Selasa, 07 Oktober 2014

Seni Bleknong SDN Totoran Kec. Pasekan Indramayu Tampil menarik di Pawai Pembangunan Kab. Indramayu

Seni Bleknong dari SDN Totoran Kec. Indramayu memang sudah sejak lama dimiliki Kecamatan Pasekan Indramayu. Seni Bleknong ini berhasil dilestarikan oleh SD ini sejak tahun 2007 atas prakarsa Warma SPd. dan Agus Warsono dimana seni bleknong pada saat itu terancam punah. Atas inisiatif itu kemudian mulai digarap pembentukan grup Seni Bleknong dari SDN Totoran. Sedang untuk penulisan asal usul serta berbagai kaitan dengan bleknong dikumpulkan oleh Agus Warsono.
 Asal usul bleknong memang dari daerah Pasekan dimana seni  ini berkembang semenjak Zaman Indramayu dipimpin oleh seorang Bupati bernama Rd Wiralodra. R Wilalodra saat itu ingin membuka alas (hutan) tiris u7ntuk dibuka sebagai tempat pemukiman, bercocoktanam dan membuka petambakan ikan. Namun hutan tiris dipenuhi dengan berbagai jin merkayangan yang terdiri dari Butha Rotadenawa, serta masyarakat merkayangan seperti gendruwo, wewe, tuyul, dsb.
 Rd. Wiralodra yang terkenal sakti akhirnya bisa mengusir para dedemit itu dengan menabuh  alat musik bleknong yang berjalan ke tepi laut hutan tiris. Para dedemit itu termasuk rajanya tertarik mengikuti gamelan hingga pinggir pantai. Hutan bakau itu akhirnya dapat dibuka dengan damai tanpa ada masyarakat yangdiganggu.
 Semenjak saat itulah seni bleknok slalu di mainkan oleh masyarakat di Kevamatan Pasekan Indramayu.
 Bleknong akhirnya menjadi seni khas daerah Pasekan.
Pada acara-acara adat seni bleknong slalu tampil menghibur masyarakat.

Berikut tetembangan Bleknong karya Rg Bagus Warsono :

......'klambi liris bedah kelekke , ngaku laris jare deweke"
......'Klenteng wijile kapuk , wonge ganteng ambune apek"
......."Grabad warung janganan , doyan boban kewirangan"
......" Tambangan prau jukung, pengen mangan laue kangkung'
......." Lalap pete sambel asem , aja ngece mesam mesem'
......" jagat peteng mendunge wurung , wonge ganteng udude kawung'
......" sapu ada bitinge klapa ana rangda bekas rabine sapa'
......" manek klapa duwur sepira , aduh bapa gage sawera."
......'dedek digawe awu, aja kurang satus ewu "

Minggu, 21 September 2014

Pengkajian Kritik Sastra Indonesia (On literary criticism in Indonesia) karya Yudiono K.S.

Resensiku
Pengkajian Kritik Sastra Indonesia oleh Yudiono K.S. ini sebuah buku yang penting dalam sastra Indonesia dewasa ini. Sastra diperlukan kritik sebab kritik sempurna sebiuah karya sastra. Namun malas juga orang membuat kritik terhadap sebuah sastra padahal kritik dapat dibuat dengan berbagai jenis tulisan seperti dipaparkan dalam buku ini. Boleh jadi kita menemukan sebuah tulisan adalah sebuah kritik sastra, tetapi bagaimana kita bisa mengatakannya tanpa membaca buku ini. Yudiono K.S. memang jempolan dalam menuturkan karyanya. Pembaca akhirnya tahu pentingnya sebuah kritik sastra. Ternyata kita juga bisa membuat kritik sastra seperti dicontohkan dalam buku ini. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia (On literary criticism in Indonesia) karya Yudiono K.S. ini sangat penting dimiliki oleh pelajar, mahasiswa, guru dan dosen sastra juga semua yang ingin mempelajari sastra Indonesia. (21-09-2014 Rg Bagus warsono)  

