Setiap angkatan mereka membuat kenag-kenangan berfoto rapih dengan duduk rapih sehingga bisa disebutkan siapa siapa dari kiri kekanan, berdiri dan duduk, baris depan, baris kedua dan seterusnya. Guru zaman doeloe betul-betul memiliki nalar berfikir kedepan, ga seperti sekarang , dengar lulus saja corat-coret pilok, maen siram2an minuman, dan membuat pesta yang kurang pantas. apalagi gurunya juga ikut ke acara pesta kelulusan! owalah !
Sajian nasional informasi ilmu pengetahuan dan teknologi ,informasi umum, informasi pendidikan dan budaya.
Laman
- REDAKSI
- Berita Hari Ini
- Daftar Propinsi di Indonesia
- Daftar Negara-negara di Dunia
- Sastrawan Indonesia
- Daftar Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
- Kumpulan Syair Lagu Keroncong
- Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia
- Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kementerian
- Daftar Penerima Nobel
- Daftar Gunung di Indonsia
- Daftar Juara All England
- Daftar Juara Thomas Cup
- Daftar Presiden Amerika Serikat
- Daftar Lagu Nasional
- Daftar Sastrawan
- Penyair Tadarus Puisi
Senin, 18 November 2013
SBY tak tahu duduk sebenarnya Guru
Dia tidak tahu guru itu bagaimana. Apalagi hal ketidakadilan dalam lingkungan pendidikan. Di era otonomi guru menjadi bulan-bulanan politik orang yang berkuasa. Yang berprestasi kalah dengan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap atasan. Belum lagi ketidak adilan hal perolehan siapa yang dulu mendapatkan tunjangan profesi. Banyak guru baru dua tahun bekerja mendapat tunjangan itu dan banyak sekali yang sudah 'enggal' pensiun belum mendapat tunjangan , PLPG pun baru tahun ini dipanggil.
Tanamkan Objek Kongkret
Bukan lagu Kereta api !
'Ular naga panjangnya bulan kepalang....................' Demikian lagu anak anak tempo doeloe , Bukan 'naik kereta api tut-tut tut .............", karena guru zaman doeloe menanamkan objek kongkret bukan hayal
(lihat dua nak yang mengangkat kedua tangannya itu) akan berakhir dengan "ini dianya yang terbelakang..."
'Ular naga panjangnya bulan kepalang....................' Demikian lagu anak anak tempo doeloe , Bukan 'naik kereta api tut-tut tut .............", karena guru zaman doeloe menanamkan objek kongkret bukan hayal
(lihat dua nak yang mengangkat kedua tangannya itu) akan berakhir dengan "ini dianya yang terbelakang..."
Kamis, 14 November 2013
Rp 800 M Tambahan Buku Kurikulum (klipping Suara Merdeka Cetak) , 14 Nfember 2014. BOS dihapkan menjadi sumber pendanaan BUKU KURIKULUM 2013
JAKARTA- Pemerintah memastikan pengadaan buku untuk Kurikulum 2013 diserahkan kepada daerah dengan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan dana alokasi khusus (DAK).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) hanya mengalokasikan bantuan pengadaan buku sekitar Rp 800 miliar.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim menyadari, pengadaan buku kurikulum tidak mungkin ter-cover seluruhnya dengan dana BOS, khususnya untuk SD dan SMP. Sebab selain buku, terdapat sejumlah jenis operasional sekolah yang harus ditanggung dana BOS.
Apalagi, unit cost BOS SD dan SMP masih sangat kecil, yakni Rp 580.000 per siswa per tahun untuk SD dan Rp 710.000 per siswa per tahun untuk SMP. ”Kita transfer sekitar Rp 800 miliar untuk BOS buku SD dan SMP karena BOSnya masih kecil. Kalau SMA BOSnya sudah sekitar satu juta, masih cukup untuk membeli buku kurikulum baru,” ujar Musliar seusai peluncuran buku Menyemai Kreator Perdaban karya Mohammad Nuh, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, penggunaan dana BOS untuk pengadaan buku kurikulum tidak melanggar aturan. Sebab, lanjut dia, dalam petunjuk teknis BOS terdapat item pembelian buku pengayaan.
”Selama ini ada 13 item dalam BOS, termasuk untuk membeli buku. Sekarang item pembelian buku harus untuk membeli buku Kurikulum 2013,” tegas mantan Rektor Universitas Andalas itu.
Tiga Skenario
Seperti diketahui, Kemdikbud telah merencanakan tiga skenario pengadaan buku, pelatihan, dan sejumlah pelaksanan kurikulum baru, yakni dengan dana BOS, DAK, dan DIPA kementerian. Ada sejumlah alasan sehingga dilakukan kebijakan tersebut. Salah satunya, pemerintah enggan dianggap memonopoli proyek pengadaan buku.
”Kami tidak mau pengandaan buku ada di pusat. Kita tidak mau dituduh melakukan pembaruan kurikulum hanya untuk mencari proyek, makanya diserahkan ke DAK dan BOS. Kalau kurang, kita transfer dari DIPA untuk tambahan BOS buku,” terang Musliar.
Selain itu, Kemdikbud juga berharap ada peran aktif dari daerah dalam mengimplementasikan kurikulum baru. Menurutnya, banyak daerah yang ingin mengambil bagian untuk menyukseskan pelaksananaan kurikulum baru.
”Diharapkan banyak daerah berpartisipasi untuk membentuk ownership-nya. Terbukti banyak daerah dan sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 tanpa diminta,” ungkapnya.
Untuk mempertegas apa saja yang bisa dilaakukan oleh pemerintah daerah untuk menunjukkan kontribusinya, Kemdikbud segera mengeluarkan surat edaran terkait dengan teknis persiapan, pelaksanaan, hingga masalah pendanaan.
”Surat edaran akan terbit pekan ini. Dalam edaran ini kita minta buku itu dicetak dan diadakan melalui tiga sumber, yaitu BOS, DAK, dan DIPA kementerian. Daerah yang tidak punya DAK dapat dialokasikan dari APBD,” jelasnya.
Untuk Tahun Ajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 akan diterapkan untuk kelas I, II, IV, V SD, kelas VII dan VIII SMP, serta kelas X dan XI SMA/SMK. Pengadaan buku semester ganjil diharapkan di-cover dana BOS, sedangkan semester genap di-cover melalui DAK. (K32-60)
Rabu, 13 November 2013
Jasamu Guru SDV_0664.MP4
http://www.youtube.com/v/abBABJApxH0?version=3&autohide=1&showinfo=1&autohide=1&autoplay=1&attribution_tag=C0MXQ4r_AHXix1hW7Xc6KQ&feature=share
Langganan:
Postingan (Atom)