Rabu, 05 Maret 2014

Impelementasi Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Tiga Hal Penting dalam Implementasi Kurikulum 2013

Jakarta, Kemdikbud --- Mendekati tahun ajaran baru, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyampaikan tiga hal penting terkait impelementasi Kurikulum 2013 pada rapat kerja dengan anggota Komisi X DPR RI, di kantor DPR RI, Jakarta, Selasa (04/03/2014).

Mendikbud menuturkan, tiga hal tersebut adalah buku, pelatihan dan pendampingan, serta monitoring dan evaluasi . Ketiganya, kata dia, tidak terlepas dari sasaran yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 diantaranya sekolah, guru, dan siswa. “Jumlah sekolah sasaran tingkat SD sebanyak 148.171 sekolah, SMP/SMPLB 35.597 sekolah, SMA/SMLB 12.403 sekolah, SMK 10.628 sekolah. Sehingga total sekolah sasaran sebanyak 206.799 sekolah,” terangnya.

Sasaran guru pada setiap jenjang, kata Mendikbud, jumlah guru sasaran tingkat SD sebanyak 783.935 guru, SMP/SMPLB 415.980 guru, SMA/SMLB 139.398 guru, dan SMK 85.688 guru. sehingga total seluruh guru sasaran sebanyak 1.425.001 guru.

Selanjutnya, sasaran siswa untuk tingkat SD kelas 1,2,4,5 berjumlah 17.640.917 siswa, SMP/SMPLB kelas 7 dan 8 berjumlah 7.107.950 siswa, tingkat SMA/SMLB kelas 10 dan 11 berjumlah 3.468.510 siswa, serta SMK kelas 10 dan 11 berjumlah 3.027.467 siswa. Total sasaran seluruh siswa berjumlah 31.244.844 siswa.

Jadwal (Master Schedule) tahun pelajaran baru akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juli. Oleh karena itu yang paling pokok sebelum masuk minggu kedua bulan Juli yaitu pelatihan. "Kami merencanakan semua pelatihan selesai satu minggu sebelum Ramadhan, agar tidak ada keluhan beratnya menjalankan pelatihan karena ibadah puasa," tutur Mendikbud.

Mendikbud mengatakan, pada 10 Maret 2014 akan dilakukan penyegaran narasumber. Begitu penyegaran ini selesai, narasumber akan mempersiapkan dan mempelajari bahan-bahan pembelajaran untuk pelatihan instruktur nasional yang akan dimulai sekitar minggu ke 3 dan ke 4 April 2014.

“Narasumber mempersiapkan bahan sekitar 3-4 minggu, Ketika instruktur nasional ini selesai, maka pelatihan guru sasaran bisa segera di mulai pada awal Mei. Dihitung-hitung dengan empat angkatan dan terdistribusi dibeberapa region itu bisa diselesaikan pada minggu ketiga bulan Juni,” katanya. 

Sabtu, 01 Maret 2014

LUKISAN DI ATAS UANG KOIN/ BLENDONG OLEH Jacqueline Lou Skaggs

Seniman asal Amerika, Jacqueline Lou Skaggs menggunakan uang koin penny sebagai kanvas untuk lukisan-lukisan miniaturnya. Detail rumit yang membutuhkan keahlian tinggi ini membuat hasil karyanya unik dan penuh inspirasi.
Jacqueline membuat koin berseri yang ia beri nama  Tondi Observations, menciptakan 12 lukisan wajah-wajah presiden dan gedung-gedung bersejarah.










Senin, 24 Februari 2014

PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3 (Karya Pelajar).

salam,

kawan-kawan, berikut saya informasikan nama-nama pelajar yang puisinya lolos seleksi untuk Penerbitan Buku PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3 (Karya Pelajar).

bagi yang lolos seleksi mohon secepatnya melengkapi persyaratan berupa foto close up, serta informasi detil soal tempat/tanggal lahir, sekolah, alamat rumah, alamat email, akun fb & no hp (dikirim ke email: sosiawan.leak@yahoo.com atau inbox fb: Leak Sosiawan).

salam hangat, doa kuat!