Jumat, 19 September 2014

Eka Budianta Mekar di Bumi oleh Arswendo Atmowiloto

Resensiku
Membaca perjalanan seseorang tokoh teladan seakan tidak ada habis-habisnya. Kali ini Arswendo Atmowiloto memaparkan sosok Eka Budianta, seorang penulis jempolan Indonesia dari berbagai sudut pandang termasuk memberi ulasan beberapa tulisan Eka Budianta. Seorang pribadi yang patut mendapat apresiasi dikalangan generasi muda yang begitu pantas menjadi panutan teladan. Seorang pemimpin keluarga yang membawa keluarga menjadi religius namun berpendidikan dan juga berhasil membinanya. Mekar di Bumi, demikian Arswendo memeberi judul , buku tebal penuh inspirasi bagi pembacanya, tidak saja kita mengidolakan sosok Eka Budianta tetapi juga penuh dengan wawasan yang dapat dipetik dari buku ini. Tak salah jikia Arswendo menyebutnya mekar di bumi ini. Ulasan dan artikel yang menarik dalam buku ini menjadikan kita lebih mengenal lebih dekatsiapa Eka Budianta. (Rg Bagus Wartsono, 19-9-2014)

Arswendo Atmowiloto
Pustaka Alvabet, 2006 - 406 halaman

Kamis, 18 September 2014

Menggebrak Dunia Mengarang


Resensiku
Buku kecil ini banyak dicari terutama bagi calon penulis yang akan mulai meniti kariernya di dunia menulis. Sebuah panduan yang sangat apik untuk membuka cakrawala dunia tulis menulis. Penulis mula akan merasa optimis jika membaca buku ini. Orang tentu tidak menyangka begitu banyak lahan dunia tulis debagai profesi, setelah membaca buki ini, pastilah akan memahami bahwa dunia tulis menulis pun tak kalah dengan lahan untuk mendapatkan rezeki. Eka Budianta menulisnya di tahu 1992 diberi judul Menggebrak Dunia Mengarang (Creative writing of Indonesian novel, short story, etc) untuk Anda yang menekuni tulis-menulis tetapi juga sangat baik untuk pegangan instruktur pelatihan menulis. (17-09-2014, Rg Bagus Warsono)  

Senyum untuk Calon Penulis

Resensiku
“Eka Budianta orangnya baik, ajakannya mendidik, penuturannya menarik, dengan gaya berbisik. Lebih dari itu caranya menyemangati benar-benar mengusik. Ini buku yang baik”, demikian Arswendo Atmowiloto (budayawan) mengomentari buku ini. Apa yang dikatakan Arswendo memang benar adanya. 'Senyum untuk calon penulis' adalah senyum optimis pembacanya. Bagaimana tidak, dalam waktu cepat pembaca akan mantap penuh optimis menatap dunia penulis. Berisi ulasan artikel yang menarik serta membuka cakrawala penulis pemula. Ingin rasanya membaca berualang-ulang buku ini. Buku wawasan dunia penulisan untuk semua kalangan tidak hanya calon penulis. Senyum untuk Calon Penulis (Author's experience on social issues which can influence writers in building their writing capacity) Anda akan menjadi penuh harapan bila terjun di dunia menulis. Tak salah Jika Arswendo Atmowiloto memuji Eka Budianta penulis buku ini, memang buku ini disampaikan dengan gaya bahasa yang menarik namun tak terasa mendidik kita. (18-09-2013 Rg Bagus warsono) 

