Sabtu, 19 September 2015

Baca Puisi Gampang-gampang Susah

(Bagian 1)

Ternyata membaca puisi itu tak semudah sepintas melihat orang baca puisi. Apalagi bagi mereka yang asing di per-puisi-an. Boleh jadi lagak gaya awal bakal dilupakan, ketika puisi dibaca, baca puisi yang asal-asalan bahkan ngawur. Banyak aspek tentang membaca puisi yang khusus bagi pembacaan di depan forum/publik. Bagi yang terbiasa mungkin tidak masalah, mereka hanya memperbaiki dari pengalaman sebelumnya. Sedang bagi yang tak biasa sebaiknya berlatih agar dapat tampil membaca puisi maksimal.
Berkali penulis menonton pembacaan puisi baik dalam lomba maupun berbagai kegiatan sastra yang diselingi pembacaan puisi. Tak sedikit pembaca puisi yang kurang mempersiapkan diri. Jangankan disimak, tidak ditertawakan saja sudah untung. Persiapan diri sangat penting dilakukan bahkan yang sudah memiliki nama besar pun banyak yang melakukan persiapan diri sebelum tampil.
Pahami isi puisi

Begitu puisi dilihat kemudian langsung dibaca, ini perlu kepiawaian, hanya dimilikioleh sedikit pembaca puisi yang demikian. Sebab pemahaman isi sangat diperlukan untuk memperlihatkan maksud puisi. Dibaca barang 1 atau 2 X sangat berarti untuk pemahaman puisi yang akan dibacakan. Bila perlu puisi yang akan dibacakan jauh sebelumnya dipersiapkan sehingga memudahkan ekspresi saat tampil. Boleh jadi karena ekspresi , walah hanya melirik kata di baris puisi mulut pembaca puisi langsung menuntaskan baris puisi karena hafal.
Pemahaman terhadap puisi yang akan dibacakan sangat perlu sebagai 'pesan yang akan disampaikan. Biasanya judul puisi merupakan kepala pesan , namun bukan tidak mungkin judul puisi malah tujuan atau sebaliknya bagi sebuah puisi utuh. Karena itulah sebelum tampil membaca puisi hendaknya memahami maksud tujuan serta pesan penyair puisi tersebut.

Perhatikan artikulasi kata dalam kalimat dan kata-kata Baru.
Kesletot kata bisa mungkin karena kurang pahami kata baru dan artikulasi yang berada dalam baris kata. Jika ini terjadi maka nilainya, bagi juri misalnya, adalah nol atau diskualifikasi. Mengapa? Jelas ini adalah pembacaan yang salah sebab naskah adalah paten dan baku bagi sebuah karya. Apapun isi puisi harus dibacakan sesuai dengan asli tulisannya. Tak ada kata perubahan untuk penyesuaian kata atau penyederhanaan. Kecuali bagi naskah-naskah alih bahasa.
Pembaca puisi yang telah biasa , biasanya sangat memperhatikan kata-kata baru dan kata-kata dengan artikulasi yang dimaksud dalam baris puisi atau bait puisi. Salah penafsiran bukan kebebasan apresiasi tetapi sudah salah terhadap kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kita menghargai cipta seseorang.Apresiasi adalah wujud penghargaan cipta itu.

Baca puisi bukan deklamasi
Disini pengertian perlu diluruskan agar tidak salah kaprah. Baca puisi boleh dengan kebebasan gerak , boleh dengan kebebasan bertingkah, dan boleh dengan kebebasan aksi panggung . Baca puisi juga boleh dengan segala macam kolaborasi seni dan musik. Kebebasan ini namun tetap terjaga dengan makna baca puisi itu. Yakni penyampaian karya sastra berupa puisi yang di sampaikan dengan bentuk lisan tanpa merubah arti pesan dari penyairnya. Jadi laval ucapan pembaca puisi harus jelas terdengar. Mau lirih atau teriak boleh saja tetapi artikulasinya dari ucapan itu benar. Kita perhatikan tokoh penyair yang telah piawai membaca puisi, ketika tengah membaca puisi walau dengan tingkah apa pun tetap suara menjadi nomor satu. Lantang, mendayu-dayu, kemudian lirih sedih dan kemudian menghentak mengagetkan !

Baca puisi bukan deklamasi
Disini pengertian perlu diluruskan agar tidak salah kaprah. Baca puisi boleh dengan kebebasan gerak , boleh dengan kebebasan bertingkah, dan boleh dengan kebebasan aksi panggung . Baca puisi juga boleh dengan segala macam kolaborasi seni dan musik. Kebebasan ini namun tetap terjaga dengan makna baca puisi itu. Yakni penyampaian karya sastra berupa puisi yang di sampaikan dengan bentuk lisan tanpa merubah arti pesan dari penyairnya. Jadi laval ucapan pembaca puisi harus jelas terdengar. Mau lirih atau teriak boleh saja tetapi artikulasinya dari ucapan itu benar. Kita perhatikan tokoh penyair yang telah piawai membaca puisi, ketika tengah membaca puisi walau dengan tingkah apa pun tetap suara menjadi nomor satu. Lantang, mendayu-dayu, kemudian lirih sedih dan kemudian menghentak mengagetkan !

Foto penyair :Lukni Maulana, Dimas Indiana Senja,Nana Sastrawan, dan Muhammad Rois Rinaldi. 

Kamis, 17 September 2015

Puisi tak pernah kemarau.

