Tampilkan postingan dengan label Tokoh : Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh : Nasional. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 April 2013

JULI EKO SARWONO , PROFILE GURU TELADAN 2013

GURU JULI EKO SARWONO, KREATIVITAS UNTUK MENGGUGAH SISWA SENANG MATEMATIKA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaN6RDmde-Ql8IVyJPFVr5vZQ9UzFhVfUh1ikwlrHyO_few_jpjZEQUU0r_U5fIkfDXFJzQwfCYQr4JPKAt-hesZjHRV8wlQXu6oIPpXj0EOKfjQEYtoO-ZWhzDG7uLYle8VhdkUl7nZ0/s1600/Pak+Eko+-+Jelangkung.JPG

Raut ceria selalu tampak pada wajah Juli Eko Sarwono (49), guru matematika SMP Negeri 19 Kabupaten Purworejo. Dengan sabar, ia berpindah dari meja kelompok satu ke kelompok lainnya. Sembari melempar dadu terbuat dari kertas, ia dengan sabar meminta muridnya melakukan uji statistik peluang munculnya angka. Dimeja lain, ia meminta murid perempuannya mempresentasikan rumus volume kerucut dengan caping kertas bekas sebagai modelnya.
Biasanya, pelajaran matematika merupakan momok bagi pelajar. Hingga sekarang, mungkin masih ada sebagian pelajar yang masih merasa dipusingkan dengan angka dan rumus. Bergelut dengan kalkulator hingga sempoa, serta menghitung berbagai fungsi dan persamaan.
Namun tidak bagi kelas yang diampu Juli Eko Sarwono. Wajah riang, penuh semangat dan serasa tanpa beban tampak pada raut murid-muridnya. "Saya mencoba membuat matematika menjadi menyenangkan, jika murid sudah suka, transfer ilmu akan mudah," ujarnya kepada KRjogja.com, sekolahnya, Selasa (31/1).

Model yang digunakan Juli sebenarnya sederhana. Ia mencoba merubah paradigma pelajaran matematika yang tidak lepas dari angka dengan memasukkan alat peraga. "Saya menyebut cara ini metode kontekstual, apa adanya," paparnya. Lanjutnya, metode tersebut terbilang jitu untuk diterapkan pada anak usia SMP. Lanjutnya, pelajar mampu mengimajinasikan rumus-rumus yang ada dalam buku dengan menerapkan langsung pada berbagai alat peraga.

Sebelum menerapkan metode tersebut, ia mengaku otoriter dalam mengajar. Selain itu, semua harus kaku diterapkan berdasarkan buku pelajaran yang digunakan. Namun, jelang kenaikan kelas, murid mengecap Juli sebagai guru galak dan mereka merasa tidak nyaman selama belajar. "Target nilai matematika terpenuhi, disisi lain, murid menganggap saya galak, mereka jadi tidak nyaman. Itu yang membuat saya berpikir untuk merubah cara mengajar siswa," katanya.

Bahkan, guru yang hanya lulusan Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) tahun 1986 itu mengaku kerap memasukkan sepeda motornya ke dalam kelas sebagai media belajar siswa. Sepeda motor itu, ia jadikan contoh ketika Juli mengajarkan tentang lingkaran dan benda tabung. "Mereka praktik sendiri, mengukur sepeda motor saya, dan akhirnya menerapkan rumus matematika untuk menghitung," ucapnya.

Mengajar dengan cara seperti Juli bukan tanpa tantangan. Saat mengawali metode itu beberapa tahun silam, rekan sekerja melayangkan protes. Setiap kali usai mengajarkan matematika, ia meminta murid menempelkan hasil perhitungan berbagai rumus di tembok kelas. Selain itu, alat peraga juga dianggap bikin sumpek dan mengotori ruang kelas. Ia juga pernah dianggap sebagai guru 'edan' lantaran cara mengajar yang dinilai aneh.