sosiawan leak
Koordinator Gerakan Puisi Menolak Korupsi

Daftar pelajar yang karyanya lolos seleksi Penerbitan Buku Puisi Menolak Korupsi Jilid 3
1. A. Habiburrahman (Sumenep)
2. A. Kafi Febrian (Sumenep)
3. Abdul Azis Pane (Deli Serdang)
4. Abi Ortega (Pangkalan Kerinci, Riau)
5. Aeni Krismonika (Purbalingga)
6. Afifatus Sa’diah (Jember)
7. Agil Vina Febriana (Salatiga)
8. Agri Satrio Adi Nugroho (Sukoharjo)
9. Ahmad Alfi (Surakarta)
10. Ahmad Khoirur Roziq (Kediri)
11. Ahmad Latief Ansory (Palembang)
12. Ahmad Saugi Andrian P. (Tangerang)
13. Ahnafudin Toha (Semarang)
14. Ahshalia Ayu Aghnia (Pekalongan)
15. Aida Kurniasih (Banyumas)
16. Aisyah Rachma (Surabaya)
17. Aji Rahmat Imanudin (Bojonegoro)
18. Aji Tanda
19. Alanwari (Bogor)
20. Alfianingsih (Purbalingga)
21. Alimatus Saadiyah (Ngawi)
22. Amalia Nurus Syifa (Banyumas)
23. Amazona Mega Ramadhanty (Cilacap)
24. Amir F. A. (Sumenep)
25. Anastasia Sita Wulandari (Gunung Kidul)
26. Andi Wijaksono (Purbalingga)
27. Andika (Banyumas)
28. Andrian Eka Saputra (Boyolali)
29. Andy Putra Ramadhan (Semarang)
30. Angga Anggriawan (Ciamis)
31. Angga Tri Andriyono (Banyumas)
32. Anis Ilahy Nafsi (Ngawi)
33. Anisa Wulansari (Balikpapan)
34. Annas Tunggal (Ngawi)
35. Anurul Islami (Banyumas)
36. Ardiyah (Banjarnegara)
37. Arif Budiman (Lamongan)
38. Arifah Hasin Haluqi (Banyumas)
39. Arina Sabila Najah (Pasuruan)
40. Asmoro Al-fahrabi (Pasuruan)
41. Assa Levina (Banyumas)
42. Astiwi Safitri (Pinrang, Sulsel)
43. Audi Ariaji Harahap (Medan)
44. Aulia Nur Fadilah (Banyumas)
45. Aulia Qurrotu Aini (Karanganyar)
46. Aulia Widyanagara (Bojonegoro)
47. Avivatus Sa'diyah (Jember)
48. Ayu Ana Widiastutik (Sumenep)
49. Ayunda Bilqish Alfiatussyifa (Bojonegoro)
50. Badruz Zaman (Sumenep)
51. Bella Fitriana Handayani (Bekasi)
52. Bima Sarutobi
53. Catur Hari Mukti (Sragen)
54. Chaoril Imam (Surakarta)
55. Chandra Adhi Susanto (Ngawi)
56. Charis (Banyumas)
57. Chatarina Dewi Anggraeni (Purworejo)
58. Daniswari Anggadewi (Surakarta)
59. Daviatul Umam el-S (Sumenep)
60. David Rizaldi (Sragen)
61. Dedy Yusuf Evendi (Pasuruan)
62. Della Oktaviani Sorongan (Bekasi)
63. Desiya Nailil Muna (Kudus)
64. Deva Lili Fiana (Banyumas)
65. Devi Anggereni (Purbalingga)
66. Dewi Lestari (Kudus)
67. Dewi Munfachiroh (Pasuruan)
68. Dewi Nafiah (Banyumas)
69. Dewi R. (Banyumas)
70. Dewi Retno Putri Pradana (Jember)
71. Dewi Sulistyowati (Salatiga)
72. Dewinta  P. (Banyumas)
73. Dhia Asa Imtinan (Pekalongan)
74. Diah Pratiwi (Banyumas)
75. Dian Ilmi (Pekalongan)
76. Dian Novita Arum Sari (Nganjuk)
77. Diana Khasna Nisrina (Batang)
78. Diantini
79. Dika Bhakti (Bojonegoro)
80. Dina (Banyumas)
81. Dwi Ari Sulistiyani (Banyumas)
82. Dwi Ayu Wandirah (Purbalingga)
83. Dwi Roro Asih (Banyumas)
84. Dwiana Nur Rizki Hanifah (Banyumas)
85. Eka Ervina Ari Ardana (Nganjuk)
86. Ela Fuji Lestari (Semarang)
87. Elis Alvirawati (Sragen)
88. Elisabeth Sabrina P.S. (Banyumas)
89. Ervina Ruth Priya Sambada (Boyolali)
90. Estri Tirta Titis Pinasthi (Ngawi)
91. Evadatul Khusnah
92. Evi Oktaviani (Banyumas)
93. Fahri (Banyumas)
94. Faiqotul Himmah (Pasuruan)
95. Faiza Ainia (Banyumas)
96. Fajar Aji Pamungkas (Banyumas)
97. Fathan Dikha Muttaqin (Tulungagung)
98. Fatimatul Chabibah (Pasuruan)
99. Febri Yani Rustanti
100. Filujeng Nur Rochma (Ngawi)
101. Firdha Avivia P. K. (Sragen)
102. Fitri Kurniawati (Ngawi)
103. Fitri Riyanti (Banyumas)
104. Fridolfna Nahong (Manggarai, NTT)
105. Galuh Prima Sabarina (Banyumas)
106. Galuh Rahma (Ngawi)
107. Garita Esa M. (Banyumas)
108. Gilbertus Luki Targau (Manggarai, NTT)
109. Hafid Rois Al Ahsan (Sragen)
110. Hanida Salsabila (Banyumas)
111. Hanifah Annuru Masruroh (Nganjuk)
112. Hansen Sunaryangga (Brebes)
113. Hanu Neda Septian (Banyumas)
114. Harrits Rizqi Budiman (Malang)
115. Hasna Rosikhatun Nasika (Kediri)
116. Helda Kristi Seimahuira (Ambon)
117. Hendi Aryo Bastian (Banyumas)
118. Heni Puspitasari (Gunung Kidul)
119. Hestina PH (Banyumas)
120. Hidayah Sumiyani (Tuban)
121. Hilmun Al Ghumaydha (Ngawi)
122. Husein (Banyumas)
123. Ibnu Akthailan (Banyumas)
124. Ifa Nur Cahyani (Banyumas)
125. Iffah Mahiratun Nisa (Sragen)
126. Iin Yulita Sari (Ngawi)
127. Ike Silviaranchi (Banyumas)
128. Irma Oktiyar Diani (Banyumas)
129. Irma Yusianti (Banyumas)
130. Ismailia (Pasuruan)
131. Ismiyatul Faizah (Ngawi)
132. Istiqlal Fauzan Hidayat (Tegal)
133. Itsna Agustin Nur R. (Banyumas)
134. Izra (Banyumas)
135. Jauharie Maulidie (Sumenep)
136. Kartika Rahmarani (Banjarnegara)
137. Kartika Rochmawati (Ngawi)
138. Khansa Salsabilla A. (Banyuwangi)
139. Khollatul Jalilah (Sumenep)
140. Khusnul Ihda Muslikah (Trenggalek)
141. Kiki Novitasari (Pasuruan)
142. Kuni Zakiyah Rahmadhani (Banyuwangi)
143. Laila Nailu Rahmatika (Ngawi)
144. Laila Nur Ainiyah (Nganjuk)
145. Laila Nur Azizah (Banyumas)
146. Legita (Banyumas)