Puisi tak pernah kemarau.
Temanku di Semarang Wardjito Soeharso, penyair, berusaha terus menghidupi puisi , begitu juga penyair Heru Mugiarso, ia telah memberi gagasan (PMK) seakan menyebar benih puisi. Lain lagi dalam sebuah kesempatan penyair Syarifuddin Arifin Dua senantiasa mengajak yang muda-muda utuk terus memelihara budaya menulis puisi. Sedang penyair intelektual Bambang Widiatmoko ada saja slalu gagasannya setiap tahunnya. Begitu pula Mas Bambang Eka Prasetya begitu rajinnya ia membimbing dan menjalin persahabatan terhadap para pecinta puisi di Tanah Air. Sedangkan Sosiawan Leak terus berkiprah tak henti menginventaris puisi hingga 'PMK V sekarang. Di tempat lainnya di seberang pulau penyair Arsyad Indradi dan Ibramsyah Amandit adalah adalah orang tua yang patut mendapat tauladan karena kepeduliannya membina penyair muda. Sahabatku Wayan Jengki Sunarta, di Bali tak henti berkreatif. Teman-teman di Tangerang barusan selenggarakan silaturahmi penyair nusantara yang dimotori perempuan penyair Rini Intama, dan penyair Trip Umiuki. Nun jauh di sana di kupang penyair Dedari Rsia tengah rajin menghidupkan puisi dalam kemasan tersendiri. Banyak juga penyair yang membikin hujan puisi seperti pemyair Kurniawan Junaedhie. Di Serang Toto S Toto St Radik mungkin tengah akan membuat kejutan berikutnya. Sahabatku Ali Arsy adalah penyair produktif. Sedang sukses Mas Sofyan RH Zaid membuat semangat penyair lainnya. Tentu saja masih banyak penjaga puisi lain, Acep Syahril kini punya koran sendiri agar dapat menampung hujan puisi. Wah pendek kata puisi tak pernah kemarau. Salam sastra Indonesia.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Aksi Ali Arsy Penyair Banjarbaru di Tifa Nusantara II memukau peserta.

(foto rg bagus warsono)
(foto rg bagus warsono)

Aksi penyair Ali Arsy tengah memberikan teknik pembelajaran permainan bahasa Penciptaan Puisi Brsama yang diciptakan olehnya kepada para peserta Tifa Nusantara II di Cikupa Tangerang pada 28 Agustus 2015.

"Pagar Kenabian" Buku Terlaris dalam Bazar Buku Tifa Nusantara II

                        (foto rg bagus w)

Bazar dan louching bersama setelah louching buku Tifa Nusantara II hari pertama kegiatan Temu Sastrawan Nusantara ke-2 di Cikopa Tangerang Bekasi 27-29 Agustus 2015 dilaksanakan untuk memberikan apresiasi pada karya peserta Tifa Nusantara II. Buku-buku karya penyair setelah dilouching kemudian dibazarkan bersama. Sekitar 50 judul buku dipajang untuk dan dipasarkan pada kegiatan itu. Turut melauching buku-buku tersebut adalah karya berbagai penyair nusantara.Tercatat beberapa buku sastra faforiet karya penyair terkenal.  Buku Antologi "Pagar Kenabian" Sofyan RH Zaid merupakan buku yang banyak diminati peserta, Tidak hanya dibazarkan tetapi juga buku buku tersebut ada yang didapat dari hadiah dari penulisnya kepada peserta Tifa Nusantara.
Tifa Nusantara adalah kegiatan sastra bertaraf nasional yang diselenggrakan oleh Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang bersama Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan selama 3 hari dari 27 Agustus 2015 hingga 29 Agustus 2015. Kegiatan kali ini adalah kegiatan kedua dari kegiatan serupa yang pernah diselenggarakan  tahun 2013 .

Mengenal Salimi Ahmad Penyair dan Pelukis Indonesia

Penyair dan pelukis Salimi Ahmad saat menghadiri Temu Sastrawan Indonesia, Samping kanan berpeci bersama penyair Wowok Hesti Prabowo. 
(Fotho Rg Bagus Warsono)



Salimi Ahmad, lahir di jakarta, 22 mei 1956, adalah seorang penyair yang namanya tak asing lagi di dunia seni lukis Indonesia . Pelukis ini adalah juga seorang penyair yang diperhitungkan secara nasional. Baginya menulis puisi adalah keseimbangan profesinya, namun ia dapat memetik sekaligus predikat pelukis dan penyair yang berhasil. Menurutnya ia  tak pernah benar-benar bisa melepaskan diri dari menulis puisi, sebab karena menurutnya dengan menulis puisi ia dapat menyeimbangkan rasa gelisah dalam hati dan pikirannya. Demikian ketika berbincang dengan ayokesekolah.com di acara Tifa Nusantara 27-29 Agustus 2015 di Cikupa Tangerang.

Salimi Ahmad meniti pendidikan mulai  SD dan SMP diselesaikan di Jakarta. Dia pernah masuk sekolah seni rupa indonesia (SSRI) di Yogya pada tahun 1973. hanya kurang dari 1 tahun dia pindah kejakarta lagi untuk melanjutkan pendidikannya. ia menyelesaikan SMA pada tahun 1976.

Latar sebagai pelukis dan sekaligus penyair didapat dari ketika tinggal di  Yogyakarta, Bergabung di persada studi klub (PSK) dibawah asuhan Umbu Landu Paranggi, teater asuhan Niki Kosasih. Kemudian di  Jakarta, ia mendirikan Bengkel Sastra Ibukota.  Bersama  Mas Sulebar Sukarman, ia kerap mengikuti berbagai kegiatan pameran lukisan bersama.