Namun, setelah metodenya berhasil mencetak nilai bagus dan kenyamanan dalam belajar, ia justru didukung teman sekerjanya. Bahkan, sekolah meminjaminya satu kelas khusus untuk laboratorium matematika. "Kelas ini khusus matematika, jadi seperti laboratorium namun sederhana. Setiap pelajaran matematika untuk kelas sembilan, diajarkan di kelas khusus ini," paparnya.

Keberhasilan cara mengajar Juli juga membuatnya menjadi pembicara pada sejumlah seminar nasional bertema pendidikan di sejumlah tempat dan stasiun televisi. Ia tidak mempersoalkan dirinya tidak pernah lulus sebagai sarjana. Ia juga mengaku tidak masalah jika belum lolos uji sertifikasi. Juli merasa cukup dengan penghasilannya sebagai guru dan berwiraswasta. Sepulang mengajar di SMP 19 Purworejo, ia berjualan bakso keliling di lingkungan rumahnya di Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. "Lumayan, dapat tambahan penghasilan sedikitnya Rp 70 ribu setiap hari," ujarnya.
Dicap 'edan' ternyata tidak membuat Juli Eko Sarwono minder. Justru hal itu makin terlecut semangatnya untuk terus maju menjadi yang terbaik. Bahkan, karena kiprahnya, Juli mendapat penghargaan sebagai 'Good Practices' di bidang pendidikan oleh lembaga donatur asing Decentralized Basic Education 3 (DBE 3) - USAID.

Kepala SMPN 19 Purworejo Daryanto SPd menambahkan, sekolah mendukung metode pembelajaran yang diterapkan Juli Eko Sarwono karena terbukti bisa mengangkat nilai siswa. Nilai rata-rata sudah naik dari 5,4 menjadi lebih dari 7,5 untuk mata pelajaran matematika. "Kami dukung penuh, selain kebijakan juga dengan membangun laboratorium khusus matematika," ungkapnya. (Jas)

Sumber : krjogya.com


Rabu, 17 April 2013

Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprodjo

Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprodjo


Nama Lengkap : Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprodjo
Alias : Roy Suryo
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Kamis, 18 Juli 1968
Zodiac : Cancer
Hobby : Membaca | Diskusi
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Prof. Dr. dr. KPH Soejono Prawirohadikusumo, SPs, SP. Kd.
Ibu : R Ay. Soeratmijati Notonegoro


PENDIDIKAN
  • Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada
  • Magister Perilaku dan Promosi Pascasarjana UGM.
KARIR
Menteri Pemuda dan Olarhraga
Anggota DPR/MPR RI 2009-2014.
Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Teknologi / BPTIY (mulai 1999).
Konsultan Internet & Video Teleconference Polda DIY (mulai 1999).
Widyaiswara Sistem Informasi Diklat Depdagri & Deppen (mulai 1998).
Tutor Diklat RCTI, TPI & Reguler di SAV Puskat & Mandiri (mulai 1997).
Dosen dan konsultan multimedia di ISI dan UGM.
PENGHARGAAN
  • Menerima "Golden Award Indonesian Telematika Writer" (September 2000).
  • IJTI-Award 2000" untuk bidang pendidikan (Juni 2000).
  • Dosen Teladan II Fakultas Seni Multimedia ISI Yogya (Juli 1998).
  • Juara I Lomba Foto Depparpostel Tingkat Nasional (1996).
  • Juara II Lomba Foto Rona Marina Aerobic (1995).
  • Juara II Lomba Foto Iptek Tingkat Nasional (1995).
  • Juara I Nikon Photo Contest JPVE (1995).
  • Juara I Lomba Foto Perkebunan Tingkat Nasional (1995).

