Sajian nasional informasi ilmu pengetahuan dan teknologi ,informasi umum, informasi pendidikan dan budaya.
Laman
- REDAKSI
- Berita Hari Ini
- Daftar Propinsi di Indonesia
- Daftar Negara-negara di Dunia
- Sastrawan Indonesia
- Daftar Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
- Kumpulan Syair Lagu Keroncong
- Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia
- Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kementerian
- Daftar Penerima Nobel
- Daftar Gunung di Indonsia
- Daftar Juara All England
- Daftar Juara Thomas Cup
- Daftar Presiden Amerika Serikat
- Daftar Lagu Nasional
- Daftar Sastrawan
- Penyair Tadarus Puisi
Sabtu, 26 Juli 2014
Klipiing Koran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Tim Olimpiade Fisika Indonesia Raih Satu Emas, Dua Perunggu, dan Honorable Mention di IPhO
Jakarta, Kemdikbud --- Lima siswa yang mewakili Indonesia pada olimpiade fisika internasional, International Physycs Olympiad (IPhO), berhasil meraih satu medali emas, dua perunggu, dan dua Honorable Mention (HM). Olimpiade yang berlangsung di Astana Kazakhstan ini diselenggarakan pada 13-21 Juli 2014.
"Kami ucapkan selamat kepada peraih mendali pada kompetisi IPhO, dan terima kasih kepada para pendamping yang telah melaksanakan tugas pendamping dengan baik," demikian disampaikan Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, saat menjemput tim IPhO di bandara Soekarno Hatta, Rabu (23/07/2014).
Dari kelima siswa ini, Josephine Moniqa dari SMAK Penabur Gading Serpong Banten meraih medali emas, Theo Arokhim Yusuf Cahyo dari SMAN SBB Sragen Jawa Tengah dan Drestanto Muhammad Dyasputro dari SMAN 28 Jakarta meraih medali perunggu, serta Fransiskus Yoga Esa Wibowo dari SMAN 1 Yogyakarta dan Muhammad Rizki Hasan dari SMAN Plus Pekanbaru Riau meraih gelar Honorable Mention.
IPhO diikuti oleh 400 peserta dan 250 pendamping dari 86 negara. Kompetisi dilakukan dalam dua tahap. Pertama adalah Fisika teori yang dilakukan pada Selasa (15/07/2014). Dan kedua adalah tes Fisika eksperimen yang dilakukan pada Kamis (17/07/2014). Kedua tahapan tes tersebut dilakukan di Universitas Nazarbayev.
Soal teori mencakup topik mekanika, fisika termo, fisika listrik magnet, inter-molekuler, dan gas discharge. Sedangkan soal fisika eksperimen mengenai polarisasi cahaya. Setelah melewati tahap koreksi dan moderasi oleh tim juri bersama para pembina dari masing-masing negara peserta, setelah itu ditetapkan para peserta yang berhak mendapatkan medali.
Tim Indonesia didampingi oleh beberapa pembina yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Direktorat Pembinaan SMA Kemdikbud. (Seno Hartono/Pengunggah: Erika Hutapea)
Tim Olimpiade Fisika Indonesia Raih Satu Emas, Dua Perunggu, dan Honorable Mention di IPhO
Jakarta, Kemdikbud --- Lima siswa yang mewakili Indonesia pada olimpiade fisika internasional, International Physycs Olympiad (IPhO), berhasil meraih satu medali emas, dua perunggu, dan dua Honorable Mention (HM). Olimpiade yang berlangsung di Astana Kazakhstan ini diselenggarakan pada 13-21 Juli 2014.
"Kami ucapkan selamat kepada peraih mendali pada kompetisi IPhO, dan terima kasih kepada para pendamping yang telah melaksanakan tugas pendamping dengan baik," demikian disampaikan Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, saat menjemput tim IPhO di bandara Soekarno Hatta, Rabu (23/07/2014).
Dari kelima siswa ini, Josephine Moniqa dari SMAK Penabur Gading Serpong Banten meraih medali emas, Theo Arokhim Yusuf Cahyo dari SMAN SBB Sragen Jawa Tengah dan Drestanto Muhammad Dyasputro dari SMAN 28 Jakarta meraih medali perunggu, serta Fransiskus Yoga Esa Wibowo dari SMAN 1 Yogyakarta dan Muhammad Rizki Hasan dari SMAN Plus Pekanbaru Riau meraih gelar Honorable Mention.
