Selasa, 15 Desember 2015

Pemerintah tidak memiliki rencana untuk kembali menerapkan K-2006 secara serentak pada 2016 mendatang.

Setelah informasi pemerintah kembali akan memberlakukan K-2006 menyebar di jejaring sosial Facebook, Twitter dan media sosial lainnya,anggota DPR yang hadir rata-rata mempertanyakan hal tersebut kepada  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan Dengar Pendapat antara Komisi X dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Selasa, 15 Desember 2015.
Menyikapi isu tersebut, Anies menegaskan isu tersebut tidak benar. Pemerintah tidak memiliki rencana untuk kembali menerapkan K-2006 secara serentak pada 2016 mendatang.

“Itu informasi tidak benar, saat ini informasi beredar tanpa ada akurasi dan kami akan menindak tegas penyebar informasi tersebut, akan dipidanakan,” kata Anies pada rapat dengar pendapat di Gedung Nusantara I, DPR MPR, Jakarta, Senin (14/12) petang.

Puisi Ibu di hari Ibu,by Java Atik Ibuku tercantik dan tercinta.

Tiada sekalipun kudengar suara keluh kesahmu wahai
Ibuku tercantik dan tercinta.
Aku sadar-aku sadar (sambil berteriak setengah kesurupan)
beban berat dipundakmu tidak seharusnya Ibu yang memikulnya.
Aku-akulah(teriak lagi)anakmu yang belum mampu menjadikanmu sebagai ratu.
Ibu maafkanlah anakmu ini yang belum sanggup menggendong
Ibu dan perjuanganmu yang gigih sungguh tiada tanding tiada banding.
Ibu ooh ibu(nada lirih)engkau benar-benar idolaku permata hatiku

Eri Syofratmin :Ibu tak letih

Eri Syofratmin

                                Ibu tak letih

Ibu tak letih
letihnya
kau menyulam
kepahitan hidup
demi anak-anak terkasih

Minggu, 13 Desember 2015

Puisi Ibu di Hari Ibu :Ari Casmari dalam Sapu"....nang....sapu"...nok.....

Sapu"....nang....sapu"...nok.....

nang...nok...
biarin ragaku renta....
biar usiaku lanjut...
biarpun rambutku mimutih......
tapi smangatku sll optimis...
karena di sana allah menebarkan rizqi buat hamba nya.....
kan ku sapu rizqi itu buat mempertahankan hidupku....
sapu"....nang....sapu"...nok.....

Puisi Ibu di Hari Ibu : Assa Kartika dalam Geliatmu tak kunjung redup

 Geliatmu tak kunjung redup

Menapaki sisa waktu
Dengan ayunkan seikat sapu
Aku cemburu
Pada pijar matamu
Memburu rizki tanpa rahu
milik Tuhanmu

Puisi Ibu di Hari Ibu :‎ Febrianiko Satria‎ dalam Sembilu Kenangan

SEMBILU KENANGAN

Ibu adalah sembilu kenangan
tentang peluh yang diam
tentang keluh yang terpendam
tentang dekap sepanjang hayat
tentang jarum jam yang terus berdetak
tentang sejuta nafas yang terus bertumpu di punggungnya

Jambi, 12 Desember 2015

Puisi Ibu di Hari Ibu : Wardjito Soeharso dalam : Tak kenal lelah

Keringat yang deras mengucur
Lengket baju dengan kulit
Beban berat di punggung
Jalan setapak berbatu hitam
Selaras kulit tubuhmu yang legam
Semua terpancar dari wajahmu yang tegar
Sorot matamu yang tetap pendar
Kau terus saja melangkah
Tak kenal lelah
Tak mau kalah

 Ada beberapa pilihan kata Mas Wardjito Soeharso yang unggul seperti../ Lengket baju dengan kulit/... satu baris yang memiliki makna panjang. jempol tentunya ,

Puisi Ibu di Hari Ibu : Bhe She : Ingatanku hanya sepiring nasi


Matahari sinarnya jatuh di pipi
Yang kubiarkan mengeriput
Sebab lupa cara bersolek
Ingatanku hanya sepiring nasi
Untuk esok hari
Hingga keningku melintang garis
Garis nasib yang harus kujejak
Untuk selalu mengingatNYA
Karena tangis yang rutin kusampaikan..

