupa daya pikat
untuk dilihat. mengubah rupamu jadi elok. meninggalkan
jejak tapa sunyi. kadang angin mengajarkanmu agar tetap bertahan
mengulitimu berlapis-lapis sampai habis atau dingin udara
akan datang dengan jubahnya: penuh restu dan pengampunan

terbanglah selagi angin tenang dan musim berpura-pura sahabat
sebelum berlain pikir lalu menikam: jadikanmu pesakitan siang malam
lupakan kosong kepongpong sebab ia telah jadi baju zirah sejarahmu
yang telah mengelupas sejak kau bunuh hantu di tubuhmu
lihatlah, serbukserbuk pada sepasang sayapmu akan jadi kilau mata
seperti putik bunga menggoda: apabila terpetik maka akan binasa
melahapmu menuju kematian
Purwokerto 7 Januari 2016



Jen Kelana KUAU PERENGGAN TANAH PELADANG




Lama tak kulihat riang reranting
dan daun-daun luruh beraroma lembab
sebab dedahan tak lagi mampu mengundang kicaunya
menjadi sesinggahan meski sekejap

Dangau panggung beratap ilalang
hamparan padi gogo rancah musim penghujan
di titik pandang rimba menggeliat
memutar ulang kilasan ruang kekanak
entah pada pusaran ke berapa

Pada bibir-bibir hutan perenggan tanah peladang
sayap-sayap mengepak hinggap
lalu nyaring lengking mendera senja
kuau sendu mematah bulan madu
Masih adakah tempatmu di pertiwi ini?
Sementara hutan tak lagi nyaman
menjadi peraduan sepanjang mimpi
2016,












Jen Kelana Kutitipkan Asa Maleo




Rimba Celebes menyemai matayangan
ketapang juga tetumbuhan agathis
bersekutu bibir pantai menyisakan kering
kemudian menjadilah persinggahan

Demikianlah, Linaeus memarka binomial nomenclatur
pada tata nama macrocephalon maleo
menggariskan moyang kingdom animalia
lantas menancapkan jejak
seberang Wallacea dan Weber

Pada pasir yang menyelimuti pesisir pantai
sejoli sejalan itu menggali-gali istana marwah
bagi peletak penerus silsilah leluhurnya
seperti juga kita, yang ingin selalu setia
begitulah maleo menitipkan pesan
melepasliar langsam kerinduan

Kemudian kepak sayap-sayap melemah
tak ada lagi nyanyi di halaman rumah
padahal selalu kurindukan riang anak-anak kecil
bersama senandung dolanan bercengkerama
mungkinkah tersisa cerita untuk selanjutnya
tersebab maleo telah pula berkemas
meninggalkan selaksa kenang

Maka sudahi saja pesta
lantaran tarian-tarian kita menghapus
penanda-penanda maleo dari leluhurnya  
dan perburuan itu juga menggaritkan luka
pada lembaran-lembaran cerita anak kita

lalu kutitipkan asa maleo atas bentang sayap-sayap lelah
sepanjang kesat masa tua menulisi
hingga kembali menjadi kisah yang sama
2016

Inne Maula ; Aku pernah bermimpi menjadi angsa


 
Terlihat anggun mengapung dipermukaan air
Aku pernah bermimpi menjadi hujan
Karena disetiap tetesnya mengingatkan berjuta kenangan
Aku pernah bermimpi menjadi angin
Tapi aku sadar, angin tidak akan kembali ketempat dia berasal...

Aku ingin seperti arus sungai
Mengalir mencari muara yang harus kusinggahi
Seperti pohon yang memberi kerindangan dan keteduhan
Seperti ibu yang penuh kasih dan sayang
Seperti burung merak yang setia pada satu pasangan hidupnya

Aku ingin menjadi semua itu
Tetapi aku sadar siapa diriku...
Hanya seorang gadis minimalis
Tapi tuhan memberikan hal yang lebih pada sesuatu yang sederhana
Kalian tau apa itu?
Sesuatu yang terpancar dari dalam diri
Semacam kilatan cahaya atau kekuatan magis?
Bukan, sesuatu itu adalah karunia tuhan yang telah menciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing
Menjadi diri sendiri adalah salah satunya





Rabu, 27 Juli 2016

Sekilas Literasi dalam kurikulum 2013 di Sekolah

Literasi tengah digalakan oleh kemendikbud. Kegiatan membaca, menulis, bedah buku, resensi, perpustakaan hingga mencipta menjadi sorotan utama pendidik dan peserta didik.
Bagi praktisi pendidikan yakni guru dan tenaga kependidikan yang telah terbiasa di bidang ini akan menjadi sasaran penerang bagi suksesnya pegembangan literasi di sekolah.

 Tetapi kemendikbud juga melupakan literasi yang meliputi berbagai kegiatan ke-aksaraan. Misalnya hal menulis hurup bagi peserta didik baru kelas I sekolah dasar. Dalam buku siswa kelas 1 kurikulum 2013 hasil refisi 2015 tidak memberikan petunjuk atau pelajaran tentang menulis huru (permulaan) itu. Karena itu jangan heran bila anak anak muda sekarang menulis surat asal bisa dibaca sendiri alias tidak bisa dibaca 0rang lain alias hurup-hurup dalam kata kalimat itu bukan sesuai ejaan atau tidak sesuai dengn jenis Huruf tegak bersambung yang telah ditetapkan Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7 Juni 1983

 Kurikulum 2013 memang kurikulum yang terbaik karena dapat menjangkau pikir luas siswa dan guru. Tetapi dalam prakteknya karena budaya literasi guru masih sangat rendah dalam hitungan rata-rata guru se-Indonesia bahkan masih jauh tertinggal dengan negara kecil di asia tenggara maka pola tematik (saling mengait/dan terkait) dalam beberapa disiplin ilmu akan sulit dikembangkan guru.

 Pola pembelajaran guru dengan methoda-methoda yang menjadi kebiasaan guru bahkan menjadi 'budaya mengajar selama ini patut dicermati . Tidak serta-merta saja seenaknya harus berganti pola pembelajaran tematik. Sedangkan kebiasaan dan budaya itu memang sulit dirubah secara serentak.

 Selama ini memang pola pembelajaran clasik konvensional dimana-mana adalah terpopulair methoda ceramah, disususl methoda tanya-jawandan diskusi dan untuk pembelajaran memabaca adalah methoda ,mengeja. Dalam kurikulum 2013 tidak melarang penggunaan methoda-methoda itu. Khusus untuk methoda meng-eja seharusnya tetap dipertahankan . Sebab methoda ini dikenal ampuh dan berhasil membikin cepat peserta didik yang baru kenal sekolah dapat membaca.

Dengan tidak mengurangi hormat kepada ahli-ahli pendidikan yang turut merancang dan merevisi kurikulum 2013 saya berpendapat agar survai perlu dilakukan oleh para ahli dan bukan menerima laporan bagus saja dari mereka yang ditunjuk dan melaporkannya secara online. Atau karena memang dikejar waktu sehingga proyek cepat selesai.

 Akhirnya apa yang telah diputuskan oleh Mentri Kementrian Pendidikan berupa pedoman Literasi di sekolah kurang singkron dengan keadaan di lapangan. Indonesia memang senang serba cepat, ibarat belum masak dipohon , terpaksa dikarbit maka hasilnya yang harusnya buah mangga itu manis jadi 'kecut /asam.