Minggu, 23 Agustus 2015

Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Provinsi asal/pengusul Ref.
Abdul Halim
1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia
2008 Sumatera Barat
[3][8]

Abdul Haris Nasution
1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 Sumatera Utara
[3][9]

Abdul Kadir
1771 1875 Bangsawan dariMelawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 Kalimantan Barat
[3][10]

Abdul Malik Karim Amrullah
1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011 Sumatera Barat
[11]

Abdul Muis
1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 Sumatera Barat
[c][4][12]

Abdul Rahman Saleh
1909 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh ketikamembawa keperluan mediskarena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
[4][13]

Abdul Wahab Hasbullah
1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiriNadhlatul Ulama
2014 Jawa Timur
[7]

Andi Abdullah Bau Massepe
1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selamaRevolusi Nasional, seorang putra dariAndi Mappanyukki
2005 Sulawesi Selatan
[3][14]

Achmad Subarjo
1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 Jawa Barat
[3][15]

Adam Malik
1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia ketiga
1998 Sumatera Utara
[3][16]

Adnan Kapau Gani
1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukungRevolusi Nasional
2007 Sumatera Barat
[3][17]

Nyi Ageng Serang
1752 1828 Pemimpingerilyawan Jawayang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 Jawa Tengah
[3][18]

Agus Salim
1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang
1961 Sumatera Barat
[4][19]

Agustinus Adisucipto
1916 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh ketikamembawa keperluan mediskarena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
[4][20]

Ahmad Dahlan
1868 1934 Pemimpin IslamJawa, mendirikanMuhammadiyah; suami Siti Walidah
1961 D.I. Yogyakarta
[4][21]

Ahmad Rifa'i
1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 Jawa Tengah
[3][22]

Ahmad Yani
1922 1965 PemimpinAngkatan Darat, terbunuh saatGerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][23]

Alimin
1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokohPartai Komunis Indonesia
1964 Jawa Tengah
[4][24]

Amir Hamzah
1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 Sumatera Utara
[3][25]

Antasari
1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar
1968 Kalimantan Selatan
[4][26]

Arie Frederik Lasut
1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 Sulawesi Utara
[4][27]

Bagindo Azizchan
1910 1947 Walikota Padang, melawan pasukan Belanda saatRevolusi Nasional
2005 Sumatera Barat
[3][28]

Basuki Rahmat
1921 1969 Jenderal, saksi dariSupersemar
1969 Jawa Timur
[4][29]

Teungku Chik di Tiro
1836 1891 Tokoh Islam Acehdan pemimpingerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 Aceh
[4][30]

Cilik Riwut
1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya diKalimantan Tengah
1998 Kalimantan Tengah
[3][31]

Cipto Mangunkusumo
1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno
1964 Jawa Tengah
[4][32]

Cokroaminoto
1883 1934 Politisi, pemimpinSarekat Islam, mentor Sukarno
1961 Jawa Timur
[4][33]

Ernest Douwes Dekker
1879 1950 Jurnalis dan politisiIndo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961 Jawa Timur
[d][4][34]

Dewi Sartika
1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 Jawa Barat
[4][35]

Cut Nyak Dhien
1850 1908 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar
1964 Aceh
[4][36]

Diponegoro
1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkanperang lima tahunmelawan pasukan kolonial Belanda
1973 D.I. Yogyakarta
[4][37]

Djamin Ginting
1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo
2014 Sumatera Utara
[7]

Donald Izacus Panjaitan
1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September
1965 Sumatera Utara
[4][38]

Eddy Martadinata
1921 1966 LaksamanaAngkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 Jawa Barat
[4][39]

Fakhruddin
1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah hajiIndonesia; tokoh Muhammadiyah. 1964 D.I. Yogyakarta
[4][40]

Fatmawati
1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istriSukarno
2000 Bengkulu
[3][41]

Ferdinand Lumbantobing
1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh
1962 Sumatera Utara
[4][42]

Frans Kaisiepo
1921 1979 Nasionalis Papuayang membantu dalam akuisisiPapua
1993 Papua
[3][43]

Gatot Mangkupraja
1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukanPembela Tanah Air
2004 Jawa Barat
[3][44]

Gatot Subroto
1907 1962 Jenderal, deputi ketua staffAngkatan Darat
1962 Jawa Tengah
[4][45]

Halim Perdanakusuma
1922 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh saatRevolusi Nasional
1975 Jawa Timur
[3][46]

Hamengkubuwono I
1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikanYogyakarta
2006 D.I. Yogyakarta
[3][47]

Hamengkubuwono IX
1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesiakedua
1990 D.I. Yogyakarta
[3][48]

Harun Bin Said
1947 1968 MengebomMacDonald Housesaat konfrontasi Indonesia–Malaysia
1968 Jawa Timur
[e][4][49]

Hasan Basri
1923 1984 Prajurit selamaRevolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasiKalimantan di Indonesia
2001 Kalimantan Selatan
[3][50]

Hasanuddin
1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Sulawesi Selatan
[4][51]

Hasyim Asy'ari
1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama
1964 Jawa Timur
[4][52]

Hazairin
1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 Sumatera Barat
[3][53]

Herman Johannes
1912 1992 Insinyur, membuat senjata selamaRevolusi Nasional, membantu pendirianUniversitas Gadjah Mada
2009 Nusa Tenggara Timur
[3][54]

Ida Anak Agung Gde Agung
1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 Bali
[3][55]