 Puisi yg dibuat spontanitas menunjukan kemahiran berbahasa dari olah pikir yg sangat cepat yang dapat langsung direkam dalam bahasa tulis, Bhe She cukup piawai

Jumat, 27 November 2015

Tegal patut dibanggakan sebagai gudang sastrawan Indonesia

Hasil gambar untuk teko kuningan talang tegal
‘Tegal pancen laka-laka ‘ itulah barangkali sebutan untuk daerah satu ini. Tegal memang menyimpan banyak potensi seni budaya. Kehadirannya tidak saja meramaikan dunia seni budaya tetapi juga telah mewarnai  seni budaya  Indonesia. Masyarakat  tegal demikian diakui sebagai masyarakat yang kreatif dan penuh karya cipta. Tidak saja dunia industry teknik sederhana tetapi juga di dunia seni budaya. Khusus seni sastra, Tegal patut  dibanggakan sebagai gudang sastrawan Indonesia dewasa Ini. Sastrawan-sastrawan Tegal kehadirannya telah mampu menunjukan eksistensinya sebagai sastrawan yang mampu ‘bertarung’ di dunia sastra Indonesia, dimana dewasa ini telah tumbuh ratusan bahkan ribuan sastrawan-sastrawan Indonesia atau disebut sastrawan nusantara.
Tegal sepertinya tak mau kalah dengan daerah lain, sastrawan Tegal telah mampu menasional. Kesan ini bukan berarti seperti kebanyakan sastrawan menulis buku, mereka telah berjuang dalam kariernya sebagai sastrawan dengan liku kehidupan  dan caranya tersendiri  yang berbeda-beda. 

Kamis, 26 November 2015

UKG, Sarana Bercermin Guru

Tanggal 9 sampai dengan 27 November 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan melaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG). UKG tahun 2015 akan diikuti oleh semua guru dalam jabatan baik guru PNS maupun bukan PNS dengan jumlah jenis soal yang akan diujikan adalah 192 mata pelajaran/guru kelas/paket keahlian/BK. UKG tahun 2015 akan dilakukan baik secara online maupun secara offline. UKG online dilaksanakan di wilayah-wilayah yang bisa mengakses internet, sedangkan UKG offline dilaksanakan di wilayah-wilayah yang sulit atau tidak memiliki akses internet seperti di daerah pedalaman atau daerah terpencil. Perolehan hasil UKG pada masing-masing guru menjadi bagian dari penilaian kinerja guru, oleh karena itu sesuai dengan prinsip profesional guru akan mengikuti UKG pada mata pelajaran sesuai dengan sertifikat pendidik dan jenjang pendidikan yang diampunya. Disamping itu, hasil UKG juga digunakan sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru serta pemberian penghargaan dan apresiasi kepada guru. Selain untuk memetakan kompetensi guru, UKG juga sebagai bentuk kontrol agar orang tua dan peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas, membangun budaya mutu di kalangan guru, dan memastikan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menjelang UKG tahun 2015, sempat muncul isu atau rumor bahwa hasil UKG akan dijadikan sebagai dasar pencabutan Tunjangan Profesi Guru (TPG), tetapi hal ini telah dibantah oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata yang mengatakan bahwa UKG tidak ada kaitannya dengan masalah pencabutan TPG. Sesuai dengan tujuannya, UKG hanya untuk memetakan kompetensi guru khususnya pada pedagogik dan kompetensi profesional serta sebagai dasar pembuatan kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Rencananya, program peningkatan kompetensi guru pasca UKG dilaksanakan sesuai level berdasarkan hasil UKG. Nilai rata-rata UKG tahun sebelumnya sebesar 4,7.  Tahun ini, terget nilai rata-rata UKG sebenar 5,5 dan tahun 2019 ditargetkan nilai rata-rata UKG sebesar 8,0. Dengan demikian, guru tidak perlu khawatir jika hasil UKG-nya rendah, karena justru nantinya diprioritaskan mendapatkan pembinaan dari pemerintah. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan bahwa UKG harus digunakan sebagai sarana “bercermin” bagi guru. Ketika seseorang bercermin di depan kaca, tentunya apa yang muncul pada cermin sesuai dengan aslinya. Artinya, hasil UKG mencerminkan kemampuan guru yang sebenarnya. Jangan sampai ada pribahasa “Buruk muka cermin dibelah,” yang artinya menyalahkan orang atau hal lain meskipun sebenarnya dia sendiri yang salah. Maksudnya, ketika nilai UKG-nya rendah, jangan sampai guru mencari-cari alasan atau menyalahkan pihak lain. Walau demikian, masih tersisa pertanyaan apakah soal-soal UKG tersebut diujicobakan terlebih dahulu? Apakah sudah dijamin vailiditas dan reliabilitasnya? Karena Penulis mendengar keluhan dari guru-guru yang mengikuti UKG tahun sebelumnya yang mengatakan bahwa bahwa soal-soal UKG ada yang kurang jelas, redaksinya terlalu panjang sementara waktu untuk mengerjakan terbatas, kurang nyambung antara soal dan pilihan jawaban, gambar yang tidak muncul di layar monitor, dan sebagainya, karena soal yang valid dan reliabel akan melahirkan hasil yang valid dan objektif juga. Untuk menjamin UKG berjalan lancar, aman, dan sukses, pemerintah harus benar-benar mempersiapkan berbagai infrastruktur penunjangnya seperti Tempat Uji Kompetensi (TUK), ketersediaan dan kelayakan komputer, akses internet yang stabil, dan operator yang bertugas melayani berbagai kebutuhan UKG di TUK. UKG adalah sarana bagi guru merefleksikan sejauhmana kompetensi yang dikuasainya. Guru tidak perlu takut atau khawatir dengan UKG. Guru juga tidak perlu malu jika nilai UKG-nya rendah, tetapi justru perlu melakukan introspeksi diri, dan menindaklanjutinya peningkatan profesionalismenya. Dengan demikian, akan terbangun pengembangan keprofesian berkelanjutan dan akan tercipta budaya mutu di kalangan guru. UKG merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu pendidikan khususnya mutu guru, karena pemerintah menyadari peran guru sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Guru adalah ujung tombak dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru yang berkualitas akan melahirkan lulusan yang berkualitas. Selamat mengikuti UKG.

