Budhi
Setyawan, lahir 9 Agustus 1969 di sebuah kota kecil Purworejo Jawa Tengah.
Bapaknya bernama Soeprayitno (alm), seorang pegawai negeri guru/kepala sekolah
SD, sedangkan ibunya Suyatmi seorang ibu rumah tangga. Ia adalah anak kedua
dari tujuh bersaudara. Banyak orang mengatakan Purworejo sebagai sebuah kota
pensiunan, karena kotanya sepi. Saat maghrib tiba, kebanyakan toko-toko sudah
pada tutup. Kota Purworejo merupakan kota yang tenang, menawarkan kenyamanan
untuk bersantai dan istirahat.
Pendidikannya
adalah di SDN Mudalrejo 1, SMPN Bener (SLTPN 19 Purworejo), SMAN 1 Purworejo,
FNE/D3 Ekonomi UGM dan S1 Ext.FE Jurusan Akuntansi Universitas Gadjahmada serta
S2 MM Universitas Krisnadwipayana Jakarta.
Sejak
kecil menyukai musik dan sastra. Ketika kuliah di Yogyakarta, ia merasa
seperti lahir kedua kali di sana, memberikan ’kebebasan’ leluasa dalam
aktivitas. Di Yogya ia berkelana ke tempat-tempat yang menawarkan suasana alam
dan menawarkan kekaguman, seperti: Parangtritis, Imogiri, sawah-sawah di
Bantul, Candi Sambisari, dll; bahkan juga mengamen dengan gitar akustik dari
rumah ke rumah. Dalam suasana kagum, kosong, sepi, ia terdorong untuk
menuliskan dari apa saja gambaran atau kata-kata yang terlintas di pikirannya
saat itu. Dalam kondisi ekonomi seadanya, ternyata malah mendorongnya menjadi
kreatif. Ia memberi istilah tersebut dengan “menahan nafas”.
Mengenai musik, ia menyukai musik terutama rock
dan jazz. Koleksi kaset musik yang kebanyakan merupakan kaset lama (lawas) lebih
dari 500 jumlahnya adalah hasil berburunya ke beberapa tempat atau lapak
penjualan kaset bekas di Jakarta (Pasar Mester Jatinegara, Pasar Taman Puring,
Jalan Surabaya, dan beberapa toko kaset kecil di Jalan Sabang, Bintaro, dll),
Surabaya (sebelah gedung WTC dan Tunjungan Plaza), Bandung (Jalan Cihapit),
Yogyakarta (Pasar Beringharjo), Semarang (Pasar Johar), Balikpapan, Palembang,
Kudus, Malang, Magelang, dll. Dalam perjalanan
bermusik, ia pernah membuat sebuah grup band dan menjadi drummernya, yaitu sebuah
band ketika bertugas di Balikpapan, Kalimantan Timur pada tahun 2004 – 2005
yang ia beri nama Douane Band. Sempat
mengikuti beberapa festival dan parade band di wilayah lokal Balikpapan. Belum
sempat membuat demo album, dan vakum karena para personil
dimutasi/pindahtugaskan ke daerah lain.
Sekarang ia masih bekerja sebagai pegawai negeri
di Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan di Jakarta, tergabung dalam
Paguyuban Sastra Rabu Malam (Pasar Malam) dengan kegiatan Sastra Reboan di Bulungan, Jakarta Selatan, dan
sebagai Ketua Forum Sastra Bekasi (FSB). FSB menerbitkan media seni sastra dan
kebudayaan bernama Buletin JEJAK. Saat ini ia tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
Beberapa tulisannya pernah dimuat media,
antara lain di: Bali Post, Lampung Post, Indopos, Suara Merdeka, Republika,
Jurnal Nasional, Lampung Post, Sinar Harapan, Seputar Indonesia (Koran SINDO), Waspada,
Tribun Kaltim, Minggu Pagi, Mimbar Umum, Radar Bandung, Radar Banjarmasin, Radar
Bekasi, Radar Tasikmalaya, Padang Ekspres, Haluan, Jambi Independent, Jurnal
Bogor, Suara Karya, Jurnal Medan, Sumut Pos, Analisa, Koran Kampung, Media
Kalimantan, Mata Banua, Media Patriot, Majalah Horison, GONG, STORY, KORT, Ekspresi,
Jurnal The Sandour, Buletin Jejak, Littera, Replika, Cangkir, Hysteria, Rumah Diksi,
Jurnal Sastra Boemi Poetra, Jurnal Sarbi, Jurnal Puisi Amper, Jurnal Santarang, sastradigital.com, kompas.com, poetikaonline.com,
horisononline.com, rumahdunia.com,
penulismuda.com, perempuan.com, kabarbekasi.com,
dll.