Idham Chalid
1921 2010 PemimpinNahdlatul Ulama, politisi
2011 Kalimantan Selatan
[11][56]

Ilyas Yakoub
1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukangerilyawan
1999 Sumatera Barat
[3][57]

Tuanku Imam Bonjol
1772 1864 Tokoh Islam dariSumatera Baratyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri
1973 Sumatera Barat
[4][58]

Radin Inten II
1834 1856 Bangsawan dariLampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 Lampung
[3][59]

Iskandar Muda
1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 Aceh
[f][3][60]

Ismail Marzuki
1914 1958 Komposer yang membuat sejumlahlagu kebangsaan
2004 DKI Jakarta
[3][61]

Iswahyudi
1918 1947 Tokoh awal dalamAngkatan Udara, terbunuh saatRevolusi Nasional
1975 Jawa Timur
[3][62]

Iwa Kusumasumantri
1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 Jawa Barat
[3][63]

Izaak Huru Doko
1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirianUniversitas Udayana
2006 Nusa Tenggara Timur
[3][64]

Janatin
1943 1968 MengebomMacDonald Housesaat konfrontasi Indonesia–Malaysia
1968 Jawa Tengah
[g][4][65]

Jatikusumo
1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi
2002 Jawa Tengah
[3][66]

Andi Jemma
1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saarRevolusi Nasional
2002 Sulawesi Selatan
[3][67]

Johannes Abraham Dimara
1916 2000 Pimpinan tentaraPapua yang membantu dalam akuisisi Papua
2010 Papua
[68]

Johannes Leimena
1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinikPuskesmas
2010 Maluku
[68]

Juanda Kartawijaya
1911 1963 Politisi Sunda,Perdana Menteri Indonesia terakhir
1963 Jawa Barat
[4][69]

Karel Satsuit Tubun
1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saatGerakan 30 September
1965 Maluku
[4][70]

Kartini
1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa
1964 Jawa Tengah
[4][71]

Ignatius Joseph Kasimo
1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik
2011 D.I. Yogyakarta
[11][72]

Katamso Darmokusumo
1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][73]

I Gusti Ketut Jelantik
Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1993 Bali
[3][74]

I Gusti Ketut Puja
1904 1957 Gubernur Balipertama
2011 Bali
[11][75]

Ki Hajar Dewantara
1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudaraSuryopranoto
1959 D.I. Yogyakarta
[4][76]

Ki Sarmidi Mangunsarkoro
1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 Jawa Tengah
[11][77]

Kiras Bangun
1852 1942 Pemimpingerilyawan Batakyang melawan penjajah Belanda 2005 Sumatera Utara
[3][78]

Kusumah Atmaja
1898 1952 Ketua KehakimanMahkamah AgungPertama
1965 Jawa Barat
[4][79]

La Maddukelleng
1700 1765 Bangsawan dariKesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dariKerajaan Wajo
1998 Sulawesi Selatan
[3][80]

Lambertus Nicodemus Palar
1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saatRevolusi
2013 Sulawesi Utara
[81]

John Lie
1911 1988 Laksamana MudaAngkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional
2009 Sulawesi Utara
[3][82]

Mahmud Badaruddin II
1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 Sumatera Selatan
[3][83]

Mangkunegara I
1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah
1988 Jawa Tengah
[3][84]

Andi Mappanyukki
1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe
2004 Sulawesi Selatan
[3][85]

Maria Walanda Maramis
1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 Sulawesi Utara
[4][86]

Martha Christina Tiahahu
1800 1818 Gerilyawan dariMaluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969 Maluku
[4][87]

Marthen Indey
1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993 Papua
[3][88]

Mas Mansur
1896 1946 Sarjana Islam, pemimpinMuhammadiyah
1964 Jawa Timur
[4][89]

Mas Tirtodarmo Haryono
1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Timur
[4][90]

Maskun Sumadireja
1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 Jawa Barat
[3][91]

Cut Nyak Meutia
1870 1910 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 Aceh
[4][92]

Mohammad Hatta
1902 1980 Aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia Pertama
2012 Sumatera Barat
[h][93][94]

Mohammad Husni Thamrin
1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 DKI Jakarta
[4][95]

Mohammad Natsir
1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesiakelima
2008 Sumatera Barat
[3][96]

Teuku Muhammad Hasan
1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumaterapertama
2006 Aceh
[3][97]

Muhammad Mangundiprojo
1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpinPertempuran Surabaya
2014 Jawa Tengah
[7]

Muhammad Yamin
1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Sumatera Barat
[4][98]

Mustopo
1913 1986 Pemimpin saatPertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 Jawa Timur
[3][99]

Muwardi
1907 1948 Menangani keamanan saatProklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta
1964 Jawa Tengah
[4][100]

Nani Wartabone
1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakanPermesta
2003 Gorontalo
[3][101]

I Gusti Ngurah Rai
1917 1946 Pemimpin militerBali saat Revolusi Nasional
1975 Bali
[3][102]

Nuku Muhammad Amiruddin
1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 Maluku Utara
[3][103]

Noer Alie
1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional
2006 Jawa Barat
[3][104]

Teuku Nyak Arif
1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Acehpertama
1974 Aceh
[105]

Opu Daeng Risaju
1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
2006 Sulawesi Selatan
[3][106]

Oto Iskandar di Nata
1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Jawa Barat
[4][107]

Pajonga Daeng Ngalie
1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan diSulawesi Selatansaat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional
2006 Sulawesi Selatan
[3][108]

