Kamis, 31 Agustus 2017

Edi Pramono dalam Kita Dijajah Lagi : Mak, Siapa Yang Merdeka






Edi Pramono
Mak, Siapa Yang Merdeka

Mak, kau lihat berita di tv semalam?
ahh, aku lupa
seminggu yang lalu kau jual tv satu satunya peninggalan bapak
katamu sekarang sudah tak cukup lagi hasil panen untuk makan
tak sempat lagi kau main tawar dengan para tengkulak
sebab cicilan sudah mendesak, tak bisa lagi ditunggak
apalagi di pasar harga harga tiba tiba membengkak
entah siapa main santet pada harga

Mak, tv tv menyiarkan perayaan kemerdekaan
demikian meriah mak
di mana mana suka cita
di mana mana sorak sorai
di mana mana lomba

mungkin mereka lomba menutupi luka, anakku
begitu katamu

Mak, mungkin kau benar
subsidi dicabuti seperti ayam hendak disaji
sementara tunjangan wakil rakyat semakin nggegirisi
berita di mana mana orang orang susah beli
tapi diam diam gaji presiden melonjak tinggi
katanya ekonomi sedang meroket, Mak
tapi ada yang bilang,
bbm untuk roketnya tak bisa dibeli

luka sudah menganga di mana mana, anakku
begitu katamu

mungkin kau benar, Mak
hukum sudah tidak perduli keadilan
yang berkawan dibela mati matian, meski harus merusak tatanan
yang berlawan dihabisi edan edanan, meski harus bermain tipuan
kekuasaan tak ubahnya preman jalanan
dan orang orang kecil adalah kelinci percobaan

katanya kita merdeka, Mak, orang orang berteriak merdeka
ahh, tetap saja kita bersimbah luka
entah siapa yang merdeka


Jogja, 31 Agustus 2017
Edi Pramono , Sebagian sajak-sajaknya terbit di antologi bersama: Dari Sragen Memandang Indonesia, Puisi Menolak Korupsi Jilid II, Habis Gelap Terbitlah Sajak, Ensiklopegila Koruptor, Memo Untuk Wakil Rakyat, Memo Anti Terorisme, Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (MAKTA), Madah Merdu Kamadhatu, Antologi 66 Penyair Teras Puisi. Pengajar Bahasa & Sastra Inggris pada Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)
Aktif menulis puisi. Tinggal di dusun Karanganom, Maguwoharjo, Yogyakarta

Didiek WS dalam Kita Dijajah Lagi : Seperti Masih Terjajah




Didiek WS

Seperti Masih Terjajah

Benarkah itu merdeka, Nak 
Hidup bebas semaumu tak perduli waktu 
Sehari-hari bermain game sekehendak hatimu 

Benarkah itu membahagiakanmu, Nak 
Punya banyak teman di media sosial 
Tapi kau gunakan hanya untuk saling membual 

Benarkah itu memuaskan hidupmu, Nak 
Kalau status yang kau tebar 
Tanpa sadar 
membuat orang lain gusar 

Itu bisa berakibat fatal, Nak 
Jangan kau tiru, sungguh itu sangat keliru
Hidup bisa jadi congkrah, jauh dari ibadah
Apalagi sengaja menebar benci, adu domba dan fitnah 
Negeri pun bisa terancam bubrah 

Oh Tuhan 
Kecanggihan teknologi 
Sungguh anugerah 
Menjadikan hidup lebih mudah
Tapi di tangan yang salah 
Justru bisa timbulkan masalah 
Menjadikan hidup seperti masih terjajah 

300817

Rabu, 30 Agustus 2017

Gampang Prawoto dalam Kita Dijajah Lagi SITI NUSANTARA






Gampang Prawoto

SITI  NUSANTARA

kau
cantik menawan
tatap tajam matamu laksana garuda
rambutmu indah berkelebat
semerah bibir seputih pipi
bak sangsaka mewana angkasa.

aku
mencintaimu berazas pancasila
aku
merindukanmu berlandaskan
undangundang empatlima
sehidup semati
bersamamu
janjiku.

aku
memujamu bukan tanpa alasan
kau
serpihan surga
tercecer di bumi katulistiwa
bernama nusantara.

Pejambon, 26032017