Selasa, 24 November 2015

Meriah Peringatan Hari Guru ke-70 tahun 2015 di Kabupaten Indramayu



Salah satu rangkaian kegiatan HUT PGRI ke-70 PD II PGRI Kabupaten Indramayu adalah gerak jalan santai yang diikuti sekitar 20.000 keluarga besar PGRI Kab. Indramayu pada 21 Nofember 2015. Tampak kedua dari kanan Hj Anna Shopanah Bupati Indramayu memberikan selamat jalan kepada peserta jalan santai, didampingi Ketua DP II PGRI Indramayu, Dr. H Suhaeli , Kepala Sub Dinas Pendidikan Dasar, Drs. H Jahirin, dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Indramayu, Dra. Hj Sri Bekti , MSi. (foto rg bagus warsono)

Kamis, 19 November 2015

Mengenal Tokoh Penyair Sakarepmu


 Samsuni Sarman

Dewa Putu Sahadewa


 Agus Chaerudin

 Eddy Mns Soemanto

 Wardjito Soeharso
 Heru Mugiarso

 Sofyan Rh Zaid

 Budhi Setyawan

 Ardi Susanti
Salimi Ahmad

Rg Bagus Warsono

Selamat Jalan Korrie Layun Rampan , Sastrawan Indonesia Produktif


Korrie Layun Rampan dilahirkan di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus 1953 – 19 Nofember 2015  Ayahnya bernama Paulus Rampan dan ibunya bernama Martha Renihay- Edau Rampan. Korrie telah menikah dengan Hernawati K.L. Rampan, S.Pd. Dari pernikahannya itu Korrie dikarunia enam orang anak.
Alamat : Karang Rejo, RT III Kampung Sendawar Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur 75576 Kotak Pos 99 Barong Tongkok.
Telepon : 081520936757
Faksimile : (0545) 41278, 41501
Semasa muda, Korrie lama tinggal di Yogyakarta. Di kota itu pula ia berkuliah. Sambil kuliah, ia aktif dalam kegiatan sastra. Ia bergabung dengan Persada Studi Klub-- sebuah klub sastra-- yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Di dalam grup ini telah lahir sejumlah sastrawan ternama, seperti Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi A.G., Achmad Munif, Arwan Tuti Artha, Suyono Achmad Suhadi, R.S. Rudhatan, Ragil Suwarna Pragolapati, Teguh Ranusastra Asmara, Iman Budhi Santosa, Suminto A. Sayuti, Naning Indratni, Sri Setya Rahayu Suhardi, Slamet Riyadi, Sutirman Eka Ardhana, B. Priyono Sudiono, Saiff Bakham, Agus Dermawan T., Slamet Kuntohaditomo, Yudhistira A.N.M. Massardi, Darwis Khudori, Jabrohim, Sujarwanto, Gunoto Saparie, dan Joko S, Passandaran.
Pengalaman bekerja Korrie dimulai ketika pada 1978 ia bekerja di Jakarta sebagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Kemudian, ia menjadi penyiar di RRI dan TVRI Studio Pusat, Jakarta, mengajar, dan menjabat Direktur Keuangan merangkap Redaktur Pelaksana Majalah Sarinah, Jakarta. Sejak Maret 2001 menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Koran Sentawar Pos yang terbit di Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Di samping itu, ia juga mengajar di Universitas Sendawar, Melak, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Dalam Pemilu 2004 ia sempat duduk sebagai anggota Panwaslu Kabupaten Kutai Barat, tetapi kemudian mengundurkan diri karena mengikuti pencalegan. Oleh konstituen, ia dipercayakan mewakili rakyat di DPRD Kabupaten Kutai Barat periode 2004-2009. Di legeslatif itu Korrie menjabat sebagai Ketua Komisi I. Meskipun telah menjadi angota DPRD, Korrie tetap aktif menulis karena tugasnya sebagai jurnalis dan duta budaya. Pekerjaan itu pula yang menjadikan Korri kini bolak-balik Kutai Barat--Jakarta. Bahkan, ia sering berkeliling ke berbagai daerah di tanah air dan melawat ke berbagai negara di dunia.