IPhO diikuti oleh 400 peserta dan 250 pendamping dari 86 negara. Kompetisi dilakukan dalam dua tahap. Pertama adalah Fisika teori yang dilakukan pada Selasa (15/07/2014). Dan kedua adalah tes Fisika eksperimen yang dilakukan pada Kamis (17/07/2014). Kedua tahapan tes tersebut dilakukan di Universitas Nazarbayev.
Soal teori mencakup topik mekanika, fisika termo, fisika listrik magnet, inter-molekuler, dan gas discharge. Sedangkan soal fisika eksperimen mengenai polarisasi cahaya. Setelah melewati tahap koreksi dan moderasi oleh tim juri bersama para pembina dari masing-masing negara peserta, setelah itu ditetapkan para peserta yang berhak mendapatkan medali.
Tim Indonesia didampingi oleh beberapa pembina yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Direktorat Pembinaan SMA Kemdikbud. (Seno Hartono/Pengunggah: Erika Hutapea)
Selasa, 22 Juli 2014
Pengertian KKM
KKM adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran.Siswa yang belum mencapai nilai KKM dikatakan belum tuntas.
Tujuan KKM :
1.Menentukan target kompetensi yang harus dicapai siswa.
2.Patokan/acuan/dasar menentukan kompeten atau tidak kompetennya siswa.
1.Menentukan target kompetensi yang harus dicapai siswa.
2.Patokan/acuan/dasar menentukan kompeten atau tidak kompetennya siswa.
Manfaat Penetapan KKM :
1.Sekolah/guru/siswa memiliki patokan yang jelas dalam menentukan ketuntasan.
2.Adanya keseragaman batas ketuntasan setiap mata pelajaran pada kelas paralel.
1.Sekolah/guru/siswa memiliki patokan yang jelas dalam menentukan ketuntasan.
2.Adanya keseragaman batas ketuntasan setiap mata pelajaran pada kelas paralel.
Kompetensi Inti SD Kurikulum 2013
Kompetensi Inti SD adalah sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI
KELAS I DAN KELAS II
|
KOMPETENSI INTI
KELAS III
|
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
|
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
|
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
|
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dansistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
KOMPETENSI INTI
KELAS IV
|
KOMPETENSI INTI
KELAS V DAN VI
|
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya .
|
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
|
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
|
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
3. Memahami pengetahuan faktual dankonseptual dengan cara mengamati danmencoba [mendengar, melihat, membaca] serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4. Menyajikan pengetahuan faktual dankonseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, danPendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
STRUKTUR KURIKULUM 2013 SD/MADRASAH IBTIDAIYAH
STRUKTUR KURIKULUM SD/MADRASAH IBTIDAIYAH
Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
| ||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
| ||
Kelompok A
| |||||||
1.
|
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
5
|
6
|
6
|
4
|
4
|
4
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
8
|
8
|
10
|
7
|
7
|
7
|
4.
|
Matematika
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
Kelompok B
| |||||||
1.
|
Seni Budaya dan Prakarya
(termasuk muatan lokal)*
|
4
|
4
|
4
|
6
|
6
|
6
|
2.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
|
30
|
32
|
34
|
36
|
36
|
36
|
= Pembelajaran Tematik Integratif
|
Keterangan:
*Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Kegiatan Ekstra Kurikuler SD/MI antara lain:
- Pramuka (Wajib)
- UKS
- PMR
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
BEBAN BELAJAR
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Jumat, 11 Juli 2014
Khabar Gembira bagi Penerima Tunjangan Profesi Guru
Bulan Juli 2014 ini adalah bulan pembayaran tunjangan Profesi Guru triwulan II 2014 .
Penerima SK TP yang terbit pada bulan Maret 2014 berhak untuk mendapat tunjangan profesi untuk triwulan II 2014 (April-Juni 2014) kecuali bagi guru yang dinyatakan kehilangan haknya akibat tidak memenuhi syarat , misalnya kehilangan jam mengajar pada triwulan II, wafat, pensiun, atau sebab lain sesuai peraturan yang berlaku.
Penerima SK TP yang terbit pada bulan Juni 2014 berhak untuk mendapat tunjangan profesi untuk triwulan II 2014 (April-Juni 2014) kecuali bagi guru yang dinyatakan kehilangan haknya akibat tidak memenuhi syarat , misalnya kehilangan jam mengajar pada triwulan II, wafat, pensiun, atau sebab lain sesuai peraturan yang berlaku.