Puisi dalam bahasa jawa (geguritan)
dimuat di majalah Damarjati, Panjebar
Semangat, Jayabaya.
Beberapa puisi termaktub dalam antologi bersama: Kemayaan dan Kenyataan (Fordisastra,
2007), Pedas Lada Pasir Kuarsa (TSI
II Pangkalpinang, 2009), Inilah Saatnya:
Purna Tugas Eko Budihardjo (Semarang, 2009), Kakilangit Kesumba (Purworejo, 2009), Antologi Penyair Nusantara: Musibah Gempa Padang (Kuala Lumpur,
2009), Antologi Puisi G30S: 30 September
2009 Gempa Padang (Jakarta, 2010), Resonansi
(Purworejo, 2010), Mengalir di Oase (Tangerang
Selatan, 2010), Pukau Kampung Semaka
(2010), Berjalan ke Utara: Mengenang Moh.
Wan Anwar (Bandung, 2010), Beranda
Senja: Setengah Abad Dimas Arika Miharja (Jambi, 2010), Antologi Kemala Meditasi Dampak 70 (Kuala
Lumpur, 2010), Festival Bulan Purnama
Majapahit Trowulan 2010 (Mojokerto, 2010), Munajat Sesayat Doa (FLP Riau, 2011), Give Spirit for Indonesia: Dalam
Estuari Sastra (Tetes Demi Tetes Tinta untuk Indonesia) (2011), Kado Untuk Indonesia (2011), Antologi
Puisi Penyair Indonesia 1: Angkatan Kosongkosong
(2011), Negeri Cincin Api (2011), Akulah Musi (PPN V, 2011), Jejak #3 Sabtu Sastra (2011), Sekumpulan
Sajak Matajaman (bersama Jumari Hs
dan Sosiawan Leak, 2011), Antologi Puisi dan Cerpen Ibukota Keberaksaraan (Jilfest 2011), Beternak Penyair (2011), Karena
Ia Tak Lahir Dari Batu (2011), Rumah
Puisi Jilid 1 (2012), Antologi Puisi Sosial Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (2012), Narasi Tembuni (2012), Sinar
Shiddiq (2012), Kursi Tanpa Takhta
(2012), Ayat-Ayat Ramadhan (2012), Meretas Karya Anak Bangsa (2012), Diversity – Antologi Puisi Dua Bahasa
(2012), Antologi Puisi dan Prosa Liris Negeri
Sembilan Matahari (2012), Antologi Puisi Satu Kata Istimewa (2012), Dari
Sragen Memandang Indonesia (2012), Sauk
Seloko (PPN VI Jambi, 2012), Indonesia
dalam Titik 13 (2013), Sendaren
Bagelen (2013), Puisi Menolak Korupsi
(2013), Puisi Menolak Korupsi jilid 2a
(2013), Puisi buat Gus Dur: Dari Dam
Sengon ke Jembatan Panengel (2013), Antologi Apresiasi Sastra
Indonesia Modern (penyusun: Korrie Layun Rampan, Penerbit NARASI,
Yogyakarta, 2013), Tifa Nusantara (2013), Kepada Bekasi (2013). Salah satu
puisinya masuk dalam 10 besar Lomba Cipta Puisi Nasional ‘Batu Bedil Award’ – Festival Teluk Semaka tahun 2010 yang diadakan
oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Prov. Lampung. Kemudian meraih Juara
Harapan 1 dalam Lomba Puisi yang diadakan Komunitas
Rumah Sungai di Lombok, Nusa Tenggara Barat tahun 2012, meraih Juara 1 Lomba Menulis Puisi Kreasi Akbar FLP Bandung
tahun 2012, dan meraih Juara 1 dalam lomba penulisan puisi Dewan Kesenian Balikpapan tahun 2013. Buku antologi puisi tunggal: Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma Silam (2007).
Beberapa kali diundang ke acara Temu Sastrawan
Indonesia, Pertemuan Penyair Nusantara, Temu Karya Sastrawan Nusantara, dan
lain-lain.
Jika ingin berkomunikasi silakan ke email: budhisetya69@yahoo.com, atau jejaring
Facebook: Budhi Setyawan Penyair
Purworejo. Jika sedang senggang, silakan menelusuri blog ini: www.budhisetyawan.wordpress.com.