Sebagai sastrawan, Korrie dikenal sebagai sastrawan yang kreatif. Berbagai karya telah ditulisnya, seperti novel, cerpen, puisi, cerita anak, dan esai. Ia juga menerjemahkan sekitar seratus judul buku cerita anak dan puluhan judul cerita pendek dari para cerpenis dunia, seperti Leo Tolstoy, Knut Hamsun, Anton Chekov, O'Henry, dan Luigi Pirandello.
Novelnya, antara lain, Upacara dan Api Awan Asap meraih hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta, 1976 dan 1998. Beberapa cerpen, esai, resensi buku, cerita film, dan karya jurnalistiknya mendapat hadiah dari berbagai sayembara. Beberapa cerita anak yang ditulisnya ada yang mendapat hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Cuaca di Atas Gunung dan Lembah (1985) dan Manusia Langit (1997). Selain itu, sejumlah bukunya dijadikan bacaan utama dan referensi di tingkat SD, SLTP, SMU, dan perguruan tinggi.
KARYA:
a. Novel
1. Upacara, Pustaka Jaya, 1976
2. Api Awan Asap, Grasindo, 1999
3. Wanita di Jantung Jakarta, Grasindo, 2000
4. Perawan, Balai Pustaka, 2000
5. Bunga, Grasindo, 2002
6. Lingkaran Kabut, Grasindo, 2002
7. Sendawar, diterbitkan sebagai cerber di Tabloid Nova, 2003
b.Cerpen
1. Malam Putih, PD Mataram, 1978, Balai Pustaka, 1981
2. Kekasih, Nusa Indah, 1982
3. Perjalanan Guru Sejarah, Bahtera, 1983
4. Matahari Makin Memanjang, Bahtera, 1985
5. Perhiasan Bumi, Bahtera, 1985
6. Perhiasan Bulan, Nusa Indah, 1988
7. Ratapan, Balai Pustaka, 1989
8. Perhiasan Matahari, Balai Pustaka, 1991
9. Hitam, Balai Pustaka, 1993
10. Tak Alang Kepalang, Balai Pustaka, 1993
11. Rawa, Indonesia Tera, 2000
12. Tarian Gantar, Indonesia Tera, 2002
13. Tamiang Layang, Lagu dari Negeri Cahaya, Balai Pustaka, 2002
14. Acuh Tak Acuh, Jendela, 2003
15. Wahai, Gramedia, 2003
16. Riam, Gita Nagari, 2003
17. Perjalanan ke Negeri Damai, Grasindo, 2003
18. Teluk Wengkay, Kompas, 2003
19. Percintaan Angin, Gramedia, 2003
20. Melintasi Malam, Gramedia, 2003
21. Sayu, Grasindo, 2004
22. Wanita Konglomerat, Balai Pustaka, 2005
23. Nyanyian Lara, Balai Pustaka, 2005
24. Rindu, Mahatari, 2005
25. Kayu Naga, Grasindo, 2005
26. Bentas Babay, Grasindo
27. Penari dari Rinding, Grasindo
28. Dongeng Angin Belalang, Grasindo
29. Kejam, Grasindo
30. Daun-Daun Bulan Mei, Kompas
31. Senyum yang Kekal, Kompas
c. Kumpulan Puisi
1. Matahari Pingsan di Ubun-Ubun, Walikota Samarinda, 1974
2. Putih! Putih! Putih! (bersama Gunoto Saparie) Yogyakarta, 1976
3. Sawan, Yayasan Indonesia, 1978
4. Suara Kesunyian, Budaya Jaya, 1981
5. Nyanyian Kekasih, Nur Cahaya, 1981
6. Nyanyian Ibadah, PD Lukman, 1985
7. Undangan Sahabat Rohani, Yogya, 1991
d. Esai dan Kritik Sastra
1. Puisi Indonesia Kini: Sebuah Perkenalan, Nur Cahaya, 1980
2. Cerita Pendek Indonesia Mutakhir: Sebuah Pembicaraan, Nur Cahaya, 1982
3. Perjalanan Sastra Indonesia, Gunung Jati, 1983
4. Suara Pancaran Sastra, Yayasan Arus, 1984
5. Kesusastraan Tanpa Kehadiran Sastra, Yayasan Arus, 1984
6. Puisi Indonesia Hari Ini: Sebuah Kritik, Yayasan Arus, 1984
7. Jejak Langkah Sastra Indonesia, Nusa Indah, 1986
8. Apresiasi Cerita Pendek 1, Cerpenis Wanita, Nusa Indah, 1991
9. Apresiasi Cerita Pendek 2, Cerpenis Pria, Nusa Indah, 1991
10. Wanita Penyair Indonesia, Balai Pustaka, 1997
11. Tokoh-Tokoh Cerita Pendek Dunia, Grasindo, 2005
e. Antologi yang memuat karya Korrie
1. Bulaksumur-Malioboro ( Halim HD, ed), Dema UGM, 1975
2. Laut Biru Langit Biru ( Ajip Rosidi, ed), Pustaka Jaya, 1977
3. Cerpen Indonesia Mutakhir ( Pamusuk Eneste, ed), Gramedia, 1983