Minggu, 14 April 2013

Rasuna Said

Rasuna Said

Nama Lengkap : Rasuna Said
Alias : Hajjah Rangkayo Rasuna Said | HR Rasuna Said
Agama : Islam
Tempat Lahir : Maninjau, Agam, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Kamis, 15 September 1910
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia

Anak : Auda Zaschkya Duski

Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah menerima penghargaan sebagai pahlawan nasional Indonesia dari pemerintah. Ia merupakan pejuang yang dengan gigih memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, sama seperti perjuangan yang dilakukan oleh Ibu Kartini. HR Rasuna Said dikenal sebagai sosok yang berkemauan keras dan memiliki pengetahuan yang luas.

Pada masa kecilnya, ia telah mengenyam pendidikan Islam di pesantren. Pada saat sekolah inilah, ia pernah menjadi satu-satunya santri perempuan. Sejak saat itu, Rasuna Said sangat memperhatikan kemajuan dan pendidikan bagi kaum perempuan. Ia menilai bahwa perjuangan tersebut tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur pendidikan, namun bisa dilakukan juga dengan perjuangan politik. Kemudian, ia memulai perjuangannya untuk membela kaum perempuan dengan bergabung di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang.

Setelah itu, ia menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia. Karena kemampuan dan cara pikirnya yang sangat kritis, ia sempat ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda pada tahun 1932. Rasuna Said juga tercatat sebagai wanita pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum pemerintahan Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda.

Pada masa penjajahan Jepang, Rasuna Said merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya. Dalam karir politiknya, HR Rasuna Said pernah menjabat sebagai DPR RIS dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak tahun 1959 sampai meninggal. Rasuna Said diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Untuk mengenang jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, nama HR Rasuna Said diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

sumber: merdeka.com
KARIR
  • Sekretaris Cabang Sarekat Rakyat
  • Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS)
  • Anggota Dewan Pertimbangan Agung
  • Dewan Perwakilan Sumatera
PENGHARGAAN
  • Pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974

Raden Adjeng Kartini

Raden Adjeng Kartini

Nama Lengkap : Raden Adjeng Kartini
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 21 April 1879
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Indonesia

Suami : R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat
Anak : R.M Soesalit

Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini merupakan sosok wanita pribumi yang dilahirkan dari keturunan bangsawan anak ke 5 dari 11 bersaudara ini merupakan sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kartini sangat gemar membaca dan menulis,tapi sangat di sayangkan orang tuanya mengharuskan Kartini menimba ilmu hanya sampai sekolah dasar karena harus dipingit tetapi karena tekad bulat kartini untuk mencapai cita citanya, Kartini mulai mengembangkan dengan belajar menulis dan membaca bersama teman sesama perempuannya, saat itu juga Kartini juga belajar bahasa Belanda.

Kartini tidak pernah patah semangat,dengan rasa keingintahuan yang sangat besar, kartini ingin selalu membaca surat surat kabar, buku buku dan majalah eropa dari situlah terlintas ide untuk memajukan wanita wanita Indonesia dari segala keterbelakangan.ditambah dengan kemampuannya berbahasa Belanda, Kartini juga surat menyurat dengan korespondensi dari Belanda.
Sempat terjadi surat menyurat antara Kartini dan Mr.J.H Abendanon untuk pengajuan beasiswa di negeri Belanda, tetapi semua itu tidak pernah terjadi dikarenakan Kartini harus menikah pada 12 November 1903 dengan Raden Adipati Joyodiningrat yang pernah menikah 3 kali.

Perjuangan Kartini tidak berhenti setelah menikah, beruntung Kartini memiliki suami yang selalu mendukung akan cita citanya untuk memperjuangkan pendidikan dan martabat kaum perempuan, dari situlah Kartini mulai memperjuangkan untuk didirikannya sekolah Kartini pada tahun 1912 di Semarang. Pendirian sekolah wanita tersebut berlanjut di Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, Cirebon. Sekolah kartini didirikan oleh yayasan kartini, adapun yayasan Kartini sendiri didirikan oleh keluarga Van Deventer dan Tokoh Politik etis.