Pakubuwono VI
1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 Jawa Tengah
[4][109]

Pakubuwono X
1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentinganPribumi Indonesia
2011 Jawa Tengah
[11][110]

Pattimura
1783 1817 Gerilyawan dariMaluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Maluku
[4][111]

Pierre Tendean
1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 DKI Jakarta
[4][112]

Pong Tiku
1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 Sulawesi Selatan
[3][113]

Raja Ali Haji
1809 kr. 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau
2004 Kepulauan Riau
[3][114]

Raja Haji Fisabilillah
1727 1784 Pejuang dari Riauyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 Riau
[3][115]

Rajiman Wediodiningrat
1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyatpertama
2013 D.I. Yogyakarta
[81]

Ranggong Daeng Romo
1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saatRevolusi Nasional
2001 Sulawesi Selatan
[3][116]

Rasuna Said
1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 Sumatera Barat
[3][117]

Robert Wolter Monginsidi
1925 1949 Gerilyawan diMakassar saatRevolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda
1973 Sulawesi Selatan
[4][118]

Saharjo
1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 Jawa Tengah
[4][119]

Sam Ratulangi
1890 1949 Politisi Minahasadan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 Sulawesi Utara
[4][120]

Samanhudi
1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam
1961 Jawa Tengah
[4][121]

Silas Papare
1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaanPapua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia 1993 Papua
[3][122]

Sisingamangaraja XII
1849 1907 Pemimpin Batakyang melakukan kampanyegerilyawanmelawan pasukan kolonial Belanda 1961 Sumatera Utara
[4][115]

Siswondo Parman
1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][123]

Siti Hartinah
1923 1996 Istri presidenSuharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah
1996 Jawa Tengah
[3][124]

Siti Walidah
1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokohMuhammadiyah, istri Ahmad Dahlan,
1971 D.I. Yogyakarta
[i][4][125]

Slamet Riyadi
1927 1950 Brigadir JeneralAngkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan diSulawesi
2007 Jawa Tengah
[3][126]

Sudirman
1916 1950 Komandan KetuaTentara Nasional Indonesia pada saatRevolusi Nasional.
1964 Jawa Tengah
[j][4][127]

Albertus Sugiyapranata
1896 1963 Uskup Katolik Jawadan nasionalis
1963 Jawa Tengah
[4][128]

Sugiyono Mangunwiyoto
1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 D.I. Yogyakarta
[4][129]

Suharso
1912 1971 Pelopor pengobatanprostesis
1973 Jawa Tengah
[4][130]

Sukarjo Wiryopranoto
1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 Jawa Tengah
[4][131]

Sukarni
1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 Jawa Timur
[7]

Sukarno
1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakanProklamasi Kemerdekaan,Presiden Indonesiapertama
2012 Jawa Timur
[h][93][94]

Sultan Agung
1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC
1975 D.I. Yogyakarta
[3][132]

Andi Sultan Daeng Radja
1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 Sulawesi Selatan
[3][133]

Supeno
1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
1970 Jawa Tengah
[4][134]

Supomo
1903 1958 Menteri KehakimanPertama, membantu penulisanKonstitusi
1965 Jawa Tengah
[4][135]

Suprapto
1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][136]

Supriyadi
1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar
1975 Jawa Timur
[k][3][137]

Suroso
1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 Jawa Timur
[3][138]

Suryo
1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional
1964 Jawa Timur
[4][139]

Suryopranoto
1871 1959 Pengajar dan tokoh hak asasi pekerja, saudara Ki Hajar Dewantara
1959 D.I. Yogyakarta
[4][140]

Sutan Syahrir
1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesiapertama
1966 Sumatera Barat
[4][141]

Soetomo
1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo
1961 Jawa Timur
[l][4][142]

Sutomo
1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalamPertempuran Surabaya
2008 Jawa Timur
[m][3][143]

Sutoyo Siswomiharjo
1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September
1965 Jawa Tengah
[4][144]

Syafruddin Prawiranegara
1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama
2011 Banten
[11]

Syarif Kasim II
1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan diSumatera Timur
1998 Riau
[3][134]

Tahi Bonar Simatupang
1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013 Sumatera Utara
[81]

Tuanku Tambusai
1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri
1995 Riau
[3][145]

Tan Malaka
1884 1949 Politisi dan aktivis komunis Minang
1963 Sumatera Barat
[4][146]

Thaha Syaifuddin
1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 Jambi
[3][147]

Tirtayasa
1631 1683 Gerilyawan dariBanten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 Banten
[4][148]

Tirto Adhi Suryo
1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 Jawa Tengah
[3][149]

Teuku Umar
1854 1899 Pemimpingerilyawan Acehyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien
1973 Aceh
[4][150]

Untung Surapati
1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC
1975 Jawa Timur
[3][151]

Urip Sumoharjo
1893 1948 PemimpinAngkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman
1964 Jawa Tengah
[4][152]

Wage Rudolf Supratman
1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya"
1971 DKI Jakarta
[4][153]

Wahid Hasyim
1914 1953 PemimpinNahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 Jawa Timur
[4][154]

Wahidin Sudirohusodo
1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo
1973 D.I. Yogyakarta
[4][155]

Wilhelmus Zakaria Johannes
1895 1952 Pelopor pengobatanradiologi
1968 Nusa Tenggara Timur
[4][156]

Yos Sudarso
1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda
1973 Jawa Tengah
[4][157]

Yusuf Tajul Khalwati
1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakangerilyawanmelawan VOC
1995 Sulawesi Selatan
[3][158]