Penerima SK TP yang terbit pada bulan Maret 2014 berhak untuk mendapat tunjangan profesi untuk triwulan II 2014 (April-Juni 2014) kecuali bagi guru yang dinyatakan kehilangan haknya akibat tidak memenuhi syarat , misalnya kehilangan jam mengajar pada triwulan II, wafat, pensiun, atau sebab lain sesuai peraturan yang berlaku.
Penerima SK TP yang terbit pada bulan Juni 2014 berhak untuk mendapat tunjangan profesi untuk triwulan II 2014 (April-Juni 2014) kecuali bagi guru yang dinyatakan kehilangan haknya akibat tidak memenuhi syarat , misalnya kehilangan jam mengajar pada triwulan II, wafat, pensiun, atau sebab lain sesuai peraturan yang berlaku.
Rabu, 09 Juli 2014
Sejarah Piala Dunia FIFA
Dunia FIFA pertama kali diselenggarakan pada tahun 1930, ketika presiden FIFA Jules Rimet memutuskan untuk menggelar turnamen sepak bola internasional. Piala Dunia pertama, diselenggarakan di Uruguay pada 1930, diperebutkan sebagai final turnamen yang hanya terdiri dari 13 tim yang diundang oleh organisasi. Sejak saat itu, Piala Dunia FIFA telah mengalami ekspansi secara berturut-turut dan format yang dibuat ulang untuk saat ini 32 tim final turnamen diawali oleh proses kualifikasi dua tahun, yang melibatkan hampir 200 tim dari seluruh dunia.
Pertandingan sepak bola internasional pertama dimainkan pada tahun 1872 di Glasgow antara Skotlandia dan Inggris, meskipun pada tahap ini olahraga tersebut jarang dimainkan di luar Inggris.
Namun tahun 1900 olahraga telah memperoleh tanah di seluruh dunia dan asosiasi sepak bola nasional yang didirikan. Pertandingan internasional resmi pertama di luar Kepulauan Inggris dimainkan antara Uruguay dan Argentina di Montevideo pada Juli 1902. FIFA didirikan di Paris pada 22 Mei 1904 – terdiri dari asosiasi sepak bola dari Perancis, Belgia, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss, dengan Jerman yang berjanji untuk bergabung.
Seperti sepak bola yang mulai meningkat popularitasnya, hal ini diperebutkan IOC yang dikenal secara luas sebagai Olimpiade olahraga di 1900 dan Olimpiade Musim Panas 1904, serta di Olimpiade Interkala 1906, sebelum menjadi FIFA yang diawasi kompetisi resmi Olimpiade di Olimpiade Musim Panas 1908.Diselenggarakan oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris, acara ini untuk pemain amatir saja dan dianggap sebagai acara daripada kompetisi. Tim nasional sepak bola amatir Inggris memenangkan acara pada 1908 dan 1912.
Ada upaya yang dilakukan oleh FIFA untuk menyelenggarakan turnamen sepak bola internasional antara negara di luar Olimpiade pada tahun 1906 dan hal ini berlangsung di Swiss. Hari tersebut merupakan hari yang sangat awal untuk sepak bola internasional dan sejarah resmi FIFA menjelaskan kompetisi tersebut sebagai kompetisi yang telah gagal.
Bersama acara Olimpiade yang terus diperebutkan hanya antar tim amatir, kompetisi yang melibatkan tim profesional juga mulai muncul. Torneo Internazionale Stampa Sportiva, diselenggarakan di Torino, Italia pada tahun 1908, Sir Thomas Lipton merupakan salah satu yang pertama dan tahun berikutnya menyelenggarakan Trofi Sir Thomas Lipton, yang juga diadakan di Turin. Kedua turnamen itu diperebutkan antara klub masing-masing (dikecualikan untuk tim nasional), yang mewakili seluruh bangsa. Karena alasan ini, tak satu pun menjadi pelopor langsung Piala Dunia. Namun, Trofi Thomas Lipton terkadang digambarkan sebagai Piala Dunia Pertama, dengan mengorbankan pendahulunya (Italia) yang kurang terkenal.
Pada tahun 1914, FIFA sepakat untuk mengakui turnamen Olimpiade sebagai "kejuaraan sepak bola dunia untuk amatir", dan mengambil tanggung jawab sebagai penyelenggara acara. Hal ini menyebabkan jalan bagi kompetisi sepakbola antar benua pertama di dunia, di Olimpiade Musim Panas 1920, dimenangkan oleh Belgia. Uruguay memenangkan turnamen pada 1924 dan 1928.
Tim pemenang, kapten, dan manajer
Langganan:
Postingan (Atom)