Kartini meninggal Selang beberapa hari setelah melahirkan anak pertama bernama R.M Soesalit pada 13 September 1904, tepatnya 4 hari setelah kelahiran R.M Soesalit, saat itu usia Kartini masih telatif muda di usia 25 tahun.
Setelah kematian Kartini, seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr.J.H Abendanon mulai membukukan surat menyurat kartini dengan teman temannya di eropa dengan judul  “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
sumber : merdeka.com
PENGHARGAAN
  • Tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan
  • Setiap tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini
  • Namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda. Seperti di Utrecht, Venlo, Amsterdam, Haarlem

Dewi Sartika


Dewi Sartika
Nama Lengkap : Dewi Sartika
Alias : No Alias
Tempat Lahir : Cinean
Tanggal Lahir : Kamis, 4 Desember 1884
Zodiac : Sagittarius
Warga Negara : Indonesia

Suami : Raden Kanduruan Agah Suriawinata

Dewi Sartika lahir dari pasangan ningrat Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara dengan didikan beraneka ragam budaya, dari didikan budaya sunda hingga didikan barat.
Kegemarannya dalam belajar mengajar dalam hal membaca dan menulis sudah terlihat sejak kecil dengan mempraktikkan bersama anak anak pembantu di kepatihan,Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.
Semakin banyak ilmu yang di gali di masa dewasanya, Dewi Sartika semakin gencar dalam mewujudkan cita citanya dengan bantuan Pamannya Bupati Martanagara untuk mewujudkan cita citanya,salah satu langkah awal dengan mendirikan sekolah di tahun 1902 yang mana di awali dengan pendidikan keterampilan Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu.
Berkembanglah pula ide untuk membuka sekolah perempuan atau Sakola Istri pertama se-Hindia-Belanda pada tahun 16 Januari 1904 setelah Konsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara.Keberhasilan sekolah perempuan Dwi Sartka bisa mencetak lulusan lulusan perempuan bermartabat yang haknya sama dengan kedudukan laki laki.
Sekolah perempuan semakin berkembang dengan pergantian nama menjadi Sekolah Keutamaan Perempuan ( sakolah kautamaan istri ) di tahun ke 10 ( 1914 ),dan di saat perjalanan itu pula menikahlah Dewi sartika dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata di tahun 1906,yang mana pasangan Dewi Sartika adalah suami yang memiliki visi misi yang sama dalam memperjuangkan pendidikan, semakin berkembangnya sekolah perempuan yang didirikan Dewi Sartika, di tahun ke 25 pada bulan september 1929, diadakanlah peringatan pendirian sekolah yang mana sekaligus berganti nama menjadi Sakola Raden Dewi.
Dengan keberhasilan perjuangan Dwi Sartika,tercetuslah seorang anak bangsa tokoh pejuang wanita dari bandung yang membela hak kaum wanita dalam urusan pendidikan.
Dewi wafat pada 11 September 1947. Sebelumnya Dewi Sartika ikut mengungsi bersama-sama para pejuang yang terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan dan disaat itu Setelah terjadi Agresi militer Belanda tahun 1947.

Riset dan analisa oleh Eko Setiawan
sumber merdeka.com
PENGHARGAAN
  •  Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI no 152/1966

Sabtu, 22 Desember 2012

BIOGRAFI MUHAMMAD NUH, INILAH MENTRI YANG MEMBUDAYAKAN GANTI MENTRI GANTI KURIKULUM

Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA (lahir di SurabayaJawa Timur17 Juni 1959; umur 53 tahun) adalah Menteri Pendidikan Nasional Indonesiasejak 22 Oktober 2009. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (20072009) dan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode tahun 20032006.