Rabu, 17 September 2014

Leksikon Susastra Indonesia

Resensiku -
Leksikon Susastra Indonesia , oleh Korrie Layun Rampan 2000, buku ini sangat membantu inventarisir sastrawan Indonesia masa kini. Korrie memasukan data sastrawan sengaja dengan pertimbangan karya bukan usia. Ini berarti usia bukan menjadi hal apa yang disebut dngan 'angkatan sastrawan itu. Buku dengan tebal 576 halaman sangat bermanfaat bagi generasi muda saat ini. Namun demikian patokan untuk nama sastrawan yang dimasukan belum terjelaskan apakah itu karya sastra media cetak atau akun sosial. Begitu pula media cetak apakah termuat di buku atau haya di koran-koran dan majalah . Sedang patokan koran juga apakah koran sastra atau umum, begitu juga derajat edar media apakah regional atau tidak. Agaknya Korrie memandang pada mutu seebuah sastra, jadi mutulah yang dijadikan seeorang sastrawan masuk dalam inventarisastrawan indonesia apapun angkatan dan dokumentasinya. Sungguhpun demikian buku ini menjadi rujukan yang sangat berarti dan patut dimiliki oleh kalangan pendidik dan pecinta sastra Tanah Air.(Rg Bagus warsono)
Korrie Layun Rampan
PT Balai Pustaka, 2000 - 576 halaman

Pengantar Sejarah Sastra Indonesia


Resensiku -
Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, sebuah buku yang sangat bermanfaat untuk memahami perkembangan sastra di Indonesia tetapi juga sangat bermanfaat bagi pendidikan sastra bagi generasi muda. Isi yang padat dan mutu yang terjamin dikarenakan reverensi yang diterima pembaca menjadikan buku ini dapat menjadi buku pegangan guru di semua jenjang bahkan dosen di fakultas sastra. Disamkping itu para penulis di Tanah Air juga dapat mempergunakan buku ini sebagai acuan untuk karya mendatang. Adalah Yudiono K.S. penulis buku ini. Sangat jarang penulis Indonesia menelaah sejarah sastra . Kedudukan penulis yang independen menjadikan isi begitu sempurna sehingga membedakan pelaku sastra dan karya yang disorotinya. Sebagai seorang guru tentu memerlukan bukuini sebagai pegangan. Buku Pengantar Sejarah Sastra Indonesia ( History of Indonesian literature of the 20th century) seakan memiliki buku dalam satu rak lemari sastra. Cukp tebal namun enak dibaca. (16-9-2014 oleh Rg Bagus Warsono)
Yudiono K. S.
Grasindo, 2010 - 366 halaman

Rabu, 10 September 2014

Mengenal Sastrawan Indonesia : Ali Arsy

Ali Syamsudin Arsi 
lahir di Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah, Prov. Kalimantan Selatan. Kini tinggal di kota Banjarbaru, Prov. Kalsel. Pendiri dan Ketua Forum Taman Hati, diskusi sastra dan lingkungan, bersama M. Rifani Djamhari. Pendiri dan Pembina Sanggar Sastra Satu Satu Banjarbaru. 
Karya –aryanya antara lain :1. Negeri Benang Pada Sekeping Papan (Tahura Media, Banjarmasin, Januari 2009).  2. Tubuh di Hutan Hutan (Tahura Media, Banjarmasin, Desember 2009). 3. Istana Daun Retak (Framepublishing, Yogyakarta, April 2010). 4. Bungkam Mata Gergaji (Framepublishing, Yogyakarta, Februari 2011).
Tahun 1999 menerima hadiah sastra dari Bupati Kabupaten Kotabaru.  Tahun 2005 menerima hadiah seni bidang sastra dari Gubernur Kalimantan Selatan. Tahun 2007 menerima hadiah sastra bidang puisi dari Kepala Balai Bahasa Banjarmasin. Tahun 2012 menerima penghargaan pada acara Tadarus Puisi & Silaturrahmi Sastra, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Pariwisata, Budaya dan Olah Raga. Pada malam Tadarus Puisi dan Silaturrahmi Sastra tahun 2014 kembali mendapat penghargaan sastra oleh Pembko Banjarbaru melalui Dewan Kesenian Kota Banjarbaru, penilaian berdasarkan standar kekaryaan dan aktifitas bersastra. Penyair ini tinggal di Banjarbaru.