Zainal Mustafa
1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang
1972 Jawa Barat
[4][159]

Zainul Arifin
1909 1963 Politisi dangerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepadaSukarno
1963 Sumatera Utara
[4][160]


Tentang Membuat Puisi

Taufik Ismail pandai menjual puisi.
Taufik Ismail pandai menjual puisi. Mari kita perhatikan puisi karya Taufik ini yang berjudul Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini. Judul yang tampak gagah dengan penggunaan kata-kata yang tegas 'Adalah, 'Pemilik, 'Sah dan juga penggunaan kata 'Republik pada saat 1966 itu memang lagi ngetrend.
Judul ini seakan membuat kita pernah diberi pertayaan, setidaklnya : masihkah kita diaku sebagai pemilik republik ini, atau : apakah yang punya republik ini orang-orang tertentu saja? , (rg bagus warsono 23-8-2015) yuk kita simak puisinya :
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Karya Taufik Ismail.
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
1966

Kepiawaian Chairil dalam Mencipta
Demikian Chairil menjadi Prajurit Jaga Malam, Chairil tak bicara rokok atau kopi penahan kantuk, tak bicara nyamuk , kelelawar ddan embun dini hari. Chairil pandai menjadi puisi, menjadi dirinya seorang prajurit jaga malam, menusuk pikiran si penjaga malam, dan bersembunyi di hati dalam dada prajurit jaga malam. Chairil memang jempolan. (rg bagus warsono 23-8-15)
berikut puisinya:

PRAJURIT JAGA MALAM
karya Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Jumat, 14 Agustus 2015

Surau Kampung Gelatik

Sajian syair-syair Ramadhan pada 1436 H yang sengaja ditulis sebagai bagian hidup penyair mengisi kegiatan di saat menjalankan ibadah saum Ramadhan. Puisi yang memotret kenyataan Ramadhan di Indonesia dengan penuh makna dan aneka suasana, namun juga harap.
Ingin rasanya memenuhi semua yang ada, namun tak begitu mudah menemukan inspirasi yang dapat menjadikan sebuah buku dalam satu tema tersendiri.
Buku ini pun mendapat warna penyair-penyair pendukung sebagai sorotan dari makna Ramadhan di Indonesia itu. Jadilah sebuah anologi yang dapat dinikmati pembaca di manapun. Sungguhpun demikian kami mengucapkan salam dan penghargaan bagi pembaca atas apresiasi antologi ini. Rasa syukur atas terbitnya antologi ini sebagai hikmah Ramadhan dari penyair berupa lahirnya puisi dengan judul Surau Kampung Gelatik

Dengan demikian telah lahir di Sastra Indonesia sebuah antologi puisi yang ditulis oleh Rg Bagus Warsono dengan 21 penyair lain dalam mengisi ibadah saum Ramadhan 1436 H yang baru lalu. Antologi yang berjudul Surau Kampung Gelatik ini akan turut mewarnai dunia sastra Indonesia yang syarat dengan berbagai antologi dari berbagai penjuru Tanah Air. Kekhasan antologi adalah karena syairnya yang mengangkat tema puasa di berbagai tempat di Indonesia dengan sudut pandang penyair Rg Bagus warsono dan 21 penyair lainnya. Buku yang diterbitkan oleh Sibukumedia Yogyakarta ini tidak untuk dijual belikan tetapi untuk dibaca siapa saja. Beberapa penyair pendukung antologi ini adalah:Rg Bagus Warsono, dkk Daftar Penyair Pendukung Antologi
1. Budhi Setyawan, Bekasi.
2. Bagus Setyoko Purwo , Jakarta
3. Dian Rusdiana, Bekasi.
4. Bambang Widiatmoko, Jakarta.
5. Heru Mugiarso, Semarang.
6. Ayid Suyitno PS, Bekasi.
7. Aloeth Pathi, Margoyoso-Pati.
8. Osratus, Sorong Papua.
9. Andrian Eksa,Boyolali.
10.Syarif hidayatullah, Banjarmasin Timur.
11.Didi Kaha (Usman Didi Khamdani) , Tangerang Selatan.
12.Mahbub Junaedi, Brebes .
13.NURAINI , Solo.
14.Ali Syamsudin Arsi,Banjarbaru.
15.Hasan Bisri BFC , Bogor.
16.Riswo Mulyadi, Banyumas Jawa Tengah.
17.Eddie MNS Soemanto, kelahiran Padang
18.Aris Rahman Yusuf Mojokerto, Jawa Timur.
19.ARIF KHILA, Pati.
20.Nani Tandjung, Jakarta.21.Kurnia Fajar, Wonogiri.

Jumat, 07 Agustus 2015

Siswa yang telah mengikuti ujian nasional (UN) berhak mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN).

Siswa yang telah mengikuti ujian nasional (UN) berhak mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN).

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud, Nizam, mengatakan berapa pun nilai yang diperoleh, sekolah wajib menyerahkan SHUN kepada siswa.

“Berapa pun nilai UN siswa, SHUN-nya tetap keluar. Sekolah tidak boleh ada alasan untuk menahan SHUN,” katanya seperti dikutip dari laman kemdiknas.go.id, Selasa (7/4/2015).

Selanjutnya, papar Nizam, sekolah bisa mengumumkan kelulusan siswa setelah hasil UN diterima. Hal itu bertujuan agar siswa tetap memenuhi kewajiban untuk mengikuti UN.

