Senin, 06 Januari 2014

Catatan tentang ‘kasus’ 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh

oleh Rg Bagus warsono
Positif :
1.Pusat Dokumentasi Sastra HB Yassin berperan sebagai lembaga pengganti ‘Paus Sastra Indonesia’ sepeninggal HB Yassin. Ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kalangan sastrawan dimana para sastrawan tidak lagi slalu dengan fatwa HB Yassin ketika beliau masih hidup (beliau meninggal pada 11 Maret 2000)
2.Atas keluarnya buku ‘Tokoh Sastra Indonesia  Paling Berpengaruh’ seakan menjadi sebuah pernyataan bahwa sastra Indonesia itu masih hidup dipandang secara nasional dan internasional.
3.Membuyarkan periodeisasi Angkatan pujangga dikarenakan tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh itu terdiri dari tokoh pujangga tahun 1886 hingga sastrwan yang lahir tahun 1970. Nama Kwee Tek Hoay (1886-1952) itu sendiri jarang disinggung oleh HB Yassin dalam karya-karaya HB Yassin dan juga di kalangan pendidikan tidak terlalu populer disebutkan dalam dunia sastra. Menggugurkan sebutan periodeisasi sastrawan angkatan-angkatan setelah 1966, dimana tokoh-tokoh sastranya banyak yang terlewat karena kurator-kurator yang membuat pengelompokan sastrawan dalam setiap periodeisasi banyak tokoh yang dimasukan banyak tergantung selera penulisnya.
4.Menyatakan bahwa kreativitas sastrawan atas perubahan gaya pada setiap jenis prosa dihargai seperti yang menyatakan dalam buku itu bahwa Denny JA menjadi berpengaruh dikarenakan sebagai pelopor puisi dengan genre puisi esai.
5. Pusat dokumentasi Sastra HB Yassin telah memulai babak baru terhadap perkembangan sastra Tanah Air. Diharapkan kemudian dapat memberikan perkembangan baru berupa rekomendasi, penghargaan, maupun penobatan dsb. untuk perkembangan sastra Indonesia.
6. Masuknya nama Denny JA memberikan petunjuk bahwa dunia sastra terbuka bagi status sosial lainnya untuk dapat mewarnai kesusastraan Indonesia.
7. Memberikan respon positif dan negatif yang berarti memiliki kekuatan sebuah buku ketika diluncurkan.
Negatif:
1. Tidak ada hakim penentu dalam pengelompokan sastrawan.
2. Kegiatan pemilihan apa pun untuk memberikan  penghargaan kepada seseorang sebaiknya digunakan tim yang berjumlah ganjil dari 3, 5, 7 , dan seterusnya sehingga menggunakan prinsip demokratis yang lazim digunakan di Indonesia apabila terdapat perselisihan yang belum dicapai kata mufakat.
3.Keprihatinan atas tokoh yang dipilih sebagai Tokoh Sastra Indonesia Paling  Berpengaruh meninggalkan makna kedaerahan dimana banyak unsur-unsur sastra daerah yang juga berpengaruh seperti maksud kreteria pemilihan tokoh sastra Inonesia paling perpengaruh.
4.Kreteria yang digunakan dalam pemilihan Tokoh Sastra Indonesia Paling  Berpengaruh seperti ://Empat kriteria itu, pertama pengaruhnya tidak hanya berskala lokal, melainkan nasional, kedua pengaruhnya relatif berkesinambungan, dalam arti tidak menjadi kehebohan temporal atau sezaman belaka, ketiga dia menempati posisi kunci, penting dan menentukan, keempat dia menempati posisi sebagai pencetus atau perintis gerakan baru yang kemudian melahirkan pengikut, penggerak, atau bahkan penentang// merupakan kreteria yang tidak beretika publik karena tidak menghargai publik pembaca. Sebagai contoh apakah karya-karya semua tokoh itu banyak dibaca masyarakat, bahkan ada buku yang belum banyak dikenal masyarakat tapi penulisnya dinobatkan.
5. Mengecilkan peran sastrawan lainnya .
Indramayu, 5-1-2014