Selasa, 09 September 2014

IIS SEFTIANI GURU MATA PELAJARAN OLAH RAGA YANG BERPRESTASI


Iis Seftiani guru mata pelajaran olah raga yang berprestasi. Tidak kalah dengan teman prianya yang sama=sama guru olah raga, Iis seftiani, guru dari SDN Brondong I kec. Pasekan ini adalah sosok guru mata p[elajaran olah raga terbaik di kec. Pasekan Indramayu. Pasalnya ia berhasil membawa nama harum SDN Berondong I sebagai Juara Umum Olimpiade Olah raga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kecamatan Pasekan kab. Indramayu dengan 5 medalui emas dari 7 Cabang yang dilombakan. Hal ini menjadi kebanggan tersndiri bagi rekan guru dan Kepala SDN Brondong I tempat dimana Iis Seftiani mengajar. 

Jumat, 05 September 2014

Satu Lagi Geliat Sastra 2014, Meronte Jaring Luncurkan Antologi Bersama Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia


5-9-14 ayokesekolah.com
Nafas sastra Indonesia kembali menggeliat kalidari kota kecil Indramayu. Sanggar Sastra Meronte Jaring Indramayu dengan tokoh pengasuhnya Rg Bagus warsono meluncurkan Antologi Bersama Nasional bertema Kampung Halaman dalam Buku Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia yang kali ini merupakan penerbitan kedua (jilid I pada April 2014 lalu). Disaksikan beberapa sastrawan yang juga pengasuh Meronte Jaring Nurochman Soedibyo, YS dan Dyah Styawati menggelar peluncuran antologi ini dengan acara kecil namun bermakna.
Lewat acara 'Bancakan' yakni acara adat Indramayu untuk suatu keselamatan dan kesuksesan dengan ciri bancakan yakni 'sambal edan' dan 'iwak petek' dibacakan beberapa naskah puisi isi Lumbung puisi sastrawan Indonesia itu oleh Ki Tapa Kelana sebutan untuk penyair Norochman Soedibyo, Ys.
Buku Antologi Lumbung Puisi sastrawan Indonesia Jilid II ini diterbitkan oleh Himpunan Masyarakat Gemar Membaca Indonesia dan menjadi arsip nasional di Perpustakaan sastra HMGM Indonesia.
Menurut Rg Bagus Warsono, tokoh penyair penjaga Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, mengatakan bahwa antologi ini mendapat dukungan dari 81 penyair dariseluruh Indonesia diantaranya adalah : Penyair Seberang Lautan Ali Syamsudin Arsi di Banjarbaru;Penyair Anung Ageng Prihantoko di Cilacap;
Penyair dan pegiat sastra Bambang Widiatmoko di Jakarta;Pimpinan Sanggar Penyair Budhi Setyawan di Bekasi;Perempuan penyair Diah Budiana di Serang
Dosen Penyair Djemi Tomuka di Manado; Guru Penyair Indonesia Gampang Prawoto di Bojonegoro;Penyair Hasan Bisri BFC di Bogor;Penyair dan seniman M. Ardi Kurniawan di Jogyakarta; Penyair dan seniman Muchlis darma Putra Banyuwangi;Perempuan penyair dan seniwati Bali , Nyi Mas Rd Ade Titin Saskia -Darmawan di Denpasar;Perempuan penyair Sokanindya Pratiwi Wening dari Medan; Penyair Sugi Hartono dari Batanghari; Dosen Penyair Suyitno Ethex di Mojokerto; Penyair dan koregrafer tari Thomas haryanto soekiran di Purworejo;Wartawan penyair Wadie Maharief Jogyakarta; Teatris seniman juga penyair Wayan Jengki Sunarta di Bali; Penyair Nusakambangan Wintala Achmad Cilacap;Dokter penyair Dewa Putu sahadewa di Kupang dan lain-lain.
Antologi ini direncanakan sampai Jilid V untuk menampung sebagai Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia di era awal abad 21.
Direncanakan Antologi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia ini untuk dibacakan sebagai bacaan wajib Lomba Baca Puisi di Hari Jadi Indramayu 7 Oktober 2014 ini.