147. Lina Alfiani (Ciamis)
148. Linda Purwanti (Purbalingga)
149. Linda Puspita Dewi (Sragen)
150. Lisa Aryati (Banjarnegara)
151. Livia Arizka (Banjarnegara)
152. Lucky Windya Mawarni (Ngawi)
153. Lukiyati Ningsih (Mojokerto)
154. Lum'atun Nikmah (Pati)
155. Lusi Sukmawati (Pekalongan)
156. Luthfiyah Amani (Banyumas)
157. M. Ridho Ilahi (Palembang)
158. M. Rofil Zainuri (Sumenep)
159. M. Sirojuddin (Pasuruan)
160. Ma’ruf  Wahyudin (Blora)
161. Malik Susanto (Pekalongan)
162. Marisa Nurhayati (Magelang)
163. Martinus Tundu (Manggarai, NTT)
164. Matahari Adi. S. B. (Jombang)
165. Maulida Solekhah (Nganjuk)
166. Maulina Fikriyah (Pasuruan)
167. Mega Fitria Trisnasari (Ngawi)
168. Mentari Cesari Pangestika (Purbalingga)
169. Mey Nur Hikmah (Banyumas)
170. Miftahul Khoiriyah (Nganjuk)
171. Minati Dwi Vinasih (Sragen)
172. Mirna Nuraisyah (Ciamis)
173. Mirnawati (Banyumas)
174. Moh. Syarif Muzammil (Sumenep)
175. Moh. Yasid (Sumenep)
176. Mohammad Ahlisil Haq (Gresik)
177. Mohammad Kholili (Sumenep)
178. Mufti Aji Panuntun (Banyumas)
179. Muhamad Fathan Mubin (Serang)
180. Muhammad As’ad (Pasuruan)
181. Muhammad Baghiz Arom-rom (Banyumas)
182. Muhammad Habibullah (Pasuruan)
183. Muhammad Hafeedz Amar Rishka (Indramayu)
184. Muhammad Irfan Aziz (Pasuruan)
185. Muhammad Juroimi (Pasuruan)
186. Muhammad Rifqi Saifudin (Barito Kuala, Kalsel)
187. Muhammad Zha’farudin Pudya Wardana (Malang)
188. Muliyana Nurjanah (Purbalingga)
189. Nabila (Martapura)
190. Nabila Bunga Ratu Piara Dicinta (Banyumas)
191. Nabila Ramadhani Zain (Banyumas)
192. Nahdliyah Furri Utami (Tegal)
193. Naila Salsabila (Sragen)
194. Nailil (Banyumas)
195. Nara Latif (Banjarnegara)
196. Nely Rosyalina Agustin (Banyumas)
197. Nida Nurunnisa (Ciamis)
198. Nisrina Yusha S. (Banyumas)
199. Niswatul Badiah (Pasuruan)
200. Nita Kamila (Jepara)
201. Nofika Rahmayani (Nganjuk)
202. Novalia Meta F (Purbalingga)
203. Novi Justika Harini (Ngawi)
204. Novi Setyowati (Wonosobo)
205. Nur Lailatul Rahni (Deli Serdang)
206. Nur Laili Indah Sari (Banyumas)
207. Nur Silvi Nafsila (Banyumas)
208. Nur Widowati (Cirebon)
209. Nurfita Dwi Lestari (Jepara)
210. Nursandrawali Gosul (Bantaeng, Sulsel)
211. Nurul Fajariyana (Banyumas)
212. Nurul Fajri Khoirunnisa (Magelang)
213. Nurul Hayati (Banyumas)
214. Nurul Hidayah (Sragen)
215. Nurul Miftah Awaliyah (Banyumas)
216. Nurul Rahmawati (Ngawi)
217. Pandi Zakaria (Brebes)
218. Penti Aprianti (Ciamis)
219. Pradiana Setianingrum (Semarang)
220. Puri  Elviana (Bandung)
221. Putri Ageng Pinareng
222. Putri Agus Yuli Yanti (Nganjuk)
223. Putri Dikha Syahirah (Tulungagung)
224. Putri Handika (Banyumas)
225. Putri Kartika Sari (Kediri)
226. Qistia Ummah Khasanah (Tuban)
227. Rahma Mamlu’atul Maula (Kediri)
228. Rahmawatun S. (Sukoharjo)
229. Ratna Ulfa Artati (Pekalongan)
230. Recha Melia (Purworejo)
231. Restu Ade Kurniawan (Pati)
232. Reza Siskana Lia (Jepara)
233. Reza Sulkhaerah A. Semmagga (Barru)
234. Ririn D. U.
235. Rischa Setyaningrum (Ngawi)
236. Riski Mei Yana Suci (Purbalingga)
237. Risqiana Imarotul Ainiyah (Nganjuk)
238. Rizka Melyana (Purbalingga)
239. Rizka Novita Wardani (Ngawi)
240. Rizki Dwi Utami (Bogor)
241. Robi Husnimubaroq (Sumedang)
242. Robiyatun (Sragen)
243. Roro Ajeng Olga Dewi Wulan (Ngawi)
244. Rosyidatul Auliya (Pasuruan)
245. Sari Nurfatwa Hakim (Ciamis)
246. Satrio Dwi Sanjaya (Malang)
247. Sausan Syah Muz’shofiyya (Nganjuk)
248. Septi Tri R. (Banyumas)
249. Shella (Jepara)
250. Shielvia (Banyumas)
251. Sigit Nur Pratama (Banyumas)
252. Silvy Damayanti (Ciamis)
253. Sindi Violinda (Medan)
254. Siti Mazroatul H. (Rembang)
255. Siti Nailah (Sumenep)
256. Siti Nur Afifah (Ngawi)
257. Sonya Novisca Wijaya (Palembang)
258. Sri Bulan Cahya Hartati Ningsih (Kediri)
259. Suci Triana Putri (Bantaeng, Sulsel)
260. Sucirahmawati (Banyumas)
261. Sufyan Tsauri (Sumenep)
262. Sugiati Surya Dewi (Pasuruan)
263. Sukma Ningrum Dian Anggraeni (Purworejo)
264. Sulaiman Alfian (Pasuruan)
265. Syaiful Azhar (Sragen)
266. Syaiful Bachri (Sumenep)
267. Syifa Mutiara Salsabila (Banyumas)
268. Tarisa Fika Rahayu (Banyumas)
269. Taufik Ardiansyah (Ciamis)
270. Thania (Salatiga)
271. Titin Trianti (Bojonegoro)
272. Tri Widya Putri Lestari (Purbalingga)
273. Ulfah Nurul Hidayah (Banyumas)
274. Umi Nafisah (Banjarnegara)
275. Ummamul Fatina (Ngawi)
276. Uuli Kufita Imtikhana (Kudus)
277. Vivi Yantri Halimatus Sa'diyah (Banyumas)
278. Wahyu Tri S (Ngawi)
279. Wida Marliana (Banjarnegara)
280. Widad T. A. (Banyumas)
281. Winda Nursita (Banyumas)
282. Windani Afni Nurlaeli (Banyumas)
283. Wisma Nantha (Purworejo)
284. Wiwit Prihatini (Banyumas)
285. Yuli Setiawati (Jakarta Timur)
286. Yunisma Sulala (Banyuwangi)
287. YunitaLuthfiani (Kudus)
288. Yusrina Nur (Pekalongan)
289. Yutik Ayatun Khasanah (Sragen)
290. Yutri Linoku Liyu (Bandung)
291. Zain Rochmatiningsih (Tulungagung)