Jika siswa tersebut belum memenuhi standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yaitu 55, siswa memiliki pilihan untuk mengulang UN kembali atau tidak.

“Apabila siswa memilih untuk mengulang, maka setelah ujian ulang siswa akan menerima sertifikat hasil perbaikan UN,” katanya.

Nizam menegaskan nilai yang diperoleh peserta UN tidak memengaruhi kelulusan maupun kesempatannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Karena untuk masuk ke perguruan tinggi, ada faktor lain yang menjadi ukuran. UN hanya dilihat sebagai salah satu pertimbangan,” kata dia.

Nizam mencontohkan jika siswa tersebut memiliki nilai rapor sembilan sementara nilai UN-nya empat, maka terdapat indikasi sekolah tersebut obral nilai kepada siswa.

“Jadi nanti, hasil UN akan diserahkan kepada perguruan tinggi bersamaan dengan indeks integritas setiap sekolah. Hasil tersebut akan diserahkan pada 2 Mei. Sedangkan pengumuman kelulusan, akan dilakukan pada 15 Mei,” beber dia.

SKL 55 yang telah ditetapkan BSNP ditujukan bagi enam mata pelajaran yang diujikan. Siswa yang mendapat nilai UN di bawah SKL bisa mengulang UN di tahun 2016 mendatang.

Namun demikian, meskipun nilai UN di bawah SKL, siswa tetap mendapat SHUN dan tidak diwajibkan untuk mengulang.

Pengisian SKHUN

Berdasarkan informasi pada situs Kemdikbud RI bahwasannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengubah sistem penilaian hasil Ujian Nasional 2015.

Perubahan itu terdapat pada Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang akan dibuat lebih informatif dan deskriptif. Dengan begitu diharapkan SKHUN dapat lebih memberikan manfaat bagi siswa sebagai peserta ujian, orang tua, sekolah, maupun pengelola pendidikan di tingkat pusat, maupun daerah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan SKHUN akan menggunakan angka capaian nilai siswa yang sudah mencapai standar kompetensi. "Tidak ada lulus, dan tidak lulus, tapi lebih kepada angka yang sudah mencapai standar kompetensi yang dicapai," ujar Mendikbud, di Jakarta, beberapa waktu lalu.


SKHUN yang diterima siswa dan orang tua akan berbeda dengan SKHUN yang diterima sekolah dan pemerintah daerah. Untuk siswa dan orang tua, isi SKHUN akan berupa nilai tes, diagnostik untuk perbaikan, kategorisasi, dan deskripsi. Sedangkan untuk sekolah dan pemerintah daerah akan mendapatkan SKHUN yang berisi posisi sekolah atau daerah terhadap rerata siswa lain di sekolah lain, baik di daerahnya maupun di tingkat nasional. SKHUN untuk sekolah dan pemerintah daerah juga akan mencantumkan indeks parametrik yang mengukur perilaku siswa saat tes, dan perkembangan hasil dari tahun ke tahun.

Mendikbud juga mengatakan, penyerahan SKHUN kepada siswa maupun orang tua akan berbentuk dua lembar. Nantinya, SKHUN lembar pertama akan memuat nilai tes masing-masing siswa di tiap mata pelajaran yang diujikan. Tidak hanya itu, lembar ini pun akan memuat nilai UN rerata sekolah, nilai rerata UN secara nasional, dan deskripsi nilai siswa. Adapun deskripsi nilai mencakup empat kategorisasi, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

"Sehingga, di sinilah siswa dapat melihat capaian nilai UN, dan dapat membandingkan dengan rerata nilai UN di tingkat sekolah, bahkan di tingkat nasional," jelas Mendikbud. Pada lembar kedua, SKHUN akan memuat deskripsi kompetensi siswa terhadap komponen-kompen mata pelajaran yang diujikan. Maksudnya, deskripsi ini akan memberikan penjelasan dan makna lebih kepada siswa, orang tua, guru tentang angka yang didapat di setiap mata pelajaran UN yang diujikan.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mencontohkan, apabila terdapat siswa kelas XII yang mendapatkan nilai 6,5 dengan deskripsi nilai kategori baik untuk Bahasa Indonesia, dia bisa memahami pengertian level kompetensi baik tersebut. Bahkan siswa, orang tua, maupun pengelola pendidikan dapat menyimpulkan kekurangan dan kelebihan siswa pada komponen mata pelajaran itu.

"Misalkan nilainya 6,5. Anak itu bisa membaca koran, namun belum bisa memaknai bacaan tersebut. Itu masing-masing mata pelajaran akan ada deskripsinya," ujar Nizam.

Mendikbud berharap kehadiran SKHUN yang bukan sekedar angka ini dapat digunakan sekolah sebagai bahan untuk perbandingan antarwilayah dan bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. "Dengan ini, siswa bisa mengetahui apa yang diperlukan dalam proses belajar selanjutnya. Guru pun dapat merencanakan kegiatan mengajar, dan latihan apa yang dapat didukung oleh orang tua di rumah," ujar Mendikbud. 