Jumat, 22 Agustus 2014

Imam Eka Puji Al-Ghazali

Imam Eka Puji Al-Ghazali

Keterasingan

Kami mulai resah menghitung angka dari jarak kedatangan dan kepulangan. Secepat apa saja yang ada di benak kami itulah yang kami buru dengan gerak dan do’ado’a. Jalan yang mana lagi yang akan kami rangkaki_ mengurai segala asing dan kepenatan. Kami linglung dari mana kami datang, kenapa kami  seperti tak mengenal lagi araharah tanah kelahiran.
Sebab terdesak_sesak, oleh tanya dan huru-hara konsep hidup untuk besok, dan lusa, yang terus  membahana menyelimuti kuping, hidung, mulut, dan  usus.

Kamilah delapan orang pemuda, yang tertatih, _berupaya termuntahkan dari diri gelap dan gempita keterasingan. Bila harus madura lalu apakah kami musti berdiri tegap mengangkat arit. Tapi siapa yang harus mati, Ki Sanak.

Malam telah datang, hanya angin yang dinginnya menulang yang setia  memeluk tubuh; tubuh gerincang_cacingan,  karena terserang wabah sungkan dan lagi-lagi karena keterasingan. Ah, kami terbuang dari tempat asal, menjumpai mahluk semacam kuntil bermulut lima, giginya bertaring bersilap- silang,  yang kapan saja siap jadi pemangsa paling heroik.

Malam kedua ini, kami memilih merapatkan jemari_  menusuk dada langit dengan tembang do’a, kemudian bumi, kami banjirkan dengan air mata tulus pinta agar segalanya berubah jadi asal. Asal mula kita dilecutkan dari rahim tanah ibu yang penuh bunga, yang betapa  sangat  kami rindui.

Romben Guna, 09/06/13; 10:13 Wib 



20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II


Hasan Bisri BFC
KAMPUNG YANG KUSANJUNG

1/ kota santri
ketika orangorang bertanya dimanakah letak kota santri
dengan bangga kutepuk dada, “itulah kotaku.”
maka tak satu pun ada membantahnya
maka kaulihat, saudagarsaudagar merapat
menunggu waktu shalat
perempuanperempuan berkerudung menjadi penyejuk mata
anakanak bersarung batik dengan peci miring tak ketinggalan juga
tataplah masjidmasjid dan mushala riuh suara akanakkanak membaca Alqur’an
tapi itu dulu,
sebab para saudagar melepas lelah di cafe
perempuanperempuan berkerudung membonceng motor pacarnya
dan anakanak asik di depan layar kaca
maka, kelak anakanak kita akan mengenal kota santri dari kamus bahasa
Indonesia

2/ kota batik
ketika orangorang manca menggores tinta
resmilah kota kami menjadi kota batik adanya
kampungkampung dihias dengan gapura perkasa
pembatikpembatik sumringah
para majikan amat bungah
meski serbuan batik murah tak bisa dicegah lagi
Kota Batik, ah berapa hektare sawah menjadi sesak oleh limbah
para petani menggantung cangkul dan berlumur kecewa
ikanikan tak lagi menjadi sahabat nelayan
kampung yang senantiasa kusanjung kini siap menampung bah airmata

Pekalongan, 31 Juli 2014

20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

Lukni Maulana
Padasan Retak di Kotaku
Dimana air sumber ilmu itu
Ku temui ia meluber lalu melukai keindahan
Akan aku cengkram andai tangan ini mampu
Akan kuletakan di kotaku
Menghias wajah suram yang luka
Agar ia bangkit
Terapung diatas sana