Kamis, 20 Februari 2014

Puisi-puisi Julia Hartini (12)

Kepada Kita

kepada kita yang menyatu sungguh
pada udara yang kita kasihi
mengental dalam ruang

hidup yang basah mendekat
menyuburkan tanah meski berbeda
tetapi langit-langit tetap sama

manakalah di antara kita terperenyak
selalu ada yang memberi tangan
menempelkan pada jemari yang lain
begitu seterusnya

ruang semesta, Februari 2014

Punyaku juga

kita tak saling berhadapan
tapi dahagamu
punyaku juga

lambung yang pedih
menyebabkan tubuh meluruh
mengigaukan rasa sakit
di dadaku

berkali-kali kau meminum air mata
kemudian aku 
melipat cemas
di antara doa-doa 

ruang semesta, Februari 2014

Abu itu mengabarkan Tentangmu

langit menghitam, murung dan hening
tapi siang masih terik
panas yang menguliti mata hati

abu tengah mengabarkan tentangmu
di jauh kilometer sana yang mengaduh
menyimpan sakit berkawan debu
gunung yang begitu kalut

tenanglah, 
di negeri kita ini
tak ada sedih yang sendiri
sebab siapapun yang menangis
akan dibasuh dengan jemari yang manis

kita eja yang pilu 
hingga segala haru terusap waktu


ruang semesta, Februari 2014


 Biodata Penulis

Julia Hartini, lahir di Bandung 19 Juli 1992, Mahasiswa  Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tergabung dalam Unit Pers Mahasiswa UPI 2010-sekarang.  Sekarang pun aktif bersastra bersama ASAS (Arena Studi Apresiasi Sastra) UPI dan  Komunitas Penulis Perempuan Indonesia. 
Puisi-puisinya masuk dalam media massa seperti Harian Umum Pikiran Rakyat, Metro Riau, Radar Banten. Selain di media massa, puisi-puisinya juga masuk dalam antologi puisi seperti Tifa Nusantara (2013), Indonesia di Titik 13 (2013), Saksi Ibu Melihat Reformasi (2013) , Habis Gelap Terbitlah Sajak (2013), Situ Waktu (2011). 
Selain menulis puisi, penulis pun diundang dalam Pertemuan Penyair Lintas Daerah yang diadakan Dewan Kesenian Pemalang dan Pekalongan (2013), Pertemuan Penyair Nusantara yang diadakan Dewan Kesenian Tangerang (2013), dan Jambore Nasional Bahasa dan Sastra (2011) yang diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  
Sekarang penulis sedang berproses dan berjuang dalam dunia tulis-menulis agar karyanya yang lahir bisa diapresiasi pembaca. 

Segera terbit " Jangan Jadi Sastrawan" Karya Rg. Bagus Warsono


Skeeter Davis -- The End Of The World

Skeeter Davis -- The End Of The World

Jumat, 14 Februari 2014

Roni Nugraha Syafroni (11)

SEMBOYAN
Sadar akan ragam yang berada di sekitar badan,
lalui dengan ikhlas tanpa beban.
Berusaha seragam agar tiada lagi desing senapan,
itulah sebab agar negara mapan.