Mohammad Nuh adalah anak ketiga dari 10 bersaudara. Ayahnya H. Muchammad Nabhani, adalah pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya. Ia melanjutkan studi di Jurusan Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dan lulus tahun 1983.
Mohammad Nuh mengawali kariernya sebagai dosen Teknik Elektro ITS pada tahun 1984. Ia kemudian mendapat beasiswa menempuh magister diUniversite Science et Technique du Languedoc (USTL) MontpellierPerancis. Mohammad Nuh juga melanjutkan studi S3 di universitas tersebut.
Nuh menikah dengan drg. Layly Rahmawati, dan ia dikaruniai seorang puteri bernama Rachma Rizqina Mardhotillah, yang lahir di Perancis.
Pada tahun 1997, Mohammad Nuh diangkat menjadi direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS. Berkat lobi dan kepemimpinannya, PENS menjadi rekanan tepercaya Japan Industrial Cooperation Agency (JICA) sejak tahun 1990.
Pada tanggal 15 Februari 2003, Mohammad Nuh dikukuhkan sebagai rektor ITS. Pada tahun yang sama, Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika. Ia adalah rektor termuda dalam sejarah ITS, yakni berusia 42 tahun saat menjabat. Semasa menjabat sebagai rektor, ia menulis buku berjudul Startegi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (disingkat Indonesia-SAKTI).
Selain sebagai rektor, Mohammad Nuh juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur, Pengurus PCNU Surabaya, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya. Muhammad Nuh juga dikenal sebagai seorang Kiayi, sering memberi ceramah dan khutbah jumat di berbagai masjid di Surabaya dan dikenal sebagai Ulama.

Minggu, 25 Maret 2012

TOKOH KOPERASI INDRAMAYU SAAT INI

BAPAK KARSITA SESEPUH DAN TOKOH KOPERASI PEGAWAI DI INDRAMAYU, PANTAS DICALONKAN SEBAGAI PENERIMA PENGHARGAAN PENGGERAK KOPERASI TAHUN 2012 Bapak Karsita, yang lebih akrab dikenal "Wa Ito" itu merupakan sesepuh koperasi pegawai di Indramayu. Baliau pantas menyandang ini karena komitmennya terhadap gerakan koperasi sejak tahun 1975. Kini tinggal Bapak Karsita yang masih sehat meski usianya telah sepuh, terakhir 2010 pensiun dari jabatan Pengawas Sekolah di UPTD Pendidikan kecamatan Pasekan Indramayu. Bapak Karsita, ketika itu bersama-sama dengan tokoh koperasi lain,seperti H.Mustakim, H.Kaharuddin, H Zazuli,ES ,tahun 70-an telah bergelut memajukan koperasi di Indramayu hingga seperti sekarang ini koperasi makin maju dan berkembang. kini hanya ada dua orang yang tersisa yaiti Bapak Karsita dan Bapak Komaya Sumantri. Karsita karena perjuangannya memajukan koperasi di Indramayu, khususnya koperasi pegawai maka pada tahun 2012 ini diusulkan kepada Bupati Indramayu sebagai salah seorang penerima penghargaan penggerak koperasi di Indramayu.

Minggu, 14 Agustus 2011

DR. H. IRIANTO MAHFUD SIDIK SYAFIUDDIN , PEMIMPIN YANG DICINTAI RAKYAT

HIKMAH PEMBANGUNAN SPORT CENTER INDRAMAYU
2004 KETIKA ITU SEBAGAI BUPATI INDRAMAYU

Dr. H. Irianto MS Syafiuddin tetap dikenang oleh ribuan pedagang yang memadati areal parkir dan sepanjang jalan lingkar Sport Center Indramayu. Bayangkan ribuan pedagangh sekarang telah mengenyam keuntungan dari adanya pembangunan Sport Center itu. Mereka tidak hanya siang hari para pedagang itu membuka dagangannya tetapi pada malam hari menjadi lebih ramai bak pasar malam.
Sejenak masyarakat tak mempedulikan siapa ppencetus ide pembangunan pusat berlatih olah raga itu. Namun bagi mereka yang merasakan keberuntungan dengan adanya lokasi tersebut, mereka akan mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Irianto MMafud Sidik Syafiuddin , seoprang bupati pada saat itu yang memberikan kehidupan perdagangan bagi rakyatnya.