4. Cerita Pendek Indonesia IV (Satyagraha Hoerip, ed), Gramedia, 1986
5. Tonggak 4 (Linus Suryadi A.G., ed), Gramedia, 1987
6. Cerpen-Cerpen Nusantara ( Suratman Markasan, ed) Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1992
7. Wanita Budaya Sastra (I.B. Putra Yadnya, ed), Udayana, 1992
8. Limau Walikota (M. Shoim Anwar, ed), Gaya Masa, 1993
9. Trisno Sumardjo Pejuang Kesenian Indonesia ( Korrie Layun Rampan,ed), Yayasan Arus, 1985
10. Iwan Simatupang Pembaharu Sastra Indonesia (Korrie Layun Rampan, ed), Yayasan Arus, 1985
11. Dari Negeri Poci 2 ( F. Rahardi), 1994
12. Trotoar (Wowok Hesti Prabowo, dkk., ed), KSI, 1996
13. Antologi Puisi Indonesia 1997(Slamet Sukirnanto, dkk., ed), Angkasa, 1997
14. Jakarta dalam Puisi Mutakhir (Korrie Layun Rampan, dkk., ed), Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2000
15. Sumber Terpilih Sejarah Sastra Indonesia Abad XX ( E.Ulrich Kratz, ed), KPG, 2000
16. Nyanyian Integrasi Bangsa (Korrie Layun Rampan, ed), Balai Pustaka, 2000
17. Dari Fansuri ke Handayani (Taufiq Ismail, dkk., ed), Horison, 2001
18. Pembisik ( Ahmadun Yosi Herfanda, ed), Republika, 2002
19. Horison Sastra Indonesia 2 Kitab Cerita Pendek ( Taufiq Ismail, ed), Horison, 2002
20. Dua Kelamin bagi Midin ( Seno Gumira Ajidarma, ed), Kompas, 2003
21. Matahari Sabana ( Korrie Layun Rampan, ed), Nur Cahaya
22. Angkatan Sastra Sesudah Angkatan 66 (Angkatan 70 Atawa Angkatan 80) dalam Sastra Indonesia
f. Antologi Sastra (Nonkarya)
1. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, Grasindo, 2000
2. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (Buku II), Grasindo
3. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (Buku III), Grasindo
4. Kembang Mayang, Klub Cinta Baca Indonesia, 2000
5. Dunia Perempuan: Antologi Cerita Pendek Wanita Cerpenis Indonesia, Bentang, 2002
6. Ungu: Antologi Puisi Wanita Penyair Indonesia, Indonesia Tera
g. Buku Teks dan Kamus
1. Dasar-Dasar Penulisan Cerita Pendek, Nusa Indah, 1995
2. Aliran Jenis Cerita Pendek, Nusa Indah, 1995, Balai Pustaka, 1999
3. A.B.J. Tengker (biografi), Sinar Harapan, 1999
4. Leksikon Susastra Indonesia, Balai Pustaka, 2000
5. Sejarah Sentawar (studi sejarah lokal), Pemkab Kubar, 2002
6. Lamin Ditinjau dari Sudut Sosiologi dan Antropologi Budaya (kajian sosiologis dan antropologis), Pemkab Kubar, 2003
7. Sejarah Perjuangan Rakyat Kutai Barat, Pemkab Kubar
h. Cerita Anak (Prosa dan Puisi)
1. Pengembaraan Tonsa si Posa, Sinar Harapan, 1981
2. Nyanyian Tanah Air, Cypress, 1981
3. Nyanyian Nusantara, Bahtera Jaya,
4. Lagu Rumpun Bambu, Cypress, 1983
5. Sungai, Cypress, 1985
6. Pohon-Pohon Raksasa di Rimba Raya, Cypress, 1985
7. Cuaca di Atas Gunung dan Lembah, Cypress, 1985
8. Tokoh-Tokoh Terkemuka dari Kalimantan, 1994
9. Nyanyian Pohon Palma, 1994
10. Namaku Paku, 1994
11. Pohon-Pohon Raksasa di Rimba Nusantara, Balai Pustaka, 1995
12. Mulawarman dan 29 Tokoh Terkemuka Kalimantan, 1996
13. Aku untuk Hiasan, 1996
14. Keluarga Kura-Kura dan Penyu, 1996
15. Manusia Langit, Balai Pustaka, 1997
16. Namaku Kakatua, 1996
17. Namaku Ikan, 1996
18. Namaku Udang, 1996
19. Asal-Usul Api, Pusat Bahasa, 2002
20. Asal-Usul Pesut, Balai Pustaka, 2005
21. Kerapu dan 29 Jenis Ikan Laut Lainnya
22. Namaku Ular
23. Liur Emas
24. Lagu Semanis Madu
25. Namaku Rusa
26. Bertamasya ke Batavia
27. Namaku Burung
28. Namaku Ikan Hias
29. Namaku Durian
30. Durian Raja Segala Buah

Sekumpulan puisi SAKAREPMU 100 PENYAIR INDONESIA



Sekumpulan puisi SAKAREPMU
100 PENYAIR INDONESIA
Sebuah antologi sebagai sekumpulan puisi yang tanggap akan perilaku ‘sakarepmu dewasa ini, sehingga membuat 100 penyair mbeling berbuat ‘sekarep-nya dalam memotret perkembangan Indonesia dewasa ini.
Menutup tahun 2015 sebagai tahun-tahun pancaroba negeri puisi-puisi Sakarepmu akan mewarnai khasanah sastra Indonesia.
Membaca Indonesia saat inilah 10 penyair yang mbeling lewat puisi-puisinya akan membidani sekumpulan puisi sakarepmu.
Sakarepmu akan dibuka selama 15 hari dari 20 Nofember 2015 sampai (Deadline) 5 Desember 2015 dan diumumkan pada 15 Desember 2015
Seleksi Ketat
Panitia akan menunjuk penyair senior untuk menyeleksi 100 puisi mbeling dari 100 penyair mbeling.
Naskah bebas genre , tetapi tidak menunjukan unsur menyinggung pertentangan agama, ras , golongan, suku, serta unsur hujatan pada pribadi / lembaga , pendek kata kesemuanya harus masuk dalam koridor Pancasila dan UUD 1945.
Panitia hanya menerima 100 puisi terbaik dari 100 penyair mbeling.
Sakarepmu akan dikata-pengatari oleh tokoh mbeling Sosiawan Leak dan dikometari penyair yang ditunjuk oleh bidan Sakarepmu.
Bagaimana Cara Ikut?
Gratis tidak ada biaya pendaftaran.
Kirim satu puisi terbaik saja ke gus.warsono@gmail.com berikut biografi singkat dan alamat pengiriman buku bila dinyatakan lolos seleksi.
Tidak ada tanya jawab setelah pengumuman.
Wajib
Peserta yang dimuat dalam antologi Sekarepmu mendapat 1 buah buku gratis dan pengiriman bukunya dengan biaya dari peserta.
Apabila peserta lolos seleksi menginginkan buku lebih dari satu dapat dipesankan pada penerbit sesuai harga penerbit setelah buku diluncurkan. Panitia tidak menjual buku.
Hal hal lain berkenaan dengan Sekarepmu dapat ditanyakan Sakarepmu .
Terima kasih
Salam Sakarepmu

Sabtu, 07 November 2015

Puisi puisi Kereta Api Rg Bagus Warsono

Rg Bagus Warsono

Kereta Api Tua

Kereta api tua berjalan perlahan
Meniti rel panjang melingkar desa
Membelah pesawahan
Menembus hutan
Menyusuri lereng gunung
Menyebrang sungai
Hingga ke kota tujuan
Kereta api tua setia
Mengantar rakyat sampai tujuan
Bilakah kereta api tua lelah
Karena perjalanan panjangmu
Semoga tetap sehat selalu
Agar kami slalu bersamamu
Sepanjang usiamu.





25.Kereta Tebu

Memasuki kebun menghilang di rimbunnya daun tebu
Hanya terdengar irama lori kecil
dinanti petani di tengah tumpukan tebu menggunung
dan rangkaian gerbong barang
menyambut tebu sebagai tumpangan

Kereta tebu datang
Syarat tebu di gerbong barang
Berat menggandeng gerbong lainnya
Perlahan tetapi pasti
Mengantar tebu petani
di pabrik gula.

Kereta dan tebu
Semakin tua semakin manis
Rg Bagus Warsono



Lori Kecil Sahabat Tani

Hari ini belum juga lewat
Seperti hari lalu aku menunggu
Lama tak melewati kampung tempat tinggalku
Menunggu Bapak ikut ke kota
Kapan lori kecil hadir menemani petani
Ataukah kau sakit
Duhai Si Kecil pemberani

Rg Bagus Warsono

5 Putra Terbaik Dianugerahi Pahlawa Nasional


Bernard Wilhem Lapian



Ki Bagus Hadikusumo.


Mas Isman



Presiden Joko Widodo  menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada lima orang putra terbaik bangsa Indonesia di Istana Negara, Kamis (5/11/2015).

Kelimanya yakni almarhum Bernard Wilhem Lapian, almarhum Mas Isman, almarhum Komisaris Mas Isman, almarhum I Gusti Ngurah Made Agung dan almarhum Ki Bagus Hadikusumo.

Anugerah Pahlawan Nasional kepada lima orang putra terbaik 2015

Presiden Joko Widodo   gelar Pamenganugerahkanhlawan Nasional kepada lima orang putra terbaik bangsa Indonesia di Istana Negara, Kamis (5/11/2015).

Kelimanya yakni almarhum Bernard Wilhem Lapian, almarhum Mas Isman, almarhum Komisaris Jenderal Polisi Dr. H. Moehammad Jasin, almarhum I Gusti Ngurah Made Agung dan almarhum Ki Bagus Hadikusumo.

Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan, pemberian gelar pahlawan ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2015 dengan tema "Semangat Kepahlawanan adalah Jiwa Ragaku".

"Pemberian gelar pahlawa ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2015 tanggal 4 November 2015,"  (ayokesekolah.com)

 1. Bernard Wilhelm Lapian (lahir di Kawangkoan, 30 Juni 1892 – meninggal di Jakarta, 5 April 1977 pada umur 84 tahun) adalah seorang pejuang nasionalis berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Perjuangannya dilakukan dalam pelbagai bidang dan dalam rentang waktu sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang, sampai pada zaman kemerdekaan Indonesia.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, di mana semua gereja Kristen berada di bawah naungan satu institusi Indische Kerk yang dikendalikan oleh pemerintah, B.W. Lapian bersama tokoh-tokoh lainnya mendeklarasikan berdikarinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) tahun 1933, yaitu suatu gereja mandiri hasil bentukan putra-putri bangsa sendiri yang tidak bernaung di dalam Indische Kerk.

Pada masa revolusi kemerdekaan B.W. Lapian sebagai pimpinan sipil saat itu berperan besar pada momen heroik Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado.

Karena ketokohannya, ia pada masa kemerdekaan dipercayai untuk menjabat sebagai Gubernur Sulawesi pada tahun 1950 sampai dengan 1951, yang berkedudukan di Makassar.

2. Mayor Jenderal TNI (Purn) Mas Isman (lahir di Bondowoso, Jawa Timur, 1 Januari 1924 – meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 12 Desember 1982 pada umur 58 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Jawa Timur yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 5 November 2015.

3.Komisaris Jenderal Polisi Dr H. Mohammad Yasin yang dikenal sebagai Bapak Brimob Polri. Muhamamd Yasin menghembuskan nafas terakhir pada hari kamis tanggal 3 Mei 2012 pukul 15.30 WIB. Almarhum tutup usia dalam usia 92 tahun di RS Polri Kramat Jati.dan Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

4.   I Gusti Ngurah Made Agung (lahir di Denpasar, Bali, 5 April 1876 – meninggal di Badung, Bali, 22 September 1906 pada umur 30 tahun) adalah seorang pejuang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Bali yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 5 November 2015.

5.   Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Ki Bagus Hadikusumo (lahir di Yogyakarta, 24 November 1890 – meninggal di Jakarta, 4 November 1954 pada umur 63 tahun) adalah seorang tokoh BPUPKI. Ia dilahirkan di kampung Kauman dengan nama R. Hidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1308 H (24 November 1890). Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta.

Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.

Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW).

Pada tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Pada tahun 1942, ketika KH Mas Mansur dipaksa Jepang untuk menjadi ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum yang ditinggalkannya. Posisi ini dijabat hingga tahun 1953.

Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI. Ki Bagus Hadikusumo sangat besar peranannya dalam perumusan Muqadimah UUD 1945 dengan memberikan landasan ketuhanan, kemanusiaan, keberadaban, dan keadilan. Pokok-pokok pikirannya dengan memberikan landasan-landasan itu dalam Muqaddimah UUD 1945 itu disetujui oleh semua anggota PPKI.

Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin. Karya-karyanya yang lain yaitu Risalah Katresnan Djati (1935), Poestaka Hadi (1936), Poestaka Islam (1940), Poestaka Ichsan (1941), dan Poestaka Iman (1954).

Setelah meninggal, Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia.

Jumat, 06 November 2015

Hadir Mengisi Perpustakaan Anda : Kopral Dali sms saja 081320598325

Kopral Dali lebih tenar ketimbang komandannya. Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia,  di Indramayu  dulu Dali demikian populair. Tidak saja dilingkungan TNI tetapi di masyarakat  kota kecil Indramayu pasti mengenalnya. Kopral cerdas dan pemberani ini pantas diketahui oleh kita semua ceritanya. Semoga buku ini menjadi teman generasi muda khususnya di kabupaten Indramayu dan Indonesia pada umumnya. Sehingga kita dapat  menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan , seperti Kopral Dali yang satu ini. 


   Dali kian bersinar di kesatuan Macan Indramayu. Keberhasilanya merebut senjata api dan makin bayaknya pemuda yang bergabung di kesatuan tentara makin berpegaruhlah Dali sebagai praurit yang ditakuti baik lawan maupun kawan.

   Nama Kopral Dali  akhirnya banyak dikenal tidak saja di kesatuannya Macan Indramayu dibawah pempia Letnan Sujogo, tetapi juga dikesatuan lainya di Indramayu dibawah komando Kapten Sentot.


Selasa, 03 November 2015

Ahmad Syubbanuddin Alwy Cirebon, Jawa Barat, 26 Agustus 1962-2 Nofember 2015.

Selamat jalan penyair dan Budayawan Cirebon (Raja Penyair Indonesia)
Ahmad Syubbanuddin Alwy

Setelah 19 tahun Raja peyair itu merindukan “pertemuan, akhirya 2 Nofember 2015 peyair besar itu memenuhi undangan-nya. Ahmad Syubbanuddin Alwy Cirebon, Jawa Barat, 26 Agustus 1962-2 Nofember 2015. Semoga Allah menempatkan budayawan muslim ini disisi-Mu , di surgamu-Mu , ya Allah. Amien.  (Rg Bagus Warsono)

Berikut sajak ‘kerinduan dari penyair Ahmad Syubbanuddin Alwy :

Air Mata Kepedihan

-kisah senja
Medekati malam yang asing terasa perih
Seperti sepeggal kisah kehidupan, robek-robek dan gelisah
Dikejauhan gerimis rintik-rintik basah
Angin rucig berjutaian juga  lebab gerah
Inikah penyebrangan dalam lautan luas?
Bagaimanapun labirin kehidupan ada ujungnya
Tapi aneh Van Ggh terdampar dan Bethoven diliputi kesedihan
Semua seperti sandiwara , megisyaratkan getar bathin yang menderita
Langit bongkah,  sunyi dan berterbangan
Adakah harapan datang menyulam kembali serpihan hati?
Dari jabag bayi jalan-jalan memajang mecari-Mu hampa
Mugkin sudah saatnya aku meghadapmu dengan bertapa!
Cirebon 1996

Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh pengarangnya sendiri dari Bayu Mata Perih 2

Ahmad Syubbanuddin Alwy lahir di Cirebon 26 Agustus 1962. Penyair yang pernah menjadi dosen Komunikasi Agama di STIKOM Bandung ini sempat tercatat sebagai wartawan Pikiran Rakyat edisi Cirebon. Ia juga dikenal sebagai penggerak pemuda Nahdhlatul Ulama dan koordinator Koalisi Sastrawan Pesantren.