Pesan mengajari agar menjaga apa yang dipunya,
jangan nanti menyela tetangga sendiri.
Terang matahari muncul dalam kesenduan tiada tara,
jika tak taat menjaga indahnya mimpi.

Sering banyak teman bertanya-tanya pudarnya sinar,
membuat semua orang bergandeng bergetar.
Berbahagia bak pejuang dahulu tak gentar,
hadapi rongrongan musuh yang ingin masuk pagar.

Semboyan ini tampak tak berguna dan usang,
tapi ada secercah keyakinan tak akan dibuang.
Terus dihayati diamalkan hingga usia petang,
agar berguna teruntuk generasi mendatang.

TIADA TARA
Gugusan pulau terbentang dari barat hingga timur,
baik kecil maupun besar tiada beda jua.
Dipikir satu juga pulau-pulau membentuk garis bujur.
Tugu Khatulistiwa ciri khas identitas keluarga kita.

Terkandung berbagai macam manfaat,
bukan untuk dihabiskan dalam waktu singkat.
Terus digunakan bukan untuk sesaat,
menjaga jalan masyarakat agar tak tersesat.

Apa daya banyak raga dari ‘saudara-saudara’,
coba menjamah mengeruk terus hingga kerak terdalam.
Banyak daya yang dapat hentikan perlakuan mereka,
terkecuali memang menginginkan hal buruk kelam.

Pemandangan tiada tara,
terbentang dari Sabang-Merauke,
Dari Pulau Myangas-Pulau Rote,
kekayaan negara Indonesia.

TAK PADAM
Semangat bersama dirasa gampang pudar,
jelas bukan tujuan bersama agar tak sekarat.
Harusnya dapatlah jua semua tempat bersandar,
tidak gampang pun susah asal ada niat.

Bergembira menanti keajaiban sebuah berita,
membuat hati senang dibuatnya.
Karena kesedihan sedang menerpa,
diharap ada secercah harapan menyapa.

Gerimis jadilah hujan semalam,
timbullah lengkungan pelangi.
Itulah mimpi yang tersulam,
menjaga diri tak dihinggapi.

Bersama berusaha hilangkan beda,
mudah-mudahan Tuhan mendengar.
Tangan hati ini tak berhenti berdoa,
tak lebih hanya untuk hentikan mereka berkoar.

DERMAGA
Ombak bernyanyi dalam ingatan,
kian mendekat juga bersemi.
Menanti di tepian kebahagiaan,
tiada bersedih berduka di hati.

Biarlah mereka mendengar khusyu,
tiupan angin dedaunan berguguran.
Berputar melawan kencangnya waktu,
pasir berputar bergilir berpapasan.

Cakrawala berlabuh di dermaga indah,
ciptakan kenangan berpaut rindu.
Siapapun akan ingin kembali dengan mudah,
menuju sinar sukma yang telah lama berlalu.

Lelah ini telah pula berlabuh,
hangatnya garis pantai cemerlang.
Semilir angin menjauhkan peluh,
sedih sendu janganlah terbit sekarang.


TEGAP
Biru laut mengingatkan ihwal cinta bersemi,
siapa pun tampak ingin menghancurkan.
Tapi tidak dapat karena tidak sendiri kami,
bersatu padu walau beda menghalau kekacauan.

Melayang cemaskan suasana di sana,
tak percaya pada sesiapun jua.
Terbitlah banyak curiga,
yang dari hasil bertanya.

Selama badan ini masih tegap,
hadapi semua masalah pengap.
Memahami situasi gagap,
tanpa hilang akal merayap.

Sentuhan kasih pada keabadian,
mata terpejam rasakan kekuatan.
Hati wujudkan sebuah kepercayaan,
dalam rasa berputar keniscayaan.

Ledeng-Lembang, Februari 2014
BIODATA PENGARANG
No. KTP : 3277010304870013
Golongan Darah : A
Nama Lengkap : Roni Nugraha Syafroni
Nama Panggilan : Roni
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Suku Bangsa : Sunda
Tempat dan Tanggal Lahir : Bengkulu, 3 April 1987
Status : Alumnus Program Studi
  Pendidikan Bahasa Indonesia
 Sekolah Pascasarjana
 Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012
Alamat Lengkap : Jl. Trowulan 2, No. L 30, Komp. Pharmindo,
 RT/RW 003/021, Kel. Melong,
  Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi 40534,
  Prov. Jawa Barat, Indonesia

ANAK GUNUNG KELUD ITU BERASAP, SEMAKIN PANAS DAN KEMUDIAN MENGELUARKAN BARA API




G. Kelud meletus 13 Pebruari 2014

DANAU KAWAH GUNUNG KELUD ITU KINI MENJADI ANAK GUNUNG , SEBUAH FENOMENA ALAM INDONESIA




GUNUNG KELUD DENGAN DANAU KAWAH



Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.
Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.
Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Letusan 1919
Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
Letusan 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.
Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.
Letusan 2007
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m. Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).
Danau kawah Gunung Kelud praktis "hilang" karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.
Kaitan sejarah dan budaya
Gunung ini tercatat dalam naskah-naskah periode klasik Indonesia seperti Pararaton dan Perjalanan Bujangga Manik sebagai Gunung Ka(m)pud dan menjadi objek pemujaan. Tokoh Dewi Kili Suci dan Anglingdarma dikaitkan dengan gunung ini.