Concoh Format SKHUN SD

Sungai Cimanuk Kering di Musim Kemarau

Sungai Cimanuk kering
Sungai besar setelah sungai Citarum dan merupakan sungai terpanjang di Jawa barat ini kering dimusim kemarau. Air dari mata air dari pegunungan Papandayan dan gunung Cikurai dari selatan Jawa Barat habis di tengah jalan. Bila terdapat air di anak-anak sungai (cabang-cabang sungai yang membelah sungai) hanyalah air pasang dari laut. Perahu nelayan kursin jenis kursin tak dapat masuk muara. Bila terlanjur berada di jalur sungai pun akan terdampar. Hanyalah perahu perahu kecil saja yang dapat keluar masuk jalur sungai. Pemandangan sungai Cimanuk sementara hanya sampah dan endapan lumpur kering. Bendungan karet tak berfungsi dan nyaris rusak oleh tumpukan sampah. Tampak dari atas bendungan karet di desa Brondong nelayan hanya menunggu air untuk bisa melaut atau masuk ke dalam jalur sungai. Masih perlu tindakan pengerukan dasar sungai agar perekonomian nelayan tidak terhambat. (rg Bagus)

Minggu, 02 Agustus 2015

Pendidikan Masa Pejajahan Dulu Lebih Baik dari Sekarang

Penjajah Belanda memang kejam, bengis, menindas, tak mempedulikan hak asasi, rakus, merampas , memperkosa dsb. Ada satu yang baik ditiru yaitu pola pendidikan pada masa penjajahan sangat baik dicontoh. Program beasiswa tidak setengah-setengah atau asal pura-pura memberi bantuan, tetapi beasiswa diberikan pada siswa yang cerdas dan diberikan kesempatan hingga belajar ke luarnegeri termasuk biaya hidupnya. Pola pendidikan pada masa penjajahan memang bagus, terutama sistem pengajarannya, Jangankan HIS, MULO, atau AMS yang merupakan pendidikan menengah, SR Ongko Loro (setingkat SD-lah) saja sudah pandai aljabar , maka wajar apabila pada saat itu Jendral Oerip Soemihardjo, Kepala Staf TKR kita memberikan syarat terendah yakni yang bisa baca tulis masuk Tamtama, yang SR masuk bintara, dan yang HIS masuk perwira ! Menginjak 70th merdeka aku menyaksikan ternyata bangsa kita sekarang berbalik justru berterima kasih kepada Belanda.

Belanda meningalkan bayak ilmu buat negeri ini, tidak seperti Jepang yang hingga saat ini masih saja ngobok obok duit rakyat kita. Ketika aku masih kecil tahun 70-an, doeloe, tetanggaku Pak Soegeng namanya ia biasa menghitung jarak sesungguhnya peta, mengukur tinggi pohon cemara tampa memanjat, sebuah ilmu yang mungkin harus dimiliki anak SMA/SMK padahal pak Soegeng hanyalah tamat HIS. Kemudian Pak Diro, begitu aku mengenalnya, ia pegawai kesehatan, ijasahnya hanya Sekolah Rakyat (SR) Ongko Loro , tetapi wawasan berfikirnya sunguh luar biasa, setiap pagi ia mendengarkan berita radio bukan dari RRI, tetapi mendengarkan BBC London, dan Suara Nederland atau Dodce Welles. Kemudian tetanggaku lagi namanya Pak Mulyono, ini tahun 70-an, Pak Mulyono beruntung menjadi pejabat di Depatemen PU, galaknya minta ampun, kata pegawai yang muda-muda ijazah Pak Mul hanya SMP (MULO) jaman Belanda, tetapi ia bisa mengatur anak-anak muda yang sudah bergelar insinyur! Walaupun berijasah SMP Pak Mul bisa menghitung teodolit, mengukur kecepatan angin, mengukur ketahanan fisik bangunan, suatu ilmu yang mungkin harus dimiliki oleh para insinyur yang memegang klasifikasi. Sunguh luarbiasa pendidikan jaman Penjajahan itu. Om Slamet adalah pamanku, Ia pernah jadi pegawai rendah di pelabuhan pada jaman Belanda, setelah merdeka Om saya berganti profesi, Walaupun Om saya HIS tidak tamat tetapi ia menguasai 3 bahasa asing Belanda, Inggris dan Jepang ! suatu hal yang jarang saat ini.

Anak-anak SMA sekarang boro-boro pandai bahasa Jepang , Bahasa Inggris saja masih 'pletat - pletot. Ini cerita orang tuaku doeloe ketika masih hidup, ia menceritakan bahwa peran Kepala Sekolah di pemerintahan sungguh luar biasa. Ketika murid-murid HIS tamat sekolah, kepala sekolah bisa merekomendasikan muridnya itu menjadi guru, pegawai kawedanaan, atau pegawai lainnya sesuai dengan bakat dan kemampuan muridnya. Bahkan ada juga yang direkomendasikan menjadi staf adm pabrik gula. Jika dipikir pendidikan kita merosot jauh ketimbang masa penjajahan doeloe. Anak-anak sekarang atau mungkin gurunya takut menghadapi Ujian Nasional. Sesuatu hal yang kalau dijabarkan adalah membuka aib sendiri bahwa murid dan guru tidak berhasil dalam melaksanakan kurikulum pendidikan ! Apalagi kini semarak ijazah palsu, ijazah instan, ijazah aspal, ijazah pesanan, sungguh sangat merosot pendidikan bangsa ini. Kenapa terjadi? karena sekarang jarang guru yang menjadi idola muridnya, tidak menghargai almamater, tidak menghargai guru, dan tidak mengukur kesesuaian pikir dengan ijazahnya ! Ciri orang memegang ijazah palsu adalah ketidaksesuaian ilmu yang dimilikinya dengan pola pikir yang diucapkan . Bukankah kita pernah mendengar ada anggota DPR statemennya ngawur dan kurang ilmiah, atau pernah melihat pejabat ngomongnya kaya 'bocah angon (penggembala) ! (Rg. Bagus Warsono)