Minggu, 14 Agustus 2016

SUMRAHADI (MUNADI OKE) SIAPA YANG SERAKAH?



SUMRAHADI (MUNADI OKE)SIAPA YANG SERAKAH?

Matahari baru saja terbit
Tapi panasnya mengupas kulit sanca yang tertidur lelap
Sebab rimba tak lagi rimbun
Mahoni dan meranti telah merantau ke kota, menumpang loader penguasa serakah

Kera abuabu yang biasanya lincah, tampak murung berjuntai di pinggir sungai
Tangannya rapat menutup muka, sebab gelar "serakah" nya direbut manusia
Babi hutan baru pulang sedari mencuri singkong di ladang orang
Diatasnya, siamang memekik, memaki dahan tempatnya bergantung yang hanya tinggal tunggul rata dengan tanah

Landak hanya nampak duri menyembul di timbunan longsor, mati.
Semua mengutuk, menyumpah
Di timpali cucak jenggot yang kebingungan mencari sarang
"Sebenarnya siapa yang serakah, orang utan atau orang kota?"

"SH"
Painan 12082016














Thomas haryanto soekiran KEJADIAN EMPAT KEBUN BINATANG





KEJADIAN EMPAT KEBUN BINATANG

               Buaya. Buaya hanya mau mengawini dengan pasangannya saja. Tak

peernah bias selingkluh. Berani dengan betina yang lain katika keka

sihnya telah mati. Sekalipun begitu tetap saja buaya. Keranjang. Ke
mana mau diam membisu.menyembunyikan bijak.enyembunyikan
               kesetiannya. Menyembunyikan kecerdasannya. Hingga jauh dari te

bar pesona. Jauh dari gemagah. Sekalipun begitu tetap saja mata ke
ranjang. Padahal kemanapun pergi tak pernah membawa keranjang.
Kupukupu. Bersahabat tak mau berkhianat. Bukan karena takut kwa
               lat. Tapi memang sudah kodrat. Kodrat untuk selalu tak boleh menya
kiti. Tak banyak suara. Tak banyak ngomong. Biarpun siklus kekepom
pong. Harus menghindar dari gelap. Harus menjauh dari cahaya. Sebab
bila sekali saja sendirian menyusur malam. Tetap saja kupukupu malam.
               Semua binatang yang paling buas sekalipun ternyata merindukan menja
di manusia. Oh manusia. Benarkah manusia benarbenar manusia. Sam
paisampai binatang buaspun merindukan menjelma jadi manusia.
2016,Padepokan seni matahariku purworejo


Wadie Maharief: Kebun Binatang




Kebun Binatang

seekor anjing liar
menggonggong-gonggong
di luar kebun binatang
seperti seorang provokator
memancing suara lain
saat makan siang
belum juga dikirim para pawang
maka seisi kebun bintang
pun menyambut
gonggongan itu serentak
dengan suara bagai koor
yang tak terkoordinasi
saling berebut paling keras
saling berebut paling nyaring
saling berebut paling ribut
monyet dan kawan-kawan
bersungut-sungut sambil melompat-lompat
para gajah menari-menari dengan belalainya
kelompok kuda dan kijang meringkik-ringkik
buaya dan ular mangap-mangap
sambil menjulurkan lidah berbisa
kecuali singa dan harimau
diam tak peduli
seperti kehilangan selera makan

"akh, gara-gara seekor anjing liar
kebun binatang ini jadi ribut,"
katanya, lalu merebahkan tubuhnya
dengan tetap waspada

------- Yogya 11 Agustus 2016






Rachmad Basuni Seperti Ini




Seperti Ini
tuan belalang selalu melompat girang, mencari tempat diantara tangkai-tangkai ranting yang usang, pasalnya hijau rumput segar di depan mata terpampang,  namun sayang, hanya sebuah bayang..
nyonya lebah memandu sorak kerumunannya bergegas, mengais dari kelopak bunga yang hampir layu terlindas, pandangannya mulai kabur sepintas, bunga-bunga yang indah hanya beberapa saja yang tak berbatas,
keluarga rayap harus berebut atap kesana kemari, mencari tempat tepat di sudut almari, membuatnya sedikit miring sebatas ibu jari, kayu penyangga tak luput dari sasaran kini, setidaknya setahun dua tahun lagi bisa tetap berdiri,
nona kenari terpaksa beralih profesi, berpindah dari panggung ke panggung ekspresi, tak lagi bernyanyi untuk menarik pujaan hati, namun di panggung sangkar kayu kini, ia menghibur telinga sang tuan musisi,
tuan, nyonya, nona, dan keluarga selalu saja begini, ironisnya alam ini terlalu mengironi, hingga nanti, akan tetap seperti ini ~
@basvnisan 09082016

Rachmad Basuni
Solo, 5 November 1992