Obyek wisata Gunung Kelud
Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri adalah bagian dari Puncak Gajahmungkur.
Menuju kawasan puncak Gunung Kelud sejak tahun 2004 hubungan jalan darat telah diperbaiki untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud telah menjadi obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah lava. Di puncak Gajahmungkur dibangun gardu pandang dengan tangga terbuat dari semen. Pada malam akhir pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni. Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.
Tindakan Kabupaten Kediri membangun kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang menganggap wilayah puncak Kelud merupakan wilayahnya. Sengketa wilayah ini terutama meruncing setelah turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/KPTS/013/2012 yang menyatakan bahwa kawasan puncak Kelud merupakan wilayah Kabupaten Kediri.

Selasa, 21 Januari 2014

Ikuti :Penerbitan Antologi PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3, Pelajar Indonesia

GRATIS!
Penerbitan Antologi
PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3, Pelajar Indonesia
Untuk pelajar SD, SMP, SMA dan yang sederajat.

Persyaratan:
1. Puisi adalah karya asli, bukan jiplakan atau saduran.
2. Puisi bertema korupsi, ditulis dalam gaya bebas.
3. Setiap pelajar diperbolehkan mengirimkan lebih dari 1 judul puisi.
4. Puisi disertai data diri, alamat (rumah & sekolah), no hp, serta foto close up dikirim ke (email: sosiawan.leak@yahoo.com), atau (inbox FB: Leak Sosiawan), atau (alamat: Sosiawan Leak, Jl. Pelangi Utara III, No 1, Perumnas Mojosongo, Solo 57127).
5. Puisi berikut perlengkapannya dapat dikirim sejak 1 Desember 2013 hingga 1 Pebruari 2014.
6. Puisi yang masuk akan diseleksi secara obyektif, serta diterbitkan pada 31 Maret 2014.
7. Pelajar yang puisinya lolos seleksi akan mendapatkan Buku Antologi PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3, masing-masing 2 eksemplar secara cuma-cuma.
8. Setelah perencanaan matang, buku antologi tersebut akan di launching secara mandiri & nirlaba di sejumlah kota di Indonesia dengan melibatkan penulisnya.
9. Ketentuan lain yang belum tercantum dalam edaran ini dapat dikomunikasikan langsung kepada kami.

Sosiawan Leak
Koordinator Gerakan Puisi Menolak Korupsi

IKUTI DOKUMENTASI PUISI SASTRAWAN INDONESIA ANTOLOGI LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA DISELENGGARAKAN OLEH HIMPUNAN MASYARAKAT GEMAR MEMBACA (HMGM) INDONESIA BACA ATURANNYA DI PROFIEL GRUP INI PUISI DAN PROFIEL ANDA AKAN DIPUBLIKASIKAN SEBELUMNYA DI : http://lumbungpuisi.wordpress.com/ http://majalahsuluh.blogspot.com/ http://www.ayokesekolah.com/

AYO BERGABUNG:
LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA 2014
DOKUMENTASI PUISI SASTRAWAN INDONESIA

HIMPUNAN MASYARAKAT GEMAR MEMBACA (HMGM) INDONESIA Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia 2014
Dokumentasi Puisi Sastrawan Indonesia
Jl. Tulip 6 Perumahan Citra Dharma Ayu Margadadi Indramayu-45211
Telp. 0821267776000
menyelenggarakan :
LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA 2014
DOKUMENTASI PUISI SASTRAWAN INDONESIA

Puisi Anda kami dokumentasikan di HMGM Indonesia
Kirimkan puisinya
Kirimkan biodatanya lengkap
Pastikan Anda sebagai Sastrawan Indonesia
Dapatkan bukunya dengan menyertakan partisipasi

Tema : 'Lestarikan Bhinneka Tunggal Ika'

Puisi dengan tema tersebut dikirimkan melalui email agus.warsono@ymail.com atau gus.warsono@gmail.com
kiriman puisi paling sedikit 2 puisi dan paling banyak 5 puisi
kirimkan juga biodata Anda dengan lengkap
puisi sudah kami terima paling lambat pukul 00.00 tangal 1 April 2014 (Jilid 1)
puisi sudah kami terima paling lambat pukul 00.00 tangal 1 Juli 2014 (Jilid 2)
Panitia menyeleksi dan memberi keputusan laik atau tidaknya puisi yang diterima.Jika menginginkan buku nya memberikan partisipasi biaya pengiriman.

LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA 2014
DOKUMENTASI PUISI SASTRAWAN INDONESIA
ttd
Panitia

Kas Partisipasi /Donasi:
BRI 0028 Indramayu
no Rek :0028-01-001671-53-1
an. Agus Warsono,SPd.