Namun sumber ilmu tetap terpasung
Sebab kecoak memberi kabar
Bahwa air padasan telah retak di kotaku
Anak muda penuh panorama desa
Memajang rasa malu ditelinga
Keluar tanpa beban derita

Inilah kebodohan yang belum kusadari
Aku hanya bermimpi atau sekedar harapan palsu
Lalu mati
Aku hanya bertutur kepadanya
sahabat, air hujan memberi keberkahan
tapi hanya sedikit yang kita nikmati
Semarang, 31/07/2014


Operasi Kemewahan
Gedung megah bertingkat menjadikan saudarku begitu mewah
Di pabrik bergelimang buruh outsourcing
Aku ingin jadi karyawan tetap, katanya
dan kemerdekaan ingin ia miliki
akan tetapi kedaulatan tidak juga didapati

lalu untuk apa tanaman berdiri menantang
pohon pisang, kelapa, buah mangga, padi melambai
barangkali supaya gedung pabrik tetap berdiri

begitu elok embun pagi
mentari menyapa
ia tidak ada
masih ada esok hari
Semarang, 31/07/2014



20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

 Wadie Maharief
Kenangan tentang Emak

Perempuan cekatan itu
adalah emakku
Ngurus anak sepuluh hampir tak pernah mengeluh
Serba bisa meski tak pernah sekolah
tapi menjadi guru bagi anak-anaknya
Aku belajar segala dari emak
Mulai menampi beras, menanak dan menjerang air
Bikin gulai dan menyeduh kopi
Emakku perkasa, ratu yang agung
Rumah dan berandanya selalu bersih
Gemulai ia menyapu setiap pagi
Tangannya tak pernah berhenti
Seperti penari yang penuh energi
Aku rindu emak
Yang telah mengajari aku tentang hidup
dan kehidupan ini
Aku mengerti kenapa beras mesti ditampi
Sebelum ditanak, kenapa menyapu
Harus pelan tapi bersih....?
Jangan melakukan kesia-siaan dalam hidupmu, nak….
Begitu pesannya
Yogya, 25 Mei 2014







20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

Ali Syamsudin Arsi

Ia Lekat di Pelupuk Mata 

aku pernah kecil dan tak punya daya berlari di antara semak daun embun bahkan ranting duri - ia lekat di pelupuk mata - geriap sungai kecil aku pernah berenang bahkan hampir tenggelam pada pasir di dasarnya - ia lekat di pelupuk mata - suara-suara yang dahulu aku ingat semakin berloncatan di dahan-dahan pohon enau pohon buah karet dan daun-daun pisang sebagai kenangan – terasa sangat purba -
sebatas apa bila rinduku pada rimbun kembali melambai agar pulangku adalah bagian dari kerinduan langka nun jauh sudah jejak kaki berjarak nian dari detak akar-akar padi

ia lekat di pelupuk mata

ibuku menyatukan daun-daun pisang lantas dibawa ke tengah pasar untuk ditawarkan aku ikut di sampingnya dengan langkah kecil tatapan mata kecil dan harapan-harapan kecil – aku pernah kecil dan tak punya daya ketika berlari di jalan setapak yang berkelok-kelok menuju arus sungai berpasir dengan jamban-jamban pemandian – kecipaknya aku sangat merindukan

ia lekat di pelupuk mata

akar-akar padi dalam lumpur mengisyaratkan agar aku lekas-lekas kembali
/asa, banjarbaru, juli 2014 

20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

Sokanindya Pratiwi Wening
~kampung halaman ~
kampung halamanku, katamu
dimana? kalau nyatanya aku lahir dan besar di
penjara

hijau hijau itu bukan dedaunan
tapi muka-muka masam bermata dalam
dentum-dentum itu bukan mercon perayaan
namun amuk senjata penuh kemarahan

bukan matahari sebagai teman
diam dan ancaman serupa menu makanan
terhidang kapan saja penguasa doyan

tuhan seperti tidur; aku ngelindur
bicara kampung halaman yang subur makmur
rakyatnya ramah tak doyan tawur
panen kapan saja tanpa nandur;
nyatanya, ayahku mati tanpa kubur

indonesia terbakar tanpa api...!