Jumat, 17 Januari 2014

Mengenal Budhi Setyawan, Tokoh Penyair Bekasi






Budhi Setyawan, lahir 9 Agustus 1969 di sebuah kota kecil Purworejo Jawa Tengah. Bapaknya bernama Soeprayitno (alm), seorang pegawai negeri guru/kepala sekolah SD, sedangkan ibunya Suyatmi seorang ibu rumah tangga. Ia adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Banyak orang mengatakan Purworejo sebagai sebuah kota pensiunan, karena kotanya sepi. Saat maghrib tiba, kebanyakan toko-toko sudah pada tutup. Kota Purworejo merupakan kota yang tenang, menawarkan kenyamanan untuk bersantai dan istirahat.
Pendidikannya adalah di SDN Mudalrejo 1, SMPN Bener (SLTPN 19 Purworejo), SMAN 1 Purworejo, FNE/D3 Ekonomi UGM dan S1 Ext.FE Jurusan Akuntansi Universitas Gadjahmada serta S2 MM Universitas Krisnadwipayana Jakarta.
Sejak kecil menyukai musik dan sastra. Ketika kuliah di Yogyakarta, ia merasa seperti lahir kedua kali di sana, memberikan ’kebebasan’ leluasa dalam aktivitas. Di Yogya ia berkelana ke tempat-tempat yang menawarkan suasana alam dan menawarkan kekaguman, seperti: Parangtritis, Imogiri, sawah-sawah di Bantul, Candi Sambisari, dll; bahkan juga mengamen dengan gitar akustik dari rumah ke rumah. Dalam suasana kagum, kosong, sepi, ia terdorong untuk menuliskan dari apa saja gambaran atau kata-kata yang terlintas di pikirannya saat itu. Dalam kondisi ekonomi seadanya, ternyata malah mendorongnya menjadi kreatif. Ia memberi istilah tersebut dengan “menahan nafas”.
Mengenai musik, ia menyukai musik terutama rock dan jazz. Koleksi kaset musik yang kebanyakan merupakan kaset lama (lawas) lebih dari 500 jumlahnya adalah hasil berburunya ke beberapa tempat atau lapak penjualan kaset bekas di Jakarta (Pasar Mester Jatinegara, Pasar Taman Puring, Jalan Surabaya, dan beberapa toko kaset kecil di Jalan Sabang, Bintaro, dll), Surabaya (sebelah gedung WTC dan Tunjungan Plaza), Bandung (Jalan Cihapit), Yogyakarta (Pasar Beringharjo), Semarang (Pasar Johar), Balikpapan, Palembang, Kudus, Malang, Magelang, dll. Dalam  perjalanan bermusik, ia pernah membuat sebuah grup band dan menjadi drummernya, yaitu sebuah band ketika bertugas di Balikpapan, Kalimantan Timur pada tahun 2004 – 2005 yang ia beri nama Douane Band. Sempat mengikuti beberapa festival dan parade band di wilayah lokal Balikpapan. Belum sempat membuat demo album, dan vakum karena para personil dimutasi/pindahtugaskan ke daerah lain.
Sekarang ia masih bekerja sebagai pegawai negeri di Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan di Jakarta, tergabung dalam Paguyuban Sastra Rabu Malam (Pasar Malam) dengan kegiatan Sastra Reboan di Bulungan, Jakarta Selatan, dan sebagai Ketua Forum Sastra Bekasi (FSB). FSB menerbitkan media seni sastra dan kebudayaan bernama Buletin JEJAK. Saat ini ia tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
Beberapa tulisannya pernah dimuat media, antara lain di: Bali Post, Lampung Post, Indopos, Suara Merdeka, Republika, Jurnal Nasional, Lampung Post, Sinar Harapan, Seputar Indonesia (Koran SINDO), Waspada, Tribun Kaltim, Minggu Pagi, Mimbar Umum, Radar Bandung, Radar Banjarmasin, Radar Bekasi, Radar Tasikmalaya, Padang Ekspres, Haluan, Jambi Independent, Jurnal Bogor, Suara Karya, Jurnal Medan, Sumut Pos, Analisa, Koran Kampung, Media Kalimantan, Mata Banua, Media Patriot, Majalah Horison, GONG, STORY, KORT,  Ekspresi, Jurnal The Sandour, Buletin Jejak, Littera, Replika, Cangkir, Hysteria, Rumah Diksi, Jurnal Sastra Boemi Poetra, Jurnal Sarbi, Jurnal Puisi Amper, Jurnal Santarang, sastradigital.com, kompas.com, poetikaonline.com, horisononline.com, rumahdunia.com, penulismuda.com, perempuan.com, kabarbekasi.com, dll.
Puisi dalam bahasa jawa (geguritan) dimuat di majalah Damarjati, Panjebar Semangat,  Jayabaya.
Beberapa puisi termaktub dalam antologi bersama: Kemayaan dan Kenyataan (Fordisastra, 2007), Pedas Lada Pasir Kuarsa (TSI II Pangkalpinang, 2009), Inilah Saatnya: Purna Tugas Eko Budihardjo (Semarang, 2009), Kakilangit Kesumba (Purworejo, 2009), Antologi Penyair Nusantara: Musibah Gempa Padang (Kuala Lumpur, 2009), Antologi Puisi G30S: 30 September 2009 Gempa Padang (Jakarta, 2010), Resonansi (Purworejo, 2010), Mengalir di Oase (Tangerang Selatan, 2010), Pukau Kampung Semaka (2010), Berjalan ke Utara: Mengenang Moh. Wan Anwar (Bandung, 2010), Beranda Senja: Setengah Abad Dimas Arika Miharja (Jambi, 2010), Antologi Kemala Meditasi Dampak 70 (Kuala Lumpur, 2010), Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 (Mojokerto, 2010), Munajat Sesayat Doa (FLP Riau, 2011), Give Spirit for Indonesia: Dalam Estuari Sastra (Tetes Demi Tetes Tinta untuk Indonesia) (2011), Kado Untuk Indonesia (2011), Antologi Puisi Penyair Indonesia 1: Angkatan Kosongkosong (2011), Negeri Cincin Api (2011), Akulah Musi (PPN V, 2011), Jejak #3 Sabtu Sastra (2011), Sekumpulan Sajak Matajaman (bersama Jumari Hs dan Sosiawan Leak, 2011), Antologi Puisi dan Cerpen Ibukota Keberaksaraan (Jilfest 2011), Beternak Penyair (2011), Karena Ia Tak Lahir Dari Batu (2011), Rumah Puisi Jilid 1 (2012), Antologi Puisi Sosial Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (2012), Narasi Tembuni (2012), Sinar Shiddiq (2012), Kursi Tanpa Takhta (2012), Ayat-Ayat Ramadhan (2012), Meretas Karya Anak Bangsa (2012), Diversity – Antologi Puisi Dua Bahasa (2012), Antologi Puisi dan Prosa Liris Negeri Sembilan Matahari (2012), Antologi Puisi Satu Kata Istimewa (2012), Dari Sragen Memandang Indonesia (2012), Sauk Seloko (PPN VI Jambi, 2012), Indonesia dalam Titik 13 (2013), Sendaren Bagelen (2013), Puisi Menolak Korupsi (2013), Puisi Menolak Korupsi jilid 2a (2013), Puisi buat Gus Dur: Dari Dam Sengon ke Jembatan Panengel (2013), Antologi Apresiasi Sastra Indonesia Modern (penyusun: Korrie Layun Rampan, Penerbit NARASI, Yogyakarta, 2013), Tifa Nusantara (2013), Kepada Bekasi (2013). Salah satu puisinya masuk dalam 10 besar Lomba Cipta Puisi Nasional ‘Batu Bedil Award’ – Festival Teluk Semaka tahun 2010 yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Prov. Lampung. Kemudian meraih Juara Harapan 1 dalam Lomba Puisi yang diadakan Komunitas Rumah Sungai di Lombok, Nusa Tenggara Barat tahun 2012, meraih Juara 1 Lomba Menulis Puisi Kreasi Akbar FLP Bandung tahun 2012, dan meraih Juara 1 dalam lomba penulisan puisi Dewan Kesenian Balikpapan tahun 2013. Buku antologi puisi tunggal: Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma Silam (2007).
Beberapa kali diundang ke acara Temu Sastrawan Indonesia, Pertemuan Penyair Nusantara, Temu Karya Sastrawan Nusantara, dan lain-lain.
Jika ingin berkomunikasi silakan ke email: budhisetya69@yahoo.com, atau jejaring Facebook: Budhi Setyawan Penyair Purworejo. Jika sedang senggang, silakan menelusuri blog ini: www.budhisetyawan.wordpress.com.



Sabtu, 11 Januari 2014

AYO BERGABUNG: LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA 2014 DOKUMENTASI PUISI SASTRAWAN INDONESIA

HIMPUNAN MASYARAKAT GEMAR MEMBACA (HMGM) INDONESIA
Bersama
SANGGAR SASTRA MERONTE JARING INDRAMAYU
Menyelenggarakan :

Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia 2014
Dokumentasi Puisi Sastrawan Indonesia

Puisi Anda kami dokumentasikan di HMGM Indonesia
Kirimkan puisinya
Kirimkan biodatanya lengkap
Pastikan Anda sebagai Sastrawan Indonesia
Dapatkan bukunya dengan menyertakan partisipasi

Tema : 'Lestarikan Bhinneka Tunggal Ika'

Puisi dengan tema tersebut dikirimkan melalui email agus.warsono@ymail.com atau gus.warsono@gmail.com
kiriman puisi paling sedikit 2 puisi dan paling banyak 5 puisi
kirimkan juga biodata Anda dengan lengkap
puisi sudah kami terima paling lambat pukul 00.00 tangal 1 April 2014 (Jilid 1)
puisi sudah kami terima paling lambat pukul 00.00 tangal 1 Juli 2014 (Jilid 2)
Panitia menyeleksi dan memberi keputusan laik atau tidaknya puisi yang diterima.Jika menginginkan buku nya memberikan partisipasi biaya pengiriman.

LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA 2014
DOKUMENTASI PUISI SASTRAWAN INDONESIA
Kas Partisipasi /Donasi:
BRI 0028 Indramayu
no Rek :0028-01-001671-53-1
an. Agus Warsono,SPd.

ttd
Panitia

Adalah rencana penerbitan buku berjudul Lumbung Puisi 2014 yang menampung karya Sastrawan Indonesia. Mengajak semua saja yang mengaku sastrawan untuk turut memberikan karyanya (khusus puisi) agar terdokumentasi. Dalam kegiatan ini kami tidak membeda-bedakan sastrawan baik kelompok sastrawan maupun angkatan-angkatan sastrawan yang amburadul sejak angkatan 1966. Pendek kata bagi kami sastrawan adalah penilaian publik. Namun demikian untuk menjaga kualitas isi buku kami meminta bantuan beberapa sastrawan dan intelektual sastra yang dipandang oleh kami dapat menilai independen puisi-puisi yang masuk ke panitia. Karena itu puisi yang masuk dari peserta diharapkan lebih dari satu puisi. Hal sumbangan Partisipasi Kegiatan Penerbitan Lumbung Puisi 2014, diharapkan masuk dari setiap pengirim puisi dan tidak bersifat memaksa. Besar dan kecilnya tidak menjadi persoalan. Panitia tidak mengumumkan nilai sumbangan itu sebab kegiatan ini bukan komersial. Bagi yang tidak memberikan sumbangsih partisipasi kegiatan namun karyanya bagus tetap dimasukan dalam Lumbung Puisi. Karena itu semua kami tidak melaporkan dana partisipasi pemberian. Buku Lumbung Puisi 2014 diaharapakan menampung sastrawan dari seluruh Indonesia sehingga menjadi dokumentasi abadi.

Kas Partisipasi /Donasi:
BRI 0028 Indramayu
no Rek :0028-01-001671-53-1
an. Agus Warsono,SPd.

Sekretariat:
Jl. Tulip 6 Perumahan Citra Dharma Ayu Margadadi Indramayu-45211
Telp. 0821267776000