Krueng Geukueh, 09/06/2014


20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

Anung Ageng Prihantoko

Setapak yang Bercerita
Setapak yang bercerita
Tentang pematangmu yang terlentang
Hilang dihisapi mimpi masa depan
Dadamu yang gembur meriap pucuk-pucuk padi
punah terpendam pertempuran ekskavator dengan
Danyang-danyang yang bimbang
Akar-akar tunggang besi tulangan menerobos bumi menembus perut cacing-cacing tanah
Beton dan batu bata yang tumbuh subur menjalar meraih
Gumpalan awan-awan perawan di langit
Dan rumah-rumah kotak kubus itu telah mengubur tanah rumputan
Anak-anak kami gelisah mencari tempat bermain bola dan mengejar layang-layang
Akhirnya mereka tersesat di rental play station dan sebagian ditelan televisi
Alangkah kenangan kami lindap bersama detik-detik yang ranggas
Pada jam tua yang merangkak di desing angin malam yang asing
Belasan tahun lalu sungai adalah surga tempat kami mencari ikan dan thoe
Dan kemarin sungai itu meratap mengerang
Kesepian dan hampir mayat karena terlupa
Belasan tahun lalu kami asik bergetek di telar mencari biji bunga teratai
Yang di ujung lidah terasa begitu manis dan lezat
Tapi sekarang bunga-bunga itu telah entah
Bulan merah telah rapuh
Tubuhnya mengapur penuh abu
Dulu dia teman kami
Menerangi kami berlari menyusuri ladang-ladang tempat sembunyi
Bermain jonjang umpet selepas isya bersama tawa
Berhari-hari aku mencari
Sekotak permainan masa kecil
: gundu, thihtik benthik, dos-dosan, gobag sodor, jonjang umpet dan permainan lainnya
Akan kuajarkan pada anak-anakku
Tapi tersesat dimana mereka
Aku lupa di ruang otak sebelah mana aku menyimpannya.
Cilacap, 8 Juli 2014


















20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

M. Ardi Kurniawan

Purwarupa

Yogyakarta beralih rupa
Menjadi purwarupa ibukota
Jalanan menjadi sesak
Setiap menjelang senja

Setiap vakansi tiba
Orang kota ramai-ramai bergembira
Sementara orang asli Yogya
Terus bekerja dan bekerja

Deru mesin ibukota makin terasa di Yogyakarta
Mendesak-desakkan suaranya
Menggantikan jarak dan jeda
Di antara ruang-ruang kota

[Yogyakarta, 2014]


20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

Sofyan RH. Zaid

KAMPUNG HALAMAN KATA

kami duduk-duduk sepi # di beranda suatu pagi
cangkir kopi # beraroma hari
hari kamis # selepas gerimis
sisa air menetes dari daun # gending musim mengalun

kami berbincang perihal kabar # sebuah negeri yang terbakar
asap seketika menyebar # dada kami berdebar-getar
kami terbangkan doa # langit merah saga
air mata perlahan batu # mulut kami jadi bisu

kami duduk-duduk sepi # kemudian pergi menunda mati

2014


20 Puisi Terbaik untuk Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II

I Putu Wahya Santosa


Akar Kata
Dengan apa  pohon gejolak pikiran
Berkembang biak
Selain dengan cinta akar kata
Yang merentangkan setiap batang gelisahnya

Dengan apa pohon cuaca yang gamang di katakan
Dapat dicerahkan
Selain dengan kebijaksanaan akar kata
Yang selalu memberi kesadaran
bagi jiwa yang ingin bertumbuh
Menjadi dewasa di setiap musim

Dengan apa teka teki akal
Dapat diburu kekal
Selain dengan mempelajari pertumbuhan akar kata
Yang selalu menyerap mata air